[13]

111 25 0
                                    

Jihoon terkejut ketika mendapati dua orang yang diajak Woong bergabung dengan mereka adalah orang yang tak terduga baginya.

Bagaimana tidak? Salah satunya adalah Bang Yedam. Orang yang diberinya informasi tentang masters.

Jihoon sadar betul bahwa Yedam juga terlihat kaget, tetapi ia berusaha untuk menutupi keterkejutannya itu dengan bertindak biasa. Seolah mereka baru saja saling kenal malam itu.

"Wah...wah...wah...Ada apa ini?" tanya Hyunsuk sambil berkacak pinggang melihat Noa dan Yedam yang babak belur dengan seragam kotor.

"Perkenalkan anggota baru, Yedam dan Noa" sahut Woong sembari duduk di sofa.

Yedam dan Noa yang mendengar pernyataan anak itu terbelalak kaget.

"Itu adalah keputusan sepihak" kata Yedam.

Noa mengangguk mengiyakan.

"Sudahlah, lagipula kalian sudah di sini. Setidaknya bersihkan diri dulu dan obati luka kalian"

Seunghun datang membawa kotak P3K kemudian menyodorkannya pada Noa.

Jihoon diam saja. Ia masih tak menyangka kedua anak itu akan bergabung dengan mereka.

Beberapa hari sebelum kematian Raesung, ia dan Yedam bertemu di acara keluarga kolega ayah mereka.

Di sana, Yedam bertanya tentang siaran pada Jihoon. Anak itu juga bertanya tentang Noa. Yedam adalah salah satu dari sekumpulan kecil siswa yang mengetahui bahwa Jihoon memiliki kemampuan untuk melacak identitas orang lain sampai ke akarnya.

Saat itu, Jihoon menceritakan tentang siaran panjang lebar pada Yedam. Ia mengira Yedam hanya tertarik pada siaran itu, bahkan sampai sekarang ia tak mengetahui alasan Yedam yang bertanya banyak tentang siaran.

***

"Kurasa sudah menjadi rahasia umum kalau Choi Raesung adalah handman, tapi ia bukan dalang di balik semuanya"

Yedam mengernyitkan alisnya. Meminta penjelasan lebih lanjut sehingga Jihoon makin bersemangat.

"Siaran itu dikelola oleh masters. Masters inilah yang mengontrol semuanya, termasuk Choi Raesung. Mereka bisa menyuruh Raesung untuk melakukan apa saja, dan anak itu akan menurutinya"

Jihoon bercerita dengan menggebu-gebu. Saat itu, Yedam menyadari bahwa anak itu bercerita seolah-olah ia mengalaminya sendiri. Ceritanya tentang masters sangatlah detail, tentu saja ia jadi curiga.

"Kau bercerita seolah kau juga bagian darinya" ucap Yedam.

Jihoon yang sedang minum langsung tersedak.

"Haha, apa-apaan itu? Hei, kau tahu sendiri kan aku ini tahu banyak hal makanya aku bisa menceritakannya dengan detil" sahut Jihoon.

Ia harap pernyataannya dapat menghilangkan rasa curiga Yedam.

"Hm...tak ada yang pernah tahu soal masters. Menarik. Padahal mereka menyelenggarakan siaran ilegal sebesar itu" gumam Yedam.

Ia kembali menatap Jihoon.

"Orang sepertimu kurasa pasti tahu satu atau dua nama yang berlindung di balik nama masters itu"

Nafas Jihoon tertahan. Memang sulit menghadapi siswa nomor satu di SMA Serim. Jihoon hampir lupa kalau Yedam sangat cerdas. Tidak belajar dari pengalaman, ia kembali memberitahu Yedam tentang kegiatan buruk yang dilakukannya.

Saat itu, ingin rasanya ia meninggalkan Yedam tapi ia tidak menemukan momen yang pas. Akan aneh kalau tiba-tiba ia mengganti topik atau serta-merta memotong pembicaraan.

ACQUIESCE: A THREAD | SILVERBOYS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang