21

1.8K 96 13
                                    

Tiiiiiiiittttttttttttt

Maya dikejutkan dengan nada dering di ponselnya,

"Halo Om?" tanya Maya,

"Gimana keadaan Galen?" tanya-nya,

"Masih buruk Om" jawab Maya,

"Kalau kenapa-kenapa tolong hubungi Om" lalu Alfred mematikan teleponnya. Maya sangat benci dengan kedua orangtua Galen,tak pernah ada yang peduli kepadanya.

Maya mengusap rambut Galen yang tertutup perban, "Cepet bangun" ujarnya,

*

Hari ini Revan berjalan lesu di koridor sekolah. Ia tak bersemangat sama sekali,sudah dua minggu Galen belum bangun sedangkan itu ada acara perkemahan akan datang lusa.

"Nanti Revan ikut?" tanya Galen,

"Kalau Galen ikut,Revan juga ikut deh" jawab Revan,

"Ya udah kalau gitu nanti kita satu tenda biar Galen bisa peluk Revan kalau tidur" ucapnya,

Ah tidak,air mata Revan muncul lagi. Lantas ia mengusapnya dan pergi ke kelas,dan mengikuti kegiatan belajar mengajar ini dengan malas. "Van!" sapa Rangga lalu masuk ke kelas,

"Nih gue beliin cireng,di makan ya!" lanjutnya lalu pergi dari kelas Revan,ia langsung melahap cirengnya karena tadi ia tak sarapan. "Mau?" tawar Revan ke Kiki,

Kiki mengusap pundak Revan, "Galen bakal baik-baik aja kok,nggak usah terlalu khawatir Van. Buat sekarang pikirin hal-hal baik aja ya" ujar Kiki, "oh iya ntar lusa kita kan mau kemah,jaga kesehatan lo!" lanjutnya,

Revan terus melahap cirengnya hingga habis dan berusaha untuk tidak memikirkan yang buruk tentang Galen,ia hanya ingin memeluknya dengan erat dan memintanya jangan pergi lagi. "Hiks! Gue kangen Galen!" tangis Revan saat mengunyah cireng terakhir,

"Si monyet malah nangis!" ejek Kiki,

Ia terus menangis hingga semua teman kelasnya memperhatikan Revan, "Gue mau pergi ke rumah sakit" ucapnya lalu lari dari sekolah menuju rumah sakit. Seperti biasa,ia akan mencari angkot dan setelah sampai di rumah sakit ia akan berlari langsung ke ruangan Galen di rawat,

Revan lalu masuk ke ruangan Galen dan lelaki itu masih terbaring di atas kasur,banyak alat rumah sakit di tubuh Galen. "Cepetan sembuh Len,Revan kangen" ucapnya di dekat telinga Galen sembari menangis,lalu Revan mencium kening Galen. Entahlah,ini seperti dalam film atau sinetron yang ditayangkan di media tapi Galen mengeluarkan air matanya bahkan saat ia sedang menjalani masa kritis,

Air mata Revan tak berhenti,ia pun terisak. Berharap dengan tangisan Galen akan bangun dan memeluknya,namun tidak. Yang ada hanyalah keadaan Galen semakin buruk, "Nanti lusa Revan sama siapa? Galen udah janji mau temenin Revan selama kemah nanti,kenapa Galen bohong?" gumam Revan,

Tangan Galen terasa dingin, "Revan kangen".

"Revan janji,kalau kemah udah beres pasti Revan bakal kesini terus temenin Galen." ujarnya lalu terdiam lagi hanya meratapi wajah Galen yang sangat tenang,

Ada dokter yang masuk, "Kamu kerabat dari pasien? Apa ayah dari pasien bisa datang ke sini?" tanya Dokter, "saya ada hal penting yang harus di obrolkan kepada Ayah nya" lanjutnya,

Ride Me Crazy (21++) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang