✨L I M A B E L A S✨

627 19 0
                                    

Kini hari yang paling Arumi benci tiba, ya hari ini hari Senin hari dimana Arumi harus kembali beraktivitas dengan buku buku nya, hari libur nya sudah berganti dengan hari yang paling sibuk.

Dengan malas Arumi bangun sekitar jam tiga pagi ia bergegas melaksanakan solat subuh, tak lupa juga ia pergi ke kamar Barra untuk mengajaknya solat subuh bersama.

Tadi nya Arumi berfikir tak akan membangunkan Albi karena dilihatnya Albi tertidur sangat pulas. Albi tidur sekitar jam satu pagi, ia menyelesaikan data keuangan cafe.

'kalo gak gue bangunin kasian dia gak solat subuh.' Batin Arumi.

'tapi kasian dia baru beres kerja, cape banget pasti. Seharian bareng gue gak ada waktu buat kerja.'

"Bunda... Kok malah liatin ayah gitu sih. Ayo solat bareng ayah. Barra bangunin yah ayah nya." Ucap Barra sambil menarik narik ujung mukena Arumi.

Arumi tersentak, seketika lamunannya buyar. "Ehh ayo bangunin ayah kita solat bareng."

"Bi... Albi... Bangun Subuhan dulu." Arumi berusaha membangunkan Albi dengan cara menggoyang goyangkan badan Albi.

"Emmm iyaa." Jawab Albi namun enggan untuk bangun.

"Ishh Albi bangun... Kalo gak bangun gue siram ya pake air panas." Amarah Arumi mulai memuncak.

Lalu ia pergi ke kamar mandi dan membawa segayung air, di ciprat cipratkan tuh air tepat ke arah muka Albi.

"Anjing dingin gila." Seketika Albi bangun karena kesakitan di ciprat air.

"Bunda kok ayah ngomong nya kasar sih, kan itu gak baik." Ucap Barra polos.

"Ehh gak boleh ngomong kasar cepet wudlu kita Subuhan dulu." Arumi menjewer telinga Albi.

"Aws aws iya iya sakit maafin gue gak ngomong kasar lagi aws gue mau wudlu." Setelah kata itu keluar dari mulut Albi barulah Arumi melepaskan tangannya dari telinga Albi.

Albi pergi ke kamar mandi sambil memegang telinganya yang mulai memerah.

'gini amat punya istri udah mulutnya kaya mercon, mana kelakuannya bar bar lagi.'

"Barra sekolah yang rajin jangan nakal jangan jahilin orang oke." Sebelum pamitan Arumi menasihati Barra.

"Barra baik kok nggak nakal, tanya aja sama Sisi. Iya kan si?" Ujar Barra yang kebetulan Sisi baru datang.

"Nggak kok bunda nya Barra, Barra nakal suka gangguin Sisi, suka ambil pensil Sisi." Ujar anak manis berlesung pipi di sebelah kanan.

"Heh." Arumi berkacak pinggang.

"Maaf bunda nanti Barra gak jahilin Sisi lagi."

"Iya emang harus gak boleh jahil sama temen sendiri."

"Bunda nya Barra kok kaya teteh teteh ya." Ujar sisi meneliti setiap inci dari mulai ujung kepala sampai ujung kaki.

"Nggak kok, Bunda Barra itu ibu ibu tapi masih muda."

"Mamah muda ehe." Gemas sekali mendengar obrolan kedua bocah ini.

"Udah ayo berangkat nanti gerbang nya keburu di tutup." Arumi yang sedang memperhatikan percakapan dua bocah ini tiba tiba Albi menoel lengannya.

Arumi menoleh ke arah Albi dan di balas anggukan tanda Ia setuju.

"Yaudah kalo gitu Bunda berangkat sekolah dulu ya, dadah... Jangan jahilin sisi ya, nanti Bunda cubit pipi tembem kamu ini." Ujar Arumi mencubit gemas pipi Barra.

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang