Bab 7 Kejadian Tidak Terduga

15 3 0
                                    

Dari kejadian tersebut walaupun umi bilang wali nikah Rara adalah penghulu, tetai Rara terus berusaha mencari abang kandungnya tersebut. Tetapi ia bingung dimana harus mencarinya alamatnya aja gak tahu apa lagi ciri-cirinya. Umi juga gak tau identitasnya dimana.

Akhirnya Rara menelepon Rena kali aja dia gak sibuk

Tut…tut…

“Assalamualaikum, Rara ku sayang” jawab Rena

“Waalaikumussalam, akhirnya kamu angkat juga”

“Ada apa Ra? Kok tiba-tiba nelepon”

“Kamu lagi sibuk gak? Soalnya aku mau ke mall ni”

“Ngapain kamu ke mall sing-siang gini?

“Ada yang mau aku cari. Kamu lagi sibuk gak?”

“Oo, maaf ya Ra aku lagi sibuk banget ni gak bisa nemenin kamu” (Padahal Rena ada di rumah, sengaja mau buat kejutan ke Rara)

“O gitu ya, ya uda deh” tutup telepon dengan kesal

Setibanya Rara sampai di mall dia berjalan sendiri sedangkan Rena sudah menyiapkan strategi untuk buat kejutan ke Rara. Kali ini Rara akan menuju ke tempat pakaian, Sedangkan Rena berpura-pura menjadi kasir, karena ia telah meminta izin ke petugas. Setelah selesai Rara mmau membayar dan supraise.

“Loh Rena!”

“Hai Rara mau bayar ya mbak?”

“Ih jangan becanda gitu la, btw kamu kok ada disini”

“Bentar-bentar aku mau ganti baju dulu”

Mereka pun menuju kafe terdekat.

“Heheh maaf ya Ra sebenarnya sudah dua hari ini aku ada dirumah, Cuma mau nunggu aja kamu telepon biar aku bisa kasih kejutan ke kamu” 

“Tadi aku sempat kesal loh sama kamu”

“Heheh maaf ya, ih aku kangen kali sama kamu lo”

“Eee aku juga”

“Oiya btw dengaren kamu ke tempat pakaian mau ada acara apa sih?”

“Astagfirullah maafin aku ya Ren, Rara lupa bilang kalau minggu depan Rara mau nikah”

Sontak Rena kaget mendengar jawaban Rara.

“Apa kamu bilang nikah? Cobak cubit. Aw sakit berarti gak mimpi sama siapa Ra?”

“Hemm, sama orang yang pernah aku bilang sama kamu yang aku ketemu di Mekkah”

“Masyaallah sosweet banget”

“Kok sosweet gak nymabung kamu Ren”

“Oiya gak nyambung ya, eh tapi kamu kok gak bilang dari awal sih sama aku jadi bête ni. Masak iya sahabat nya yang paling antik ini dilupakan”

“Maaf la sahabat tercantik sejagat raya namanya lupa aku kira kamu sibuk jadi takut gak diangkat no nya”

“Emang iya sih akhir-akhir ini aku super sibuk banyak pasien”

“Susah emang ya jadi perawat ini, tapi intinya dimalam aku nikah kamu harus uda ada pokoknya kamu saksi pernikahan ku”

Mereka pun tertawa dan menceritakan kegiatan selama mereka berpisah.

Hari pernikahan pun tiba, Rara kelihatan sangat cantik, sampai umi pangling melihatnya. Semua yang diingikan Rara pun telah tercapai mulai dari perlaminan yang sangat sederhana serba putih. Membuat sudut rumah kelihatan elok dipandang. 

Tiba-tiba terdengar suara mobil dari luar dan umi mengajak Rara keluar kamar dan menyambut mempelai pria.

Tak disangka umi kaget melihat sepasang suami istri yang pernah ia kenal dan diikuti Ali calon suami Rara. 

“Assalamualaikum bu” ucap Ali sembari menyalam umi Rara

“Waalaikumussalam, sebentar Ali siapa yang bersama kamu ini? Tunjuk umi kepada Ali

“Oo ini bu, mama dan papa Ali”

“Apa? Mama dan papa kamu?”

Umi dan keuarga Ali pun saling pandang-pandangan seperti mereka pernah bertemu

“Ibu dan bapak bukannya pasangan yang pernah menolong saya di rumah sakit ya? Tanya umi

“I…iya bu, ibu keluarga mempelai wanita ya? Wah kita bakalan saudara dong” jawab mama Ali

“Gak mungkin, mengapa jadi seperti ini”

“Kenapa bu” Tanya mama Ali kembali

“Ma, ini uminya Rara, calon istri Ali” jawab Ali

“Apa? Gak mungkin ini bisa terjadi”

Ali pun bingung kenapa semua orang bilang gak mungkin, ia pun terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa sebenarnya yang terjadi

Tiba-tiba umi pingsan. Acara pun ditunda sampai umi siuman. Rara pun panik apa yang sedang terjadi kenapa mamanya Ali juga kelihatan pucat ketika bertemu umi ada apa ini. Rara dan tamu undangan pun berusaha menyadarkan umi. Selang beberapa menit kemudian umi  pun sadar. 

“Ra,Ali mana dan keluarganya?”

“Ada di depan mi, mau Rara panggili”

“Iya Ra ada yang mau umi jelasin”

Ali dan keluarganya pun masuk ke kamar, tiba-tiba umi dan mamanya Ali berpelukan. Membuat Ali dan Rara semakin bingung apa sebenarnya yang terjadi.

“Umi kenal sama mamanya Ali? Tanya Rara

“Ra, mama Ali ini adalah orang yang pernah umi ceritakan ke kamu dan merekalah yang mengadopsi saudara kamu” jawab umi sambil menangis

“Apa? Gak mungkin mi, kalau mamanya Ali yang mengadopsi saudara Rara. Berarti Ali adalah abangnya Rara?” Tanya Rara tak percaya

“Iya Ra kamu memang benar, Ali itu adalah saudara kandung kamu” jawab mama Ali

“Kalau benar Ali saudara kandung Rara berarti pernikahan ini bagaimana?”

“Pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan  kerena kalian adalah saudara kandung, mungkin kalian akan menemukan pasangan kalian masing-masing kelak” jawab mama Ali

Kemudian Rara menemui Ali mereka pun saling berpelukan dan menangis satu sama lain. 

(Rara pun mengatakan kepada Ali, bahwa ini adalah rencana Tuhan yang kita gak tau apa yang terjadi dengan kita. Ternyata kita adalah saudara kandung, ternyata kisah cinta kita hanya sebatas cinta dibalik ka’bah. Selama ini kita salah artikan kita menaruh perasaan satu sama lain, padahal sebenarnya Tuhan telah emeberi kode kepada kita ikatan saying tetapi sebatas saudara kandung yang sudah lama terpisah)

“Kita tidak tahu kapan kejadian datang kepada kita, kenapa kita kedepannya scenario Allah memang sangat istimewa ia akan mempertemukan orang yang pernah kita kenal pun menjadi kenal bahkan memiliki nasab pada kita”

Cinta di Balik Ka'bahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang