Chapter 02

789 93 2
                                    


Vote & comment nya sebelum membaca

Happy reading:))

_______________

________

Hari sudah gelap saat mobil hitam itu terparkir di halaman sebuah panti asuhan. Sepasang suami istri turun dari mobil di susul kedua anak berbeda jenis, membuat mereka terlihat seperti keluarga kecil yang harmonis

Seorang wanita paruh baya yang sepertinya pengurus panti itu, membuka pintu sesaat setelah pria paruh baya yang bersama mereka tadi mengetuknya. Wajah ramah ibu panti terlihat kaget saat melihat donatur terbesar panti asuhan itu mendatanginya tengah malam begini

"Permisi bu, maaf sekali saya mengganggu malam-malam begini"

Tersadar dari keterpakuan nya ibu panti itu lantas tersenyum ramah, lalu mempersilahkan mereka masuk

Flora memperhatikan sekitar nya, tempat ini lumayan luas, tapi terlihat sepi, mungkin karna anak-anak panti yang lain sudah tidur, tidak heran sebenarnya,toh mereka juga datang memang terlalu malam.

Flora kesal sendiri memikirkan alasan mereka terlambat, tadi flora bersikeras menunggu si 'bocah roti' yang katanya akan datang lagi setelah membeli minum, tapi nyatanya setelah menunggu hampir dua jam lama nya bukan bocah roti itu yang datang melainkan seorang pria berbadan tegap yang flora tebak seorang bodyguard terlihat dari seragam nya yang rapih dan serba hitam, pria itu tidak mengatakan apa pun dia hanya memberikan keresek putih berisi beberapa roti dan susu kotak "dari tuan muda" hanya kata itu  yang keluar dari mulutnya saat flora meminta penjelasan. Flora mendengus pelan, untung saja Melvin dan kedua orang tuanya orang yang baik

Dan Ya, akhirnya dia mengetahui nama dari si 'bocah nasi kotak' itu. Namanya Melvin Davian Raymond putra tunggal dari Damian Marcellino Raymond dan cassandra Nathania Raymond. Sebenarnya mereka datang terlalu larut juga karena tadi keluarga itu mengajak nya makan dulu, 
Dan sebelum makan mereka juga membantu nya untuk membersih kan diri dan membelikan nya baju baru, bahkan dari tadi mereka bersikeras agar Flora mau tinggal dengan mereka, sayang nya Flora terlalu tahu diri, jadi alih-alih mengabulkan permintaan mereka untuk tinggal di rumah keluarga itu, Flora justru meminta di antarkan ke panti asuhan. Awalnya mereka menolak tapi  Flora mengeluar kan seribu satu alasan yang akhir nya membuat mereka menyerah pada kekeraspalaan Flora.

Akhir nya Damian memilih panti asuhan ini, tidak sembarang Damian menyerah kan Flora, Damian percaya Flora akan baik-baik saja di sini, itu karena jelas dia mengenal dengan baik pengurus panti ini di tambah lingkungan di sini juga baik untuk Flora. Dan lagi pula Damian juga donatur terbesar di panti asuhan ini

Melvin menyikut pelan tangan Flora yang sedari tadi melamun entah memikirkan apa

Mengerjap pelan flora mengalihkan atensinya pada Melvin "Apa?"

"Kenapa?"

"Hah?" Flora bingung karna Melvin malah balik bertanya

"Ck, kenapa melamun" decak Melvin kesal

Flora hanya menggeleng pelan, membuat Melvin semakin kesal
"Aku tidak akan meninggalkan mu di sini jika wajah mu masih seperti itu!"

"Memang nya kenapa dengan wajahku?" flora bingung memangnya apa yang salah dengan wajahnya

"Ck terserah kau sajalah!"

Flora menghembuskan nafas pelan Dasar bocah!

Hari semakin larut dan keluarga itu terpaksa pulang dan meninggalkan Flora. Melvin masih mendiaminya karna flora memilih tinggal di panti, sementara cassandra terus membujuk Flora agar mau tinggal dengan mereka dan Damian hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah anak dan istrinya itu

"Flora kamu yakin sayang, gak mau ikut kami" Cassandra kembali bertanya entah untuk yang ke berapa kali nya

"Maaf tante aku di sini saja"

Cassandra menghela nafas kecewa tapi dirinya tidak bisa memaksa flora "Baiklah, tapi ada satu syarat"

Flora menatap bingung sama hal nya dengan damian dan Melvin
"Apa?"

"Jangan panggil tante lagi, panggil mamah ya sayang"

Flora tersenyum haru, dia tidak menyangka akan ada orang lain yang tulus menyayanginya selain kedua orang tuanya      "ya,m-mamah"

Cassandra membawa Flora kedalam dekapannya "jaga diri baik-baik ya, putriku tersayang"

Melvin mengusap pelan pipi tirus Flora "aku akan sering kemari" flora mengangguk dengan senyum lebar

" kita pulang dulu Flora, ingat pintu rumah kami selalu terbuka untukmu" Damian mengakhiri pertemuan malam itu

Flora memandang mobil hitam yang melaju pergi hingga di telan gelap nya malam

"Ayo nak kita masuk, kamu harus istirahat" ibu panti mengusap sayang surai Flora lalu menggandeng nya masuk ke dalam panti.

====

"Flora!"

"Flora!"

Mengerjap pelan Flora  terbangun dari tidurnya. Hari masih sangat gelap, Flora melihat kaerah jam dinding yang menggantung di ruangan ini, dan ternyata masih  pukul 02:15

Mengedarkan pandangannya pada kamar yang berisi enam ranjang dan setiap ranjang di isi oleh dua anak yang artinya ada dua belas anak di kamar anak perempuan ini termasuk dirinya. Ya sepertinya memang lebih banya jumlah anak laki-laki. Mengedarkan pandangan nya sekali lagi Flora yakin tidak ada yang terbangun selain dirinya seorang, lalu siapa yang memanggilnya tadi?

Lagi pula ini aneh, berhubung dia datang saat anak-anak sudah tidur jadinya yang mengenal nya di sini hanya teman seranjang nya yang ia ingat bernama Vania dan juga ibu panti tapi suara tadi jelas bukan dari kedua nya. Suara itu lebih terdengar seperti suara seorang pria..

"Flora!"

Flora sudah menjerit jika saja tidak ada tangan yang membekapnya.

Seorang pria dewasa tiba-tiba muncul di hadapan nya secepat hembusan angin membuat tubuh nya serasa mati rasa karena terlalu kaget melihat kejadian abnormal  di hadapannya. Mulutnya masih di bekap oleh pria itu, sementra otak nya terasa blank mencerna apa yang barusan terjadi

"Sssstt..jangan berteriak" pria itu mengedarkan pandangan nya dan menghela nafas lega saat dirasa tidak ada yang bangun. "Aku akan melepaskan mu tapi kau harus janji untuk tidak berteriak"

Flora hanya mampu mengagguk kaku. Setelah apa yang dia alami akhir-akhir ini seharusnya Flora mulai terbiasa dengan kejadian seperti ini, tapi nyatanya dia hanya manusia biasa yang tidak akan pernah terbiasa dengan kejadian-kejadian aneh seperti ini

Terdengar helaan nafas lega dari pria itu saat Flora benar-benar tidak berteriak, kenapa jadi pria itu yang terlihat panik?

"Aku tau banyak pertanyaan di kepala kecil mu itu, aku akan menjawabnya tapi tidak di sini" pria itu berkata pelan, mungkin takut membangunkan anak-anak di sini "jadi bisa kita pergi ke tempat lain?"

"K-kenapa aku harus percaya padamu "

"Ck, terserah jika kau tidak percaya. Tapi jangan menyesal nanti, karena aku datang membawa segudang jawaban."

Flora jelas meragukan orang itu, bisa saja orang itu berniat mencelakainya. Tapi ia juga tidak mau mati penasaran, dirinya jelas mempunyai banyak pertanyaan

Pria itu mendengus pelan, Jengah melihat Flora yamg terlalu lama berpikir "Aku tidak suka menunggu. Jadi selamat tingg--"

"Oke aku ikut!" Pria itu tersenyum puas dengan jawaban Flora. Sementara Flora terus berdoa dalam hatinya,

semoga dia tidak salah pilih...

=====
Tbc


Second Life [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang