Tiga

30 6 6
                                    

"Jadi kemarin itu siapa?" selidik Trista. 

"Ngomongin apa aja?" tanya Sora.

"Gu-" Mulut Clara baru terbuka setengah, tetapi sedetik kemudian tertutup kembali.

"Kalian ngapain aja? Udah sejauh mana?" tanya Mila.

Clara menatap ketiga temannya datar. Kalau saja malaikat memiliki tugas untuk membunuh manusia, ia akan mengajukan CV untuk bekerja part-time sekarang juga.

"Astaga, gue jadi Clara udah pingsan gara-gara pusing ngurusin kalian," celetuk Shinta, merasa iba dengan Clara.

"Diem," ucap Trista, Sora, dan Mila dengan galak.

Mata Shinta melotot. "Lah, kamar asrama gue yang dirusuhin. Kenapa galakan yang bertamu?" cibir Shinta sebal.

Ketiga manusia itu tidak menggubris ucapan Shinta. Mereka masih menunggu jawaban dari Clara. Shinta mendengus kesal dan memilih untuk lanjut menonton drakor.

Clara menghela nafas. "Udah? Segitu aja pertanyaannya?"

Ketiga kepala manusia itu mengangguk bersamaan seperti tangan patung kucing yang sudah bertahun-tahun menghuni di toko emas.

"Gue juga baru kenal kemarin," jawab Clara singkat.

Hening.

5 detik terlewati, masih hening.

"Udah?" tanya Sora.

"Udah."

"Gitu aja?" selidik Trista.

"Iya."

"Setengah jam kita nanya, terus ga ada apa-apa?" tanya Mila tak percaya.

"Betul."

Ketiga muka manusia itu berubah datar seketika.

"Jadi ga ada bahan gibah?" ujar Mila lemas. Bahunya merosot perlahan.

"Ga asik," ucap Trista kecewa.

"Tapi, cowok kemarin lumayan ganteng ga sih?" tanya Sora pelan.

"Hah?!" teriak Clara. Matanya menatap Sora tak percaya.

"Tapi emang lumayan ganteng sih," jawab Mila seraya terkekeh.

"Gue no comment." Seperti biasa, Trista masih menjaga hati pacarnya yang playboy itu.

Clara menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Astaga jomblo."

"Lu juga jomblo seumur hidup. Minimal kita udah ada pengalaman 1 tahun," ledek Sora dengan lidahnya yang menjulur ke luar.

"Lah bangga, dikira lamaran kerja. Butuh minimal pengalaman segala," jawab Clara seraya memutar bola matanya.

Sora menatap Clara datar. Ia berdiri, kakinya mengambil ancang-ancang.

"Mau ngapain?" selidik Clara, heran dengan tingkah temannya itu.

Sedetik kemudian kepala Clara terbentur oleh bantal empuk miliknya. Ya, Sora melempar bantal kesayangan Clara tepat di muka sang empunya. Goal.

"Sora!" teriak Clara sebal. Sora hanya tertawa terbahak-bahak, diikuti oleh Trista dan Mila.

Brak. 

Suara gebrakan meja terdengar kencang. Cukup keras sehingga tawaan mereka berhenti seketika.

"Berisik banget sih! Lagi nonton drakor weh ini dikit lagi udah mau nangis. Eh air matanya naik lagi diusir sama ketawa kalian!" rengek Shinta. Matanya yang sembap masih berlinang dengan sedikit air mata.

Half Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang