Chapter 6

33 14 1
                                    

Setelah memasukkan password apartemen Heri, Ratu segera memasuki apartemen tersebut. Membuat sarapan dan menata kue ulang tahu di atas meja. Tepat di tengah-tengah meja makan Heri.

Tak lupa pula ia membersihkan apartemen itu. Untung saja ada robot sapu di sini, jadi lebih praktis dan cepat. Lalu wanita du puluh enak tahun itu membangunkan Heri.

Tok tok

"Kok gak ada sautan ya? Apa Heri kebonya Heri nambah?" monolog Ratu.

"Her?"  Panggilnya seraya mengetuk pintu kamar Heri.

"Heri? Kamu belom bangun?"

Merasa masih tak ada sautan, akhirnya Ratu memberanikna diri untuk masuk ke kamar Heri.

"Her, aku masuk ya!"

Ratu membuka pintu dan bertepatan dengan itu pula, Heri keluar dari kamar mandi dengan kondisi hanya memakai handuk. Catat, Heri Shirtless, cuy!!

"AAAAA..." teriak keduanya. Ratu yang langsung menutup kasar pintu dan keluar dari kamar Heri, sedangkan lelaki itu menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Lo ngapain disini, Rat?!" pekik Heri dari dalam kamar.

"A-aku mau rayain ultah kamu!" jawab Ratu masih dengan keadaannya yang syok di balik pintu

"Ngapain gak ngasi kabar dulu?!" tanya Heri lagi, masih dengan memekik.

"Kan surprise! Masa surprise ngasi kabar dulu,"

"Ya tapi gak gini juga, Ratu! Ini gue bener bener kaget sii! Selamat, surprise Lo berhasil!" sinis Heri dari dalam kamar.

"Alhamdulillah!" jawab Ratu kelewat polos.

Heri kesal setengah mampus, ini nyembelih Ratu dosa gak si?

***

"Maaf," ucap Hening sembari sedikit menunduk.

Tampan yang duduk di sebelah wanita itu menyeritkan dahinya.

"Maaf kenapa?" tanyanya.

"Maaf karna saya dada kamu jadi--" Hening tak melanjutkan kalimatnya. Hanya saja dia menunjuk dada bidang Tampan yang polos, setelah adegan menyuruh buka baju tadi.

Jangan berpikiran jorok, Hening hanya memastikan luka itu tak parah! Ternyata lumayan parah.

"Oh,"

"Pasti perih, ya?" ringis Hening pelan yang diangguki Tampan.

"S-saya gak tau cara mengobatinya," lirih Hening. Rasa tak enak menggerogoti hatinya.

"Tapi kayaknya diginiin bisa lebih baik," ucap Hening namun setelahnya perempuan itu mencondongkan tubuhnya ke arah dada Tampan yang polos.

Kemudian bibirnya perlahan meniup area yang sedikit merah akibat tumpahan kopi panas tadi.

Tampan menegang di tempatnya. Ini cewek kelewat polos apa gimana ya?

"K-kamu ngapain?!" Pekik Tampan melihat aksi Hening barusan. Untung saja toko baju ini sepi, hanya ada satu pelayan toko yang melihat mereka sambil malu-malu.

"Niup ini," kata Hening yang kini mendongak menatap wajah Tampan dengan wajah polosnya.

Jantung Tampan berdetak kencang, posisi yang berdekatan dengan dirinya yang bertelanjang dada malah membuat pipinya memerah.

Do Re MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang