Mungkin karena simbiosis mutualisme, aku dan si genius menjadi dekat. Dia selalu mengajarkan mata pelajaran yang sulit untukku seperti matematika, dan sebaliknya aku membantu mata pelajaran lemahnya, salah satunya biologi. Bahkan kami berjanji untuk mendaftar universitas yang sama, karena memang kampus impian kita sama.
Namun di detik terakhir aku mengganti pilihan universitas karena Ibuku sakit keras. Aku memilih kampus dekat rumah, takut umur Ibu tidak panjang, aku tidak ingin kehilangan momen apapun. Bahkan menghentikan pengejaran mimpi dan mengkhianati janji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
Short Storykau mungkin takbegitu mengenalku tapi kau sangat berarti untukku A/N: cerita iseng untuk waktu senggang