Third Gate

29 10 0
                                        

🌺🎶🍃
Follow everywhere I go
Top over the mountains or valley low
Give you everything you’ve been dreaming of
Just let me in, ooh
Everything you wantin' gonna be the magic story you've been told
And you’ll be safe under my control
Just let me in, ooh
Just let me in, ooh
🌺🎶🍃

       Lily membuka matanya perlahan, kepalanya pusing, penglihatannya buram. Namun Lily mencoba untuk fokus, dan akhirnya pandangannya jelas. Lily merubah posisinya menjadi duduk, ia bingung tentu saja. Ini bukan kamarnya, kamarnya tidak bernuansa gothic seperti ini. Kamarnya bernuansa putih dan tentu saja dengan banyak cahaya matahari yang masuk.

"Akh.." Lily merasakan sakit di seluruh tubuhnya saat mencoba untuk kembali bergerak.

"Tunggu.." Lily menatap gaun tidur yang melekat tubuhnya, ini bukan baju yang ia kenakan terakhir kali saat ia pergi dari kastil.

      Lily panik, pikirannya sampai ke mana-mana. Ia merasa ternoda, jangan katakan jika Sang vampire lah yang membawanya kemari, juga yang menggantikan pakaiannya. Arghh, memikirkannya saja Lily merasa emosi. Dan malu tentu saja..

Lily beranjak menuju pintu, ia tak mau terjebak di sini. Silahkan menghujat Lily jika gadis itu tak tahu terima kasih karena masih bisa menghirup udara setelah semalam terlibat pertarungan yang hampir merenggut nyawanya. Lily hanya ingin pergi dari tempat ini..

Tangan Lily hampir menggapai gagang pintu setelah susah payah menahan sakit yang menyerang sekujur tubuhnya, tapi pintu di depannya sudah terlebih dahulu terbuka dari luar.

Lily langsung mundur beberapa langkah karena terkejut melihat seseorang yang membuka pintunya, "Berniat kabur eh.."

Sang vampire yang semalam bertarung dengan Lily tampak menyerigai, "Sebenarnya apa maumu?"

"Kenapa kau tak langsung membunuhku saja semalam?!"

Sang vampire masuk ke kamar, menginvasi zona aman Lily. Tentu saja Lily mundur guna menciptakan jarak, Lily tak ingin melakukan kontak apapun dengan Sang vampire selain kontak mata. "Dan membuatku kembali menunggu dua ratus tahun?"

"Kembali menunggu dua ratus tahun, apa maksudnya?" Lily bingung tentu saja, namun ia tepis. "Aku tak peduli!"

Sang vampire terus memperpendek jaraknya dengan Lily, membuat Lily terpentok ranjang karena terus mundur. "Apa sebenarnya mau mu?"

      Brakk.. Pintu kamar tertutup dengan sendirinya, tanpa ada angin ataupun orang yang menutupnya. Membuat Lily terkejut dan kehilangan keseimbangan sehingga jatuh terlentang di atas ranjang.

Belum juga Lily jadi berusaha bangun dari posisi terlentangnya, Sang vampire sudah terlebih dahulu mengunci pergerakan Lily dengan memerangkapnya di bawah tubuhnya yang lebih besar.

"Kau, aku ingin kau Lily.." Suara yang sangat dalam terdengar tepat di telinga Lily.

Seluruh tubuh Lily bergetar, ia tak pernah berada di posisi seperti ini. Terlalu dekat dengan orang, terlebih seorang lawan jenis. "A-aku.." Suara Lily bergetar, membuat gadis itu menelan bulat omongannya.

"Suaramu bergetar, kau takut?" Hembusan nafas dingin dari Sang vampire menyapu pundak kiri Lily yang terekspose.

Lily merasakan sengatan listrik di tubuhnya, ini sangat berbahaya. "Tidak, untuk apa aku takut pada makhluk sepertimu? Jangan bermimpi!"

Sang vampire tersenyum miring, "Benarkah?" Ia mencium leher Lily sesaat, tepat di mana terdapat nadi di leher Lily.

Lily mencoba memberontak dalam sekapan Sang vampire, "Akh.." Namun tubuh Lily malah merasakan sakit.

LILY [Song Fict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang