Satu minggu berlalu, hubungan antara Albi dan Arumi mulai terasa canggung.
Mereka saling menghindari satu sama lain.
Di kelas pun mereka saling diam-diam an, anak anak kelas sampai berfikiran bahwa mereka sedang musuhan.
"Ini gak ada yang inisiatif ambil buku paket di perpus?" Ujar pak bio di tengah memecah keheningan.
Murid lain pun saling berpandang menentukan siapa yang harus ke perpustakaan, tanpa berkata pun walah hanya saling bertatap sudah tahu apa yang mereka bicarakan.
"Ini kelas pada mager apa gimana? Apa harus bapak sendiri yang ambil ke perpus?" Pak bio hendak beranjak dari duduknya.
Namun Kibo berkata "Albi yang ambil pak." Teriaknya.
Semua orang melihat ke arah Albi seolah menyuruhnya untuk pergi ke perpustakaan.
"Kenapa gak lu aja Kibo, malah bawa-bawa gue." Protesnya.
Brakk
Tampaknya pak bio sudah emosi. Emang ya kelas 12 mipa 3 ini sudah mendapatkan rekor terbanyak membuat guru marah.
semua orang terdiam. "Arumi kamu yang ambil buku."
Arumi bangun dari duduk nya dan langsung segera pergi ke perpustakaan membawa pake biologi yang di suruh pak bio.
Di perpustakaan...
"Anjir gue lupa kalau bukunya tebel-tebel, gimana gue angkatnya." Arumi bingung sendiri, ia masih berdiri di depan pintu perpustakaan enggan untuk masuk.
"Kenapa coba tadi gak ajak si Ijah aja ya. Mana gak bawa HP lagi, balik lagi aja kali ya."
Dug
Tubuh Arumi menghantam sesuatu. "Aduh aduh sorry."
"Kenapa gak masuk?" Setelah melihat siapa yang berbicara Arumi sedikit tersentak, lalu Arumi jadi gelagapan sendiri.
Arumi pun segera melepas sepatunya dan masuk ke perpustakaan, mencari dimana buku biologi disimpan.
Arumi menyusuri setiap lorong perpustakaan, dan akhirnya berhenti di lorong akhir tempat dimana buku yang sedang ia cari.
Buku nya cukup tebal Arumi bingung bagaimana cara membawa semua bukunya.
Cukup lama Arumi terdiam. "Disuruh ambil berapa tadi?" Ujar Albi mengambil buku biologi yang tersimpan tepat di pinggir kiri Arumi.
Arumi lagi-lagi dibuat kaget dengan kedatangan Albi. Dengan segera ia berbalik dan hendak pergi.
Namun dengan cepat tangan kanan Albi memegang rak, mengunci pergerakan Arumi.
"Jangan gerak nanti bukunya jatuh." Albi fokus mengambil satu persatu buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Husband
RomanceJangan lupa di vote ya👌🏻 "Rumi cuma takut kalo calon suami Rumi gak bisa nerima Barra" ~Arumi Nasha Razeta Wijaya "Yang bener aja Bun. Masa nikah sama yang udah punya anak, Udah gak perawan lagi dong" ~Albirru Lutfi Elfahreza Antares