Bab 5 Pertemuan ke-2

52 6 0
                                    

Keesokan harinya Rara akan pergi ke butiknya yang ada di Surabaya dengan menggunakan mobil pribadinya, sebelum berangkat umi sudah menyiapkan sarapan untuk Rara. Kemudian Rara pun langsung pamit ke umi.

Dalam perjalanan terlihat masih biasa aja. Tiba di lampu merah yang sangat macat, tanpa sengaja Rara melihat ada sosok lelaki yang iya kenal.

“Yaa…i…tu kan Ali, tapi mengapa Ali menggandeng perempuan bercadar. Apakah itu istrinya? Ku urungkan niat ku untuk turun dari mobil. Lampu merah berganti lampu hijau, banyak sekali suara klakson yang ada dibelakangku.”

Kemudian Rara pun melaju sambil memikirkan apa yang dilihatnya dilampu merah tadi. Iya membayangkan jika benar itu Ali dan istrinya.

Dan siiittttt….astagfirullah hampir saja Rara menabrak seorang anak kecil, Rara pun keluar dari mobil dan melihat anak kecil tersebut ketakutan. Rara pun meminta maaf kepada anak kecil tersebut. 

Karena kejadian barusan Rara tidak jadi ke Surabaya ia memtuskan pergi ke toko buku aja untuk mengalihkan pikirannya. Biasanya kalau lagi banyak pikiran Rara akan ke toko buku langganannya. Perjalanan menuju toko buku Rara masih memikirkan apa yang terjadi dijalan tadi. 

Setibanya di toko, Rara mencari-cari buku yang keluaran terbaru dan tak lain adalah novel. Sejak SMA Rara sangat suka baca novel, mungkin kalau dipikir-pikir kamarnya penuh dengan novel persis seperti toko buku. 

Rara pun berkeliling-keliling mencari buku per rak, dan akhirnya ia menemukan buku yang ia cari. Ketika Rara hendak mengambil, seseorang lebih dulu mengambilnya

“Eh, Rara…kamu disini? Untuk kamu aja deh bukunya” ucap seorang laki-laki yang tidak asing bagi Rara.

“A..Ali, kamu kok ada di sini? Dan siapa dia” Tanya Rara kesal sambil menunjuk perempuan disamping Ali

“Kamu kok marah sih”

“Gak marah sih hanya kesal saja, yaudah deh aku pergi dulu ya” jawab Rara tanpa mendengarkan dahulu penjelasan Ali.

Dari kejadian tersebut Rara memutuskan pulang dan tidak jadi membeli buku yang padahal sudah ditemukan tadi. Diperjalanan Rara menyetir dengan laju yang sangat cepat dan tiba-tiba sit…Rara menyenggol pengguna sepeda motor, dan untuk mengelakkan korban Rara menabrak pohon besar.

Selang beberapa jam, Rara akhirnya sadar dari komanya. 

“Mi, ini dimana?”

“Kamu dirumah sakit sayang”

“Emangnya Rara kenapa mi kok bisa ada disini?

“Kamu dah seminggu koma Ra, kamu kecelakan”

“Apa mi seminggu? Kok lama banget. Duh mi pusing”

“Iya, kamu jangan banyak gerak dulu kamu harus istirahat ya”

Disisi lain setelah pertemuannya dengan Rara, Ali langsung mencari keberadaan Rara dan dia menemukan alamat butiknya. Alhasil butiknya tutup, setiap hari ia kesana tapi tidak menemukan siapa-siapa. Akhirnya Ali menemukan dimana Rara karena gak sengaja tadi ketemu sama satpas disitu. 

Ali pun segera ke rumah sakit, dan bertanya ke petugas ternyata Rara sudah pulang sepuluh menit yang lalu. Kemudian Ali meminta pertinggal data-data Rara pada suster, Alhamdulillah Ali menemukan alamat Rara. Tetapi Ali memutuskan besok saja kerumah Rara karena hari juga sudah sore, lagian Rara juga baru pulang dari rumah sakit jadi harus banyak istirahat.

Sesampainya dirumah, Rara tiba-tiba mengingat dia kecelakaan karena ia bertemu Ali dengan seorang wanita. Rara langsung ke kamar sambil menangis. Umi kelihatan bingung apa yang terjadi dengan anaknya. Umi  terus membujuk Rara keluar tetapi hasilnya tidak ada balasan dari kamar. Sampai malam haripun kamar tetap dikunci, umi sangat khawatir dengan keadaanya, terus mengetuk pintu tetapi Rara tidak mau menjawabnya. 

“Rara, keluar dong nak kamu baru saja pulang dari rumah sakit. Kamu harus minum obat”

“Iya mi ni Rara juga dah minum obat kok”

“Kamu kenapa sih keluar dong umi khawatir dengan keadaan kamu”

“Gak usah khawatir mi Rara uda sehat kok”

Akhirnya beberapa jam kemudian Rara keluar kamar dengan mata yang sedikit bengkak karena menangis.

“Akhirnya kamu keluar juga sayang, kamu kenapa sih tiba-tiba masuk kamur tadi”

“Gak papa kok mi Cuma pengen cepat-cepat rebahan di kamar aja kok”

“Tapi mata kamu kok bengkak? Kamu baru nangis ya?”

“E…Enggak kok mi Cuma kelilipan doing tadi”

“Kamu bohong kan sama umi? Cerita aja sama umi, jangan ada yang ditutupi gitu dong”

“Iya mi gak papa kok”

Rara dan umi pun bincang-bincang santai dan tak lupa umi selalu mengingatkan Rara untuk minum obat agar lekas membaik.

“Percayalah akan saatnya ada pertemuan setelah perpisahan, kita jangan langsung menganggap kalau keadaan tidak bisa berubah. Jika banyak masalah tetaplah mendekatkan diri pada Rabb, mungkin akan mendapatkan jalan keluar”.

Cinta di Balik Ka'bahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang