Fourth Gate

30 10 0
                                        

🌺🎶🍃
She knew she was hypnotized
And walking on cold thin ice
Then it broke, and she awoke again
Then she ran faster than
Start screaming, is there someone out there?
Please help me
Come get me
Behind her, she can hear it say
🌺🎶🍃

      Lily merasa jika Sang vampire mengurai pelukannya, "Kita sudah kembali ke kastil.." Lily menatap sekelilingnya, benar mereka telah kembali ke kastil Sang vampire.

Lily teringat tentang kakeknya, pandangannya menyendu. Sang vampire tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Lily, ia segera mencari topik untuk mengalihkan pikiran gadis itu. "Apa kau lapar Lily?"

Lily sedikit tersentak kaget saat suara bariton Sang vampire memecah keheningan. "Sejak semalam kau belum mengisi perutmu.."

Lily kikuk, ia memang merasa lapar. Tapi terlalu malu untuk mengatakannya. "Eng, sedikit.."

     Kryukkk.. Suara perut berbunyi memperjelas ucapan Lily, tentu saja hal itu membuat wajah Lily memerah.

"Tak perlu malu mengatakan yang sebenarnya Lily, ayo keruang jamuan. Aku sudah menyuruh maid memasak makanan untuk kita.." Sang vampire menggandeng tangan Lily dan menariknya pelan.

      Lily tetap terdiam selama dirinya digandeng menuju ruang penjamuan, tangan besar Sang vampire yang dingin namun terasa aman. Lily menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah..

Saat sampai di ruang penjamuan, Lily sedikit terkejut saat melihat di ruangan yang besar dan luas tersebut hanya terdapat satu meja berukuran lumayan besar dengan dua kursi yang berhadap-hadapan saja.

"Penjamuan khusus untuk kita, Lily. Aku sudah mempersiapkannya.."

Sang vampire menarik salah satu kursi, "Duduklah Lily.."

"Eng, terima kasih Tuan.."

Sang vampire tiba-tiba memutar kursi yang diduduki Lily, berubah menghadapnya secepat kilat. Mengurung Lily dengan satu tangan berada di punggung kursi, "Namaku Axel, Axelion. Kau hanya perlu memanggilku Axel saja Lily.."

Lily kikuk, keringat dingin menetes dari dahinya. "B-baiklah, Tuan Axel.."

Axelion menatap lurus manik amethyst milik Lily, tentu saja hal itu semakin membuat Lily kikuk. "Axel, Lily. Hanya Axel.."

"B-baik Axel.." Lily menunduk dan Axelion membalik kursi milik Lily kembali menghadap ke meja.

     Tak lama setelah Axelion menepuk tangannya, dari arah pintu masuk ruang penjamuan.. berbarislah para maid dan buttler lengkap dengan troly mereka.

Tidak banyak, hanya beberapa namun cukup membuat Lily diam tak berkutik karena berada di tengah-tengah para vampire.

Banyak hidangan telah siap di atas meja, bahkan sudah ada yang di atas piring Lily karena diambilkan juga oleh seorang maid. "Makanlah Lily, aku tau kau sangat lapar."

Lily sedikit ragu saat mengambil peralatan makan di samping piringnya, ia tentu saja waspada. Siapa tahu di dalam makanannya terdapat racun atau apapun itu yang sifatnya merusak tubuhnya. "Tak perlu takut Lily, ini semua aman. Kalaupun terdapat zat berbahaya, aku akan membantai para koki dan semua maid-buttler yang menyiapkan ini."

Lily tersentak merasakan aura kuat dari Axelion, "J-jangan, a-aku percaya.."

     Tolong dimengerti, Lily masihlah manusia yang memiliki hati nurani. Ia tidak akan membiarkan makhluk tak bersalah dibantai begitu saja, terlebih sudah repot menyiapkan ini semua. Walaupun Lily dimanja saat di kastilnya dulu, tapi Lily tak pernah manja. Ia akan melakukan semuanya sendirian, sebisanya. Jika tidak bisa, baru Lily akan meminta tolong para maidnya.

LILY [Song Fict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang