sebelas

108 34 16
                                    

SEMUA terjadi dengan begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEMUA terjadi dengan begitu cepat. Mulai dari Jefri yang terjebak hutang milyaran pada rentenir karena ulah Salsa, sampai Ruby yang kini menyesali tindakannya. Meminta tolong pada Rudy, bosnya, memang membuahkan hasil yang lumayan. Karenanya Jefri terbebas dari ancaman penjara sampai dibunuh oleh si lintah darat.

Namun berurusan dengan Rudy sama dengan berurusan bersama Lucifer. Setidaknya itu anggapan Ruby. Mengingat bagaimana kelakuan Rudy yang sulit ditebak dan lebih sering seperti setan yang mengajaknya menikah terus-menerus.

Sama seperti hari ini, Rudy dengan kesetanannya memaksa Ruby menemui mamanya, meski pria itu sudah memberitahukan kemarin. Tetap saja, menurut Ruby akan lebih menenangkan kalau pertemuan di atur sepulang kerja, bukan di jam makan siang di mana dia bisa jadi bahan gosip pegawai lain lagi.

"Bapak harusnya diskusikan dulu ya dengan saya. Nggak kayak gini caranya," protes Ruby setengah berbisik untuk kesekian kalinya. Masih belum menyerah meski protes yang sudah lalu diabaikan oleh Rudy.

Pria itu menaruh atensi penuh pada iPad miliknya. Terlihat jelas masih bisa melakukan pekerjaan di sela aktivitas seperti ini. Sementara asisten Rudy mempersiapkan beragam menu makan siang mulai dari hidangan pembuka sampai hidangan pencuci mulut.

Kesal karena terus diabaikan, Ruby menyenggol keras bahu Rudy sampai pria itu oleng ke samping. Mengundang tawa tertahan dari asisten pribadinya. Kalau begini sih Ruby sendiri jadi ikut malu.

Sesaat dia dan Rudy saling bertukar pandang. Bukan yang romantis melainkan saling mendelik satu sama lain sampai Rudy berdeham, mulai menjalankan dramanya. Tanpa persiapan, Ruby hanya bisa pasrah ketika tangan Rudy mengusak puncak kepalanya kemudian mengecup singkat keningnya. Mengecup. Tolong dicatat seorang Rudy mengecup kening Ruby!

Kepala Ruby mungkin sudah berasap seandainya dia hidup di dunia kartun. Kalau tidak ada asisten Rudy, dia sudah bergerak mengecek apakah di pasal perjanjian mengijinkan Rudy mengecupnya atau tidak. Seandainya tidak, Ruby siap mematuk Rudy dengan heelsnya.

"Pak Rudy, saya kaget loh tau-tau Bapak mengumumkan pernikahan ke media," Laras, asisten pribadi Rudy mengulas senyum ramah pada Ruby. "Lebih kaget lagi waktu saya tau calon istri Bapak bekerja di Jagaraga juga," imbuhnya.

Ruby hanya tertawa kering menanggapi. Kalau dia bisa, dia akan membongkar bagaimana mereka bisa terlibat dalam hubungan calon suami-istri ini.

"Kalau diceritain mungkin kisah kami akan setebal buku pelajaran," Rudy berujar sembari lengannya mencari bahu Ruby untuk dirangkul. "Tapi, aku sangat mencintai calon istriku. Benar kan, sayang?"

"Iya, aku juga sangat mencintai calon suamiku," dan di sinilah Ruby. Sudah terlanjur masuk dalam drama perkawinan kontrak dengan bosnya sendiri.

Di hadapan mereka Laras yang baru selesai menyiapkan makan siang terkikik geli. Dia sudah mau pamit ketika pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita dengan pakaian trendi dan aroma fuschia yang semerbak.

Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang