Sixth Gate

24 9 0
                                    

🌺🎶🍃
Ooh, ooh, ooh, ooh
Ooh, ooh, ooh, ooh
(Ooh, ooh, ooh, ooh)
Everything you wantin' gonna be the magic story you’ve been told
(Ooh, ooh, ooh, ooh)
And you’ll be safe under my control
Just let me in, ooh
🌺🎶🍃

        Lagi-lagi permainan Axelion dan Lily berhenti saat keduanya berada di situasi siap mulai lebih jauh dan lepas. Axelion lah yang kembali menghentikan, membuat Lily merasa sendu seraya berfikir. Apakah ada yang salah dengannya sehingga Axelion tidak pernah melanjutkan permainan mereka? Apakah ada yang salah dengan tubuhnya? Padahal Lily pun sudah siap jika mereka bermain lebih jauh.

Sudah lebih dari lima kali Axelion menghentikan permainan mereka, dan Lily tak pernah tahu alasan sebenarnya selain 'Aku tahu kau belum siap..'. Bahkan Axelion pergi begitu saja meninggalkan Lily di kamar mereka, tentu hal itu membuat Lily semakin tersakiti.

        Lily bangun dari ranjangnya, ia berjalan gontai menuju walk in closet. Axelion sudah pergi entah ke mana setelah menghentikan permainan mereka.

Lily membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa kegiatan tadi, lalu kembali ke kamar yang masih kosong tanpa Axelion. Lily duduk pada kursi di depan cermin rias, menatap dirinya dan bercak-bercak kemerahan di sekitar lehernya dengan sendu. "Maaf Axel, aku memang tak sesempurna Lily vampire.."

"Aku memang manusia, Axel. Tapi aku lebih memiliki perasaan daripada para vampire, dan kau telah menyakitiku." Lily mengepalkan tangannya, saat ini juga Lily harus mendapatkan jawaban —alasan— yang sebenarnya dari Axelion.

         Lily bangkit, ia mengambil scraftnya dan keluar kamar. Tak peduli jika di kastil ini banyak tempat yang mungkin saja digunakan Axelion untuk bersembunyi, ia tetap mencari vampire tersebut.

"Nona Lily.." Seorang vampire penjaga menghampiri Lily yang baru saja hendak melangkah meninggalkan pintu kamar.

"Tuan Axelion telah memerintahkan kami untuk mencegah Nona agar tidak keluar dari kamar untuk saat ini.."

"Beri aku alasannya."

"Tuan Axelion ingin Nona istirahat dengan cukup.."

"Alasan lain?"

"Tuan Axelion hanya berpesan itu pada kami jika misalnya Nona keluar kamar.."

Lily menatap penjaga di depannya dengan kesal, "Lalu apa kau tau di mana saat ini Axelion?"

"Maaf Nona, kami tidak tahu Tuan Axelion berada di mana untuk saat ini.."

"Ah, aku ubah pertanyaanku. Ke arah mana Axelion pergi?"

"Maaf Nona, kami juga tidak tahu karena Tuan Axelion langsung menghilang setelah menitip pesan."

"Mengapa Nona mencari Tuan Axelion?"

"A-aku tak bisa tidur tanpa dirinya.." Lily terlihat kikuk saat mengatakan hal itu, tentunya juga disertai semburat merah di pipi.

"Nona dapat di dalam menunggu Tuan kembali.."

"Yang bahkan aku pun tak tahu kapan dia kembali.."

Lily harus benar-benar menampakkan ekspresi dan batin sendu, serta pikiran yang dipenuhi Axelion agar rencananya untuk kabur dari kedua vampire penjaga di depannya berjalan mulus. Lily sudah tahu kelemahan kemampuan baca pikiran para vampire. "Aku bisa kebosanan menunggunya di dalam, tanpa makanan camilan.."

"Nona dapat memberi kami perintah untuk mengambilkan makanan, serta beberapa maid untuk menemani.."

"Tidak-tidak, itu akan merepotkan kalian. Aku dapat mengambilnya sendiri.."

LILY [Song Fict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang