"Aku mengoleksi banyak piringan hitam sama seperti aku mengoleksi semua kenanganku."
.
.
.
[Sora POV]
Setelah menghabiskan waktu 2 minggu untuk pergi ke Kayabuki no Sato, aku kembali lagi ke Osaka dan tentunya sendirian. Menaiki taksi disambung dengan kereta api sebagai transportasi untuk pulang. Namun, esok hari aku juga harus kembali ke sekolah mengingat banyak materi yang tertinggal selama aku pergi ke Kayabuki no Sato.
Selama ini Ryuzaki juga Yuuto mengirim catatan yang mereka berdua buat dan mengirimnya lewat pesan di ponsel.
Mataku mengarah pada luar kereta, sambil bertompang dagu memikirkan kembali hal yang ku lalui di Kayabuki no Sato. Tahun depan akan ku usahakan untuk pergi kembali ke sana. Atensiku kembali setelah mendengar pengeras suara yang berada di dalam gerbong mengeluarkan suara dan membacakan stasiun selanjutnya.
Tanganku mendekatkan koper serta tas yang kubawa mendekat dengan diriku, tak lama kereta berhenti di stasiun Osaka. Dengan hati-hati aku membawa turun koperku ke peron, selanjutnya diriku ini turun ke peron setelahnya.
Kembali menyeret koper dengan perasaan berat. Melangkah menuju bagian dalam stasiun dan menempelkan kartu untuk keluar masuk stasiun pada alat pemindai kartu.
"Haaaaa.... capek banget..." keluhku sambil meregangkan punggung beserta tangan juga kaki setelah perjalanan pulang yang cukup lama dan melelahkan tadi. Selanjutnya Shoera akan menjemputku dengan motornya.
[Shoera🙄]
[Sudah di depan stasiun?][me]
[Ya, cepat datang, aku capek][Shoera🙄]
[Bentar lagi sampai, sabar]Aku mematikan ponsel dan menyimpannya di saku baju, mengingat stasiun merupakan tempat yang lumayan rawan pencopetan ponsel dan dompet. Suara klakson motor memecah keributan disekitar, mengalihkan atensi semua orang yang ada kemudian kembali melanjutkan aktivitas seperti semula.
"Ayo!"
Kini suara Shoera yang terdengar, dengan cepat aku mendekatinya sambil membawa barang bawaanku. Dia meraih koperku dan meletakkannya pada bagian depan motor disusul dengan tas yang ditaruh diatasnya. Aku menyambar helm yang sengaja ditaruh pada bagian belakang jok motor, lalu menaikinya secara tiba-tiba.
Mengeratkan peganganku pada stang motor yang ada tepat dibelakangku. "Bagaimana liburannya?" tanyanya dengan nada datar selagi berkemudi. "Yah... lumayan," jawabku dengan ogah-ogahan.
Tapi setidaknya aku bertemu dengan Juro dan Ume, membantuku untuk menjawab segala pertanyaanku sebelum datang ke Kayabuki no Sato, tentang siapa yang mendorongku untuk terjun ke dunia musik dan tentunya orang selain Ayah. "Juro-chan dan Ume-chan mereka sehat-sehat saja 'kan?" tanyanya lagi. Aku hanya berdehem sebagai jawaban penganti 'iya', lantaran malas berbicara selagi diperjalanan.
"Kau bawa buah tangan 'kan ya, So-chan?"
Alisku bertaut ketika mendengar panggilan 'So-chan' keluar dari mulut Shoera. "Tolong jangan panggil aku dengan So-chan lagi," desisku. "Iya, iya, kembali ke pertanyaan awal, kau bawa 'kan?" Dia kembali memastikan. "Hem.. tentu."
KAMU SEDANG MEMBACA
tsunagu
Teen Fictiontsunagu (n.) ikatan ___________________________ Kita dipertemukan untuk pertama kalinya karena takdir untuk membuat janji. Kemudian, untuk terakhir kalinya kita bertemu untuk mengakhirinya. ditulis oleh, @yrsfh_