Part 12. Lowest point

18 6 0
                                    


Jangan lupa divote dan comment!!!

Selamat membaca♡

==0==

"Akhirnya kamu menjenguku" Ethan berjalan kerah Keyana yang baru saja memasuki ruang rawatnya. Memeluknya dengan sangat erat kemudian mengelus surai panjang Keyana.

"Kakak ini, aku kan harus belajar kak... "Keyana mencubit pipi Ethan pelan.

"Lihat bahkan kamu tidak menanyakan keadaan kakakmu ini" Ethan mengendus samar

"Aku tak perlu menanyakannya karena aku tau kakak sakit" Keyana terkekeh kecil melihat Ethan memutar bola matanya sebal

Keyana menarik tangan Ethan untuk duduk disofa, kemudian Keyana mengeluarkan beberapa makanan dari dalam tas yang ia bawa.

"Bagaimana belajarmu? " perkataan Ethan berhasil menghentikan aktivitas tangan Keyana.

"Seperti yang kakak tau, aku tidak mungkin bisa menjadi peringkat satu. Walau aku sudah berusaha dengan maksimal tetap saja aku tidak bisa, bahkan disekolah aku tak punya teman satupun karena kupikir menghabiskan waktu bersama teman-teman itu sia sia. Aku memilih belajar waktu istirahat" Jawab Keyana panjang lebar, lalu diakhiri dengan senyuman manis dibibirnya.

Ethan masih terdiam mencerna kata-kata dari adiknya, kini dia memandang lekat Keyana yang disibukan kembali dengan aktivitasnya.

"Apa kamu bahagia?"

"Hm?" Keyana menoleh kearah Ethan bingung.

"Kakak tanya, apa kamu bahagia?" dia masih menatap lekat adiknya.

"Aku bahagia jika bersama kakak" sekali lagi, dia tersenyum sangat manis kepada Ethan. Padahal sang kakak tau bahwa diknya menyimpan beribu-ribu tasa sakit dihatinya.

"Maaf... Karena kakak tidak bisa melindungimu"Keyana menggeleng kukuh lalu menggenggam tangan Ethan yang pucat.

"Tidak kak, kakak selalu melindungiku bahkan membelaku"Keyana masih tersenyum walau senyumnya kini tak selebar tadi.

"Aku berjanji akan sembuh dan melindungimu"Ujar Ethan yakin. Namun bukannya menjawab iya, Keyana justrus menggeleng dan tersenyum pedih kearahnya.

"Kakak tidak perlu berjanji untuk melindungiku, tapi berjanjilah bahwa kakak akan sehat dan bahagia"

Ethan mengerutkan dahinya heran, karena bukan itu yang Ethan harapkan dari jawaban adiknya. Sungguh Ethan mengharapkan bahwa adiknya menjawab "Iya kakak harus berjanji".

Belum sempat Ethan protes, Keyana melanjutkan "Karena setelah kakak sehat dan bahagia, maka aku sudah terlindungi"

==0==

Dua minggu berlalu, kini Ethan sudah berada dirumahnya. Menjalani aktivitas seperti biasanya sekolah dan belajar walau iya tak benar-benar menginjakan kaki dilingkungan sekolah.

Drttt...Drttt...

Dengan cepat Ethan mengangkat telepom rumahnya dengan santai.

School Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang