Bab 10: Gelar Baru

12 2 0
                                    

Gelar Baru

Alhamdulillah sekarang Rara sudah memiliki banyak kenalan, jadi tak heran jika perusahan-perusahan lain ingin mengajak bekerja sama dengan Rara. Sekarang butik Rara melonjak sehingga bisa terekspor sampai keluar negeri untuk memamerkan pakaian Indonesia.

Umi sangat bangga atas pencapaian anaknya tersebut, tetapi ibu tidak lupa untuk mengingatkan Rara jangan lupa untuk bersyukur dan beribadah kepada Allah, karena tanpa kehendak sang maha kuasa hambanya tidak akan bisa sukses. 

Tak terasa Rara sekarang sudah di semester akhir, ia mempersiapkan laporan-laporan, tugas-tugas demi gelar sarjanya. Terkadang umi merasa kasihan kepadanya belum mikiri kuliah belum lagi menemui klaein. 

“Ra, jangan lupa istirahat ya jangan terlalu diporsir kali, nanti kamu sakit,” ucap Umi.

“Iya makasih mi, tapi ini banyak kali laporan yang harus di persiapkan.” jawab Rara.

“Ya sudah kalau seperti ini, biar Umi saja yang ambil alih usaha kamu untuk sementara biar kamu bisa fokus ke tugas kuliah kamu.” tawar Umi.

“Tapi Rara enggak mau membuat Umi capek, sudah enggak papa mi Rara kuat kok.” jawab Rara tegas.

“Sama sekali Umi enggak capek demi kamu apa sih yang enggak Umi buat.” jawab Umi penuh keyakinan.

“Ee…Umi tambah sayang Rara jadinya, jadi Rara ngerepoti Umi deh.” sambung Rara manja.

“Tidak sayang enggak ngerepoti kok, nanti kalau ada kendala Umi akan lapor ke bos Rara.”

“Umi jangan panggil bos, padahal Umi bosnya Rara anak buahnya."

“Heheh, kamu bisa aja. Cepat sana tidur enggak bagus begadang terus, lihat tu mata kamu sudah bengkak dan merah.”

“Iya sih mi, Rara dah ngantuk nih. Kalau begitu Rara mau siap-siap dulu baru tidur.”

“Ha gitu dong baru anak berbudi." Sanjung Umi.

“Ih, Umi nama Abi kan Shaleh bukan Budi!"

“Haahah kamu ada-ada saja, dah la Umi juga ngantuk ni. Umi ke kamar ya.”

“Iya Umiku semoga mimpi Sbi ya.” ledek Rara kepada umi.

Semua laporan sudah selesai, tinggal menunggu waktu wisuda saja. Tetapi sebelum wisuda, Rara ingin bertemu Rena.

"Assalamualaikum Ren, lagi sibuk enggak?' tanya Rara.

"Wa'alaikumussalam, enggak Ra. Ada apa?" Jawab Rena.

"Pengen ketemu, aku otw. Kita ketemu di taman pinggir kota tempat biasa ya,"

"Oh, oke Ra. Aku siap-siap juga ni."

Tidak butuh lama, mereka pun ketemuan. Dan mereka pun menceritakan apa yang mereka rasakan setelah mereka berpisah beberapa bulan ini.

Dan Rena teringat, bahwa sebantnya dia tahu siapa sosok rahasia dibalik surat yang dikirim ke Rara.

"Ra, kenal Keni nggak? Anak IPS 2 yang dulu cool banget,"

"Ha, iya kenal. Tapi kan dia sombong selalu bully kita berdua,"

"Iya sih dia nyebelin. Tau enggak 2 Minggu yang lalu aku ketemu dia, dan dia cerita kenapa kamu enggak balas suratnya?"

"Loh, berarti dia dong yang ngirim surat rahasia itu. Hemm kirai siapa, malas banget mau balas surat orang sombong kayak dia,"

"Hahaha enggak boleh gitu Ra, sepertinya dia naksir kamu deh,"

"Tapi maaf ya aku enggak tu, dia suka sama orang tunggu dia uda terkenal gitu? "

"Hahah, tah la Ra. Sudahi la lupakan saja, enggak penting juga sih."

"Iya kamu benar Ren."

***

Tak terasa waktu yang ditunggu-tunggu Rara akhirnya sampai yaitu mendapat gelar baru, yaitu Rara Amiratunnisa S.Pd. loh kok gak nyambung Rara kan pengusaha kok gelar S.Pd? ya sebenarnya Rara dari dulu bercita-cita menjadi guru tapi tak kesampaian akhirnya  ia mengambil jurusan pendidikan. 

"Tidak ada yang tidak mungkin, jika kita terus berusaha dan ada kemauan pasti yang Mahakuasa juga akan memberi jalan kepada hambanya".

Cinta di Balik Ka'bahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang