PART 5. Restless

38 14 0
                                    


Enjoy reading:)

.....

Suasana berkabung masih kental terasa. Terutama bagi para perempuan, bagaimana tidak? Seorang pembuli yang terkenal sangat ahli dalam membully, dikabarkan bunuh diri dari rooftop sekolah. Tidak masuk akal memang.

Beberapa polisi sudah berada di sekolah,tepatnya di tempat kejadian. Polisi juga terlihat menanyakan beberapa keterangan pada orang-orang yang dekat dengan Tasya, menanyakan dari berangkat sekolah sampai kejadian itu tiba.

Tidak ada saksi mata yang melihat dengan siapa Tasya pergi ke rooftop atau siapa yang berada di rooftop sekolah. Sekolah ini mempunyai 4 gedung sekolah.

Entah kebetulah atau tidak, rooftop yang dijadikan tempat pilihan Tasya bunuh diri adalah rooftop yang jarang sekali di injak oleh anak sekolah.

Bedasarkan keterangan kedua teman Tasya, Tasya bilang kepada mereka bahwa dia ada urusan penting hingga tidak memperbolehkan kedua temannya untuk ikut.

Saksi pertama yang melihat mayat Tasya adalah Siswa kelas X MIPA bernama Rendy yang sedang duduk didepan kelasnya yang tidak jauh dari tempat terjatuhnya Tasya.

Semua guru diminta keterangan tentang bagaiamana sikap dan prilaku Tasya, siapa yang terlihat bermusuhan dengan Tasya— saat polisi sibuk menanyakan beberapa keterangan pada guru dan murid, Ethan dan Hana berlari kecil menuju rooftop.

Jika kalian berpikir apa mereka tidak takut polisi memergoki mereka atau menuduh mereka. Tidak, mereka sudah dipercaya oleh polisi sebagai detektif.

Sesampai mereka di rooftop mereka tercengang, tidak ada barang satupun dirooftop ini selain beberapa bangku yang tersusun di sudut rooftop . Mungkin karena rooftop ini tidak sering di kunjungi anak sekolah, Biasanya rooftop gedung yang lain selalu berantakan. Entah itu bekas makanan, rokok dan sebagainya. Rooftop ini terlihat bersih, sangat bersih.

Ethan berjalan menyerusuri beberapa titik yang dianggapnya janggal. Hana mengikutinya dari belakang. Ethan menghentikan langkahnya membuat Hana pun ikut terhenti, dia melirik Hana matanya melotot benar-benar melotot.

"Han,Liat!" Ethan menunjuk sesuatu berwarna merah—ah lebih tepatnya Merah yang mulai berubah menjadi hitam.

"Than i-itu darah? " Hana sama terkejutnya dengan Ethan.

"Apa gue bilang, kalo ini bukan bunuh diri biasa. " Ethan berjongkok mengamati tetesan darah itu.

Sedangkan Hana berjalan kepinggir rooftop tempat Tasya berjatuh, Hana melengok ke bawah kemudian dia merasakan bulu kuduknya merinding. Hana berkidik ngeri membayangkan jatuh dari ketingggian 5 lantai ini.

Grep!

"Lo mau ikut bunuh diri hah?! " Ethan menarik lengan Hana, membuat Hana sedikit tersentak dan wajahnya sedikit menyentuh dada bidang Ethan.

Hana mendongkang keatas melihat wajah Ethan yang panik sekaligus marah.

"G-gue tadi cuma mastiin aja than" ujar Hana takut-takut.

"Gimana kalo lo jatuh? Lo mau mati kaya Tasya?! " Ethan mengusap wajahnya frustasi.

Entah perasaan Hana saja atau mungkin memang iya, Ethan tidak pernah semarah ini pada Hana. Tapi ketika Hana hampir celaka Ethan sangat panik dan marah.

"Ya udah ayo kita masuk kelas" Ethan berjalan mendahului Hana.

"Tapi penyelidikannya bagaimana? "

"Nanti gue urus" ucapnya tanpa menatap Hana.

"Than kenapa? " Hana menarik lengan Ethan.

Ethan mengusap wajahnya frustasi, lalu berbalik kearah Hana.

School Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang