Fifth Gate

26 10 5
                                    

🌺🎶🍃
Follow everywhere I go
Top over the mountains or valley low
Give you everything you’ve been dreaming of
Just let me in, ooh
Everything you wantin' gonna be the magic story you've been told
And you’ll be safe under my control
Just let me in, ooh
Just let me in, ooh
🌺🎶🍃

       Axelion menatap wajah Lily yang pucat karena otaknya kehabisan oksigen, tangan Lily pun terasa dingin di genggamannya. Berkali-kali Axelion menggosok tangan Lily, berharap itu dapat membantu mengembalikan suhu normal Lily. Walaupun rasanya sia-sia karena baik Axelion sendiri pun, suhu tubuhnya juga tidak hangat. Ingat Axelion adalah vampire, walaupun juga memiliki jantung.. namun fungsinya tidak maksimal seperti jantung manusia karena pada jantung vampire beberapa sel bagian jantung telah mati.

Axelion masih setia menunggu Lily-nya membuka mata, ia duduk pada pinggiran ranjang. Setelah menunggu kurang lebih dua jam namun Lily tak kunjung membuka mata, satu-satunya cara yang bisa Axelion lakukan adalah memancing detak jantung Lily agar semakin cepat berdetak. Dengan cara masuk ke alam bawah sadar Lily..

Cara tersebut juga memiliki resiko, bukan resiko tinggi namun bagi Axelion cukup untuk dipikirkan hal itu matang-matang. "Jika kau tak kunjung kembali sadar Lily, maafkan aku yang lancang menarik paksa kesadaranmu agar kembali."

     Axelion menatap wajah Lily, membelai pipi gadisnya yang terasa sangat lembut tersebut menggunakan punggung jari. Lalu usapannya semakin bergeser menuju bibir mungil Lily..

"Maaf Lily.." Axelion mencium Lily, melumat lembut bibir Lily yang selama ini dirindukannya.

     Mata ruby Axelion berkilat, sesaat sebelum Lily membuka matanya. Yahh, Axelion menarik paksa kesadaran Lily dari alam bawah sadar gadis tersebut..

Walaupun Lily sudah sadar, namun otaknya belum dapat memproses apa yang saat ini terjadi. Otak Lily hanya memberi arahan untuk sadar dan memompa jantungnya agar berdetak lebih cepat.

Axelion menyusupkan tangannya ke bawah tubuh Lily, ia memeluk Lily. Semakin erat, bahkan boleh dikatakan jika tubuh Axelion dan Lily sangat menempel saat ini..

Untuk kedua kalinya mata ruby milik Axelion berkilat, dan hal itu menjadi akhir dari proses penarikan Axelion.

      Otak Lily akhirnya berfungsi sempurna, mata ametyst Lily membola menyadari ada iris ruby yang tengah menatapnya sedekat ini. Terlebih Lily merasakan lumatan lembut pada bibirnya dan tentu saja Lily merasakan jika tubuhnya dipeluk erat oleh seseorang.

Lily tersadar dengan apa yang terjadi padanya saat ini, ia berusaha memberontak sebelum gelayar aneh di perutnya semakin menjadi-jadi. Apalagi permainan bibir Axelion yang membuat Lily hampir saja terbuai..

       Axelion melepas pungutannya dan mengendurkan pelukan pada tubuh Lily, Axellion cukup tahu batasan. Pandangannya dengan Lily masih belum lepas, matanya masih terkunci pada iris ametyst gadisnya yang saat ini wajahnya memerah bak mawar merah.

"Tahan Axelion, kau belum sepenuhnya dipercaya oleh Lily. Kau tak ingin kehilangan dia lagi bukan? Jadi tahanlah sebentar lagi.." Batin Axelion.

"Akhirnya kau sadar juga Lily, maaf sudah lancang mencium mu.."

Lily baru saja akan bangun dari posisi tidurnya, namun Axelion sudah terlebih dahulu mengunci pergerakannya lagi. "Apa yang terjadi padamu Lily? Mengapa kau ingin pergi?"

"Aku_ rumah." Lily ingat semuanya.

"Di sini bukan tempatku untuk pulang, kau menipuku!"

"Kakek ku juga bukan rumah ku untuk pulang!"

LILY [Song Fict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang