Motor

5 1 1
                                    

Aku berlari sekencang-kencangnya sembari sesekali melihat jam tangan. Tak kusangka latihannya akan berakhir semalam ini, aku tentu tak mau ketinggalan bus terakhir. Bukan latihannya yang hingga malam tapi evaluasi akhir dari pelatih untuk menilai performa kami satu persatu cukup memakan waktu. Tepat sekali setelah menginjakkan kaki di halte,  dari persimpangan terlihat bus mendekat. Syukurlah masih sempat, walaupun harus berdiri karena tak ada lagi bangku yang kosong.

Memandang keluar jendela bus, tak sengaja aku melihatmu mengendarai motor, berboncengan dengan pacarmu. Curi dengar percakapanmu tadi dengan senior lain mobilmu mogok dan mau tak mau kau memakai motor. Mataku mengikuti gerakan motormu hingga tak terlihat. Terpikir, alangkah baiknya aku juga belajar naik motor supaya tidak tiap hari berlarian mengejar bus, tapi setelah diingat lagi aku belum cukup umur.

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang