Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari tempat lain, sepertinya seseorang memperhatikan percakapan Arumi dan Iqbaal.
"Anjir make megang jidat istri gue lagi." Albi tampak emosi sembari menggebrak pelan meja membuat mangkok yang ada di sekitarnya sedikit terguncang.
"Kenapa lo Bi? Emosi banget kayaknya." Ujar Adit memperhatikan tatapan Albi. Adit pun mengikuti kemana arah tatapan Albi.
"Ohh lo cemburu ye? Samperin dong." Ujar Adit.
Tama yang kepo ikut nengok. "Cemburu itu."
"Tama lo mending diem, percuma lo ngomong kalo cuma sedikit. " Ujar Adit mengomentari perkataan Tama.
"Ckkk." Tama berdecak.
"Dia istri lo?" Tanya Tama tiba-tiba.
"Siapa? Ga ada." Ujar Albi gelagapan.
"Arumi." -Tama.
"Lo fikir kita gak tau apa, padahal ya kita nunggu lo cerita. Di diemin malah ikut diem ni bocah." Ucap Adit mode serius.
"Lo lupa ya lo punya aplikasi pelacak lokasi." Lanjut Adit.
"Kita dateng ke pernikahan lo." Tama.
"Anjing gue ketawan. Gue lupa matiin aplikasi nya lagi. Rahasia yang udah gue jaga baik-baik, hancur gara-gara aplikasi sialan. Gue cabut dulu." Setelah itu Albi pergi meninggalkan Adit dan Tama yang terdiam, tak lama mereka mengikutinya dari belakang.
✨
"Woi nanti ke pasar malem yu mumpung malam minggu nih." Celetuk Faiza.
"Lah lo kan punya PACAR kok ngajak kita." Ejek Arumi.
"Udah putus. Dia punya pacar." Ucap Faiza singkat.
"Abis berapa duit lu? " Tanya Kinta.
"Gak dia gak minta duit. " Faiza berusaha agar tetap berusaha setenang mungkin.
"Yang benerrrr... Kok ngomong nya agak ketar ketir... " Arumi dan Kinta saling bertatapan.
Bwwhhahaahaha
Bum mereka tertawa terbahak-bahak, melupakan Faiza yang sudah ingin menangis.
Dan benar saja. "Hikkss lo semua gitu ya hikkss, gue tau gue bodoh, bolot hikss gue selalu menerima orang yang baru gue kenal, tapi... Tapi sejauh ini gue bahagia kok... Huwaaaa."
