Part 17
Keesokan paginya, Diana merasa perutnya seketika mual saat ia berusaha bangun dari ranjangnya. Kepalanya juga pusing, begitupun dengan tubuhnya yang terasa berat untuk ia sanggah walau sebentar saja.
"Akhh ...." Diana jatuh terbaring, sedangkan perutnya kian terasa mual seolah ada sesuatu yang ingin keluar.
"Diana, kamu kenapa?" Aska yang sempat samar-samar mendengar keluhan Diana seketika membuka matanya lebar-lebar dan bangun dari tidurnya.
"Antar aku ke kamar mandi, aku sudah enggak ... ugh." Diana menghentikan ucapannya dan menahan rasa mual yang kian menyiksanya.
"Kamu mual? Aku gendong ya?" Tanpa menunggu jawaban Diana, Aska seketika menggendong tubuh istrinya itu lalu membawanya ke kamar mandi luar yang berada di dekat kamarnya.
Selama di sana, Aska membantu Diana mengeluarkan isi di perutnya, untuk meredakan rasa mual yang dirasakannya. Setelah merasa lebih baik, Diana mencuci mulut dan wajahnya sembari sesekali menghembuskan nafasnya beberapa kali.
"Kamu sudah enggak apa-apa kan, Na?" Aska yang tampak khawatir itu bertanya hati-hati, yang hanya digelengi kepala oleh istrinya tersebut.
"Syukurlah. Aku gendong kamu lagi ke kamar ya? Atau mungkin kamu mau mandi? Aku bantu ya?" Aska berusaha menawarkan bantuannya, namun justru mendapatkan tatapan tak percaya dari mata Diana.
"Apa kamu bilang? Kamu mau bantu aku mandi? Dasar, mesum." Diana yang sudah sedikit merasa lebih baik itu seketika menjawab sinis, yang langsung disadari oleh Aska akan ucapannya yang ngelantur.
"Bukan. Maksudku, kamu mau melakukan apa? Aku akan bantu."
"Jelas-jelas tadi kamu bilang mau bantu aku mandi. Kita sudah berteman lama, tapi aku malah baru tahu kalau ternyata otak kamu semesum ini," tuduh Diana terdengar waspada, yang tentu saja mendapatkan tatapan tak percaya dari mata Aska.
"Aku baru saja bangun terus lihat kamu mual, ya aku pasti khawatir, sampai aku enggak sadar kalau pertanyaanku sedikit ngelantur, tapi maksud dari ucapanku enggak seperti apa yang kamu pikirkan itu." Aska berusaha menjelaskan kondisinya yang memang masih belum sepenuhnya sadar saat tadi berusaha membantu Diana, yang berakibat pada ucapannya.
"Terserah, pokoknya aku enggak mau mandi dengan kondisi tubuh lemah kaya gini, nanti kamu macam-macam lagi sama aku, terus aku enggak bisa apa-apa, dan kamu ...."
"Stop, Na! Kayanya yang otaknya mesum itu kamu, bukan aku. Aku enggak ada niat macam-macam sama kamu, entah kamu mau mandi atau enggak. Kalau aku mau melakukannya, sudah aku lakukan dari semalam saat kamu tidur." Aska menjawab kesal, ia hanya ingin membantu Diana, namun ia justru mendapatkan banyak tuduhan dari gadis itu.
"Sepertinya saat tidur pun aku juga harus berhati-hati sama kamu, karena sekarang aku sudah enggak percaya kamu bisa menjagaku lagi." Diana menjawab serius, yang kali ini didiami oleh Aska yang merasa bersalah pada istrinya itu.
"Aku minta maaf. Aku janji enggak akan macam-macam lagi sama kamu, jadi tolong jangan terlalu khawatir."
"Aku enggak khawatir bagaimana? aku pernah percaya ke kamu dan sering meminta kamu menemani aku tidur, tapi apa yang kamu lakukan? Kamu menghancurkan kepercayaanku. Apa salah kalau aku khawatir sekarang?"
"Iya-iya, aku salah. Maaf ya?" ujar Aska tulus yang hanya didiami oleh Diana yang tampak malas melihatnya.
"Na, kamu mau maafin aku kan?"
"Terserah."
"Iya, aku mengerti. Kita ke kamar sekarang ya? Aku bantu kamu ke sana." Aska menjulurkan tangan ke arah Diana untuk gadis itu jadikan penahan saat berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnant With My Friend (TAMAT)
Romance"Aku pikir, aku sedang melindungi kamu pada saat itu, tapi ternyata aku yang memang menginginkanmu, maafkan aku." Diana dibuat hancur saat ia baru bangun dan mendapati Aska sudah menodainya, seorang sahabat terbaiknya yang pernah berjanji akan melin...