empat belas

140 33 7
                                    

semua ide cerita, karakter, nama dan tempat kejadian berasal dari imajinasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

semua ide cerita, karakter, nama dan tempat kejadian berasal dari imajinasi. adanya kemiripan dengan dunia nyata hanya kebetulan. jangan lupa vote dan komen biar semangat update, besties.

***

RUBY memandang nanar pada pantulan dirinya di cermin yang meski dia tetap terlihat cantik dan menawan, tetap saja dia merasa miris. Ini malam pertamanya bersama Rudy dan mereka terpaksa menghabiskannya di salah satu hotel berbintang ternama demi menjaga reputasi dari pernikahan sandiwara mereka.

Menyebalkannya Rudy tidak pernah cerita kalau mamanya adalah wanita yang pernah di tolong oleh Ruby. Lihat sekarang ulah mama Rudy, alih-alih membantu membawakan koper berisi baju untuk Ruby, dia malah menata rapih bermacam jenis lingerie di dalam koper. Tadi, Ruby dibuat tertegun mendapati lingerie yang mayoritas berwarna merah terang begitu dia membuka koper. Sialnya dia tidak menemukan ada baju tidur yang disiapkan untuknya. Seolah ini memang rencana yang sengaja diatur oleh mama Rudy.

Ruby meringis memegang tali lingerie yang melingkari bahunya. Kalau begini bagaimana dia sanggup keluar kamar mandi sementara si Rudy masih asik bersantai di kasur mereka? Terlebih dengan kontrak konyol sialan yang tidak lebih dulu dia baca. Apa katanya? Harus punya anak? Kalau begitu caranya Ruby yang harus berusaha keras untuk mencegah hal itu terjadi.

Ruby masih memutar akal saat suara ketukan beberapa kali mengejutkannya. Di seberang pintu, Rudy memanggilnya. Sembari memberengut dan menyumpal asal lingerie yang berserakan di lantai, memasukannya ke dalam koper, Ruby merapihkan diri, agak panik.

"Kenapa lama banget? Kamu masih hidup kan? Nggak lucu kalau malam pertama malah istriku mati di kamar mandi," bahkan di saat seperti ini Rudy masih sama menyebalkannya.

Ruby mendengus lantas mengacak rambutnya sebal. Frustasi atas pakaiannya sendiri sampai matanya menemukan sebuah harta karun tidak terduga sekaligus terlupakan. Dia masih punya satu opsi! Sebuah bathrobe yang tergantung segera dia ambil dan dia kenakan. Masa bodoh kalau dia harus tidur menggunakan bathrobe.

Setelah memastikan dirinya rapih dan lingerie yang melekat pada tubuhnya tidak menampakkan diri, Ruby segera bergegas membuka pintu kamar mandi. Langsung berhadapan dengan Rudy yang masih mengenakan kemeja putih dengan rambut berantakan. Ada gurat-gurat lelah yang terpampang di wajahnya.

Ruby berdeham menetralisir keterdiaman yang entah bagaimana bisa memeluk mereka sejenak.

"Kok pakai bathrobe? Pakaian kamu mana?" tanya Rudy setelah sadar Ruby mengenakan bathrobe alih-alih pakaian untuk bersantai dan tidur.

Ruby mendecak malas lalu menunjuk kopernya yang masih ada di sudut dekat cermin kamar mandi.

"Nyokap lo nggak bawain gue pakaian yang benar," protesnya yang dibalas kernyitan oleh Rudy.

Pria itu melongok sebentar ke dalam kamar mandi, memperhatikan koper dan helai lingerie yang tampak keluar sedikit. Seketika dia sadar maksud dari ucapan Ruby, namun ada hal lain yang mengganggunya lebih dari persoalan lingerie dan Ruby yang mau tidur memakai bathrobe.

Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang