today is bad or nice day

516 97 0
                                    

Hyunsuk, Yeri dan Hangyul menatap Yeonjun pilu tetapi akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak sedangkan Yeonjun sudah menutupi wajah lelahnya dengan kedua tangannya. Ketiga teman dekatnya ini memang sudah luntur akhlaknya. Yeonjun salah bercerita ke mereka harusnya cerita ke Tzuyu saja―sepupu jauhnya yang paham sekali dengannya.

“Gue masih nggak bisa percaya aja, Jun. Lo dijodohin gini. Ya ampun, Kakek lo kenapa ada-ada aja deh,” ujar Hyunsuk yang menyesap ice americanonya sejenak.

“Ya lo pikir gue suka gitu?” Yeonjun berbicara dengan wajahnya yang sudah tidak karuan di balik kedua tangannya.

“Lo udah bilang ke cowok lo kalo lo bakal dijodohin?” kini Yeri yang bertanya. “Kalo cowok lo tahu belakangan ya nggak lucu, Jun.”

“Sumpah! Gue pusing banget! Demi Kak Yugyeom, gue gak bisa putusin begitu aja.”

“Kenapa gak bisa?” Hangyul akhirnya membuka mulut. “Lo juga jangan bego. Kak Yugyeom aja udah selingkuh dari lo dan lo mau mertahanin cowok kayak begitu? Sehat lo, Jun?”

Hangyul sebenarnya muak dengan Yeonjun yang paham betul jika Yugyeom telah menduakannya dengan seorang wanita yang disukai oleh kaum pria manapun alias seorang model dengan tubuh moleknya. Yeonjun jelas kalah jauh. Namun, bodohnya Yeonjun tidak pernah memutus Yugyeom bahkan terkesan membiarkan Yugyeom menjalin hubungan dengan orang lain.

Sungguh, Yeonjun yang bodoh dan malang.

“Gue bakal pikirin lagi tentang Kak Yugyeom,” katanya.

“Pikir aja sono sampe mampus udah tahu gak bisa dipertahanin eh lo ngekeep mulu. Sadar lo, Jun!” Hyunsuk mulai kesal karena Yeonjun benar-benar keras kepala.

Apa yang bisa dipertahankan dengan hubungan salah satu pihak saja yang berjuang sedangkan yang satunya sudah ingin melepaskan diri dari hubungan yang memuakkan baginya?

Tidak ada sahutan dari Yeonjun yang ada hanya punggung Yeonjun yang bergetar. Ketiga teman baik Yeonjun tentu tidak tega dan berusaha menenangkan agar pria muda itu tidak menangis lagi. Hyunsuk juga meminta maaf atas ucapannya yang kasar dan menyakiti Yeonjun tetapi Yeonjun membenarkan bahkan tidak menyalahkan Hyunsuk, ini semua salahnya yang tidak berpikir dengan jernih dan selalu saja menggunakan hati dalam bertindak.

Yeonjun lemah dengan dirinya sendiri.

Usai jam istirahat keempat dokter sekaligus empat sekawan itu selesai, mereka kembali masuk ke dalam rumah sakit. Yeonjun diantarkan ke ruangannya oleh ketiga kawannya. Jujur, mereka saja tidak tega ingin meninggalkan Yeonjun meski pekerjaan mereka tengah menanti.

“Nanti pulang bareng gue aja,” kata Hangyul. “Mobil lo taruh di rumah sakit aja biar Hyunsuk yang bawa sekalian dia pulang.” ucap Hangyul yang diangguki oleh Hyunsuk.

“Lo kalo ada apa-apa, kabarin kita ya. Jangan mikir sendiri terus. Perhatiin tuh badan sama otak lo,” timpal Yeri.

“Iya. Udahlah sana, kelarin kerjaan kalian. Gue mau sendirian dulu.”

“Oke. Jaga diri lo, Jun,” kata Hyunsuk lalu ketiga temannya itu meninggalkannya seorang diri di ruang praktiknya.

Baru saja ia akan tidur untuk mengistirahatkan pikiran, hati, dan tubuhnya pintu ruangannya terketuk dan membuat Yeonjun mau tidak mau harus menutupi lukanya. Seorang perawat masuk dan menyerahkan sebuah map kepada Yeonjun. Perawat itu kemudian memberikan sebuah susu kotak rasa stroberi.

Yeonjun menautkan alisnya bingung, “Perawat  Lee, jelaskan,” tegasnya.

“Ada notesnya di balik susu kotak itu, Dokter. Saya hanya menyerahkan susu itu untuk Dokter Kim.”

another world of usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang