17

2K 109 12
                                    

Arthur membelikan buah-buahan kesukaan adiknya dan menuju perjalanan pulang memakai mobilnya,sedikit cerita latar belakang tentang Arthur.

Flashback On

Sekitar sepuluh tahun lalu,saat Arthur berumur delapan belas tahun. Lelaki itu bertengkar hebat dengan kedua orangtuanya,

"JADI SELAMA INI AKU ANAK PUNGUT?!" tanya Arthur yang masih tak menyangka jika dirinya adalah anak angkat,

"B-bukan gitu nak,dengerin Mama dulu sebentar" sang Mama yang sudah menangis karena tak tega jika rahasia ini terbongkar, "kamu tetep anak Mama dan Papa" sambungnya,

Arthur melempar gelas yang ada di meja, "APA-APAAN KAMU ARTHUR! NGGAK TAU TERIMAKASIH UDAH DI RAWAT SAMA KITA TAPI SIKAP KAMU GITU SAMA MAMA KAMU SENDIRI!" bentak Papa lalu menampar pipi Arthur,

Sedangkan di balik pintu ada anak kecil yang masih berumur enam tahun melihat pertengkaran antara kakaknya dengan kedua orangtuanya, "Hiks! Papa jangan pukulin abang kayak gituu!!!" tangis bocah itu berlari menuju sang kakak yang terduduk di lantai karena tamparan Papa nya yang keras,

Bocah kecil itu menangis dihadapan kedua orangtuanya, "Jangan pukul abang!" isaknya,

Arthur tersenyum tipis melihat adiknya yang menangis, "Arthur mau pergi aja. Dan mulai sekarang,jangan cari Arthur lagi." keputusan Arthur sudah bulat. Ia jongkok dan memeluk bocah kecil itu, "Abang pergi ya Van. Jangan cengeng ya!" ucapnya sembari tersenyum pahit,dan ia pun berdiri "Makasih Ma,Pa. Arthur sayang kalian banget".

Lalu pria itu mengemasi barang-barang dan bajunya kedalam koper,setelah itu ia keluar dari rumah. "ABANG JANGAN PERGI!!!!!" teriak bocah kecil itu yang menangis kencang,

Namun terlambat,Arthur sudah didalam taksi dan ia pergi. Arthur adalah anak berbakat,di umurnya yang masih delapan belas tahun ia sudah mengerti bermain saham dan juga pintar dalam bisnis.

Tiga tahun kemudian ia berangkat ke New York saat sudah mempunyai cukup uang dan kemudian mimpinya terwujud,ia memiliki rumah yang cukup besar dan juga mempunyai perusahaan yang lumayan besar. Ia lalu lebih berkembang lagi saat sudah tujuh tahun kemudian.

Flashback Off

Arthur mengetuk pintu rumah dan betapa terkejutnya ia melihat sang adik yang pucat dengan memakai piyama pink. Apalagi pipi-nya yang masih saja tembam, "ABANGG!!!!!!" teriaknya lalu memeluk erat Arthur,

"Revan kangen banget sama abang!!" tangisan Revan masih selalu sama di telinga Arthur, "abang jangan pergi lagi!!" rengeknya,

Lelaki berumur dua puluh delapan tahun itu tersenyum dan mengusap-usap rambut Revan dengan gemas, "Iya sayang. Kamu keliatan sakit,kamu kenapa?" tanya Arthur dengan suara beratnya,

Revan mengerucutkan bibirnya, "Revan pusing. Kepala Revan sakit banget!" adu Revan lalu memeluk Arthur, "abang nggak boleh pergi lagi!" entahlah,Arthur sangat menyayangi adiknya yang satu ini. Ia masih saja manja kepada sang Kakak,

Dan juga,yang berubah dari Arthur adalah suaranya yang semakin berat membuat Revan semakin merasa nyaman kepadanya, "Ya udah. Ayok kita masuk,biar abang kompres dahi kamu" ajak Arthur lalu menggendong badan Revan yang mungil,

Lelaki mungil itu direbahkan di atas kasurnya dan Arthur pergi mencari kain dan air untuk meredakan panas Revan,jangan tanya bagaimana Revan sangat senang sekarang. Arthur datang dengan kain dan membawa air di dalam wadah sedang, "Sini sayang" ucap Arthur lalu meletakkan alat kompres nya,

Tak lama setelah itu Revan tertidur dengan Arthur yang merebahkan dirinya di sebelahnya, "Abang sayang sama adek" bisik Arthur lalu menutup matanya juga dan tertidur,

Ride Me Crazy (21++) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang