ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴠɪɪ ; ᴅᴏɴ'ᴛ ᴛᴏᴜᴄʜ ʜɪᴍ

804 89 9
                                    

ᵐ ᵃ ᵗ ᵉ

🥀

"Soonie-ah, kenapa tidak mengangkat telepon semalam."

Oh, wanita yang sama. Wanita yang melabrak Jihoon di kelas kemarin.

Jihoon tidak kaget, bahkan ekspresinya datar-datar saja. Namun yang mengejutkan adalah tiba-tiba rambut wanita yang menggoda Soonyoung itu dijambak dan dilempar kesembarang arah. Membuat beberapa siswa disana memekik tertahan melihat kejadian di depan mata.

"Apa kau sudah kehilangan otak? Sebaiknya perbaiki sikapmu."

Soonyoung terperangah kagum dengan sikap Jihoon. Dia baru saja diakui Jihoon sebagai kekasihnya secara tidak langsung kan? Iya kan? Benar kan?

"Soonyoung-ah!"

Tidak. Soonyoung memilih mengikuti kekasihnya dan menggenggam kembali tangan mungil itu. "Kenapa dari awal tidak bersikap begitu?" Godanya.

"Diamlah, atau kurobek mulutmu."

Soonyoung pun bungkam walau sesekalu masih tersenyum seperti orang bodoh. Jihoon marah dan memaki dirinya, namun tautan tangannya makin erat.  Mereka berdua terus berjalan hingga manik Soonyoung menangkap intensitas seseorang di ujung lorong.

"Ji, kau duluan. Aku ada urusan."

Jihoon menyerngit, "urusan apa?"

"Jangan khawatir, cepat saja."

"Apa aku bilang aku khawatir? Aku bertanya urusan apa."

Jihoon benar-benar ingin membuat Soonyoung jauh dari pergaulan semacam yang dia lakukan selama ini. Jihoon tidak ingin Soonyoung semakin rusak, apalagi ia sudah berjanji.

"Sebentar saja."

"Ikut."

"Eh? Bukannya ka-"

"Aku. Ikut."

"Kau yakin?"

"Memangnya kenapa?"

Soonyoung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu mendekatkan bibirnya di telinga Jihoon, "ke kamar mandi dan bermain dengan adikku?"

"Adik? Ad-"

Mata Jihoon membelalak begitu tahu apa yang dimaksud Soonyoung. "Aku ini sudah menahannya sejak tadi, dan sekarang sudah benar-benar tegak. Kau mau aku memasuki pagi ini juga?"

Wajah Jihoon memerah, ia memukul lengan Soonyoung kuat lalu segera pergi meninggalkan lelaki itu sendirian dengan senyum tertahankan. Menggoda Jihoon adalah hal yang paling menyenangkan.

Setelahnya ia pun berjalan menuju belakang sekolah, urusannya dengan lelaki itu belum berakhir.

--

"OMAIGAT HYOOONGG!!!! KAU SUDAH BENAR-BENAR PACARAN DENGAN KWON ITU?!!"

Jihoon hanya mendesis pelan lalu menutup telinganya kala Seungkwan datang padanya dan berteriak. "Diam, aku tidak mood ingin berbicara denganmu."

Seungkwan mengerucutkan bibirnya, ia kemudian kembali ke tempat duduknya.

Jihoon tahu Soonyoung menipunya. Ia juga melihat lelaki yang waktu itu pernah berkelahi dengan Soonyoung di ujung lorong. Ia memang tadinya ingin sekali ikut, tapi entah kenapa ia memilih untuk membiarkan Soonyoung pergi dan menyelesaikan sendiri. Ia juga tidak tahu pasti masalah mereka berdua.

"Oh, kau tidak mengindahkan perkataanku kemarin ya?"

Lamunan Jihoon buyar, ia kemudian menatap gadis yang sekarang berdiri disamping mejanya. Dia gadis yang kemarin menyuruh Jihoon untuk menjauhi Soonyoung. Heol, tidak tahu diri.

Tak hanya Jihoon, tapi seluruh kelas mengalihkan pandangan pada wanita cantik dihadapan Jihoon. Beberapa diantara mereka tidak peduli, dan beberapa dengan tatapan kesal.

"Kau ibuku? Kakak? Sepupu? Keluarga? Babu? Aku bukan siapa-siapamu, untuk apa menuruti?"

Wajah wanita itu memerah menahan amarah, hendak menampar Jihoon namun ditahan seseorang dari belakang.

"Hey, ular. Jika ingin membuat masalah pergi dan cari kelas lain, aku muak melihat wajahmu."

Ia berusaha melepas namun cengkraman lelaki tinggi pada lengannya sangat kuat. "Lepas!"

"Keluar, jangan buat keributan disini."

"Tidak akan! Aku masih harus berbicara dengan pendek itu!" Ucapnya penuh penekanan.

Mendengar itu, lelaki tinggi tadi langsung menyeret paksa sang gadis agar keluar darisana.

Tak sampai situ, beberapa alpha didalam sana membantu menarik wanita itu keluar dari kelas, karena ia terus saja memberontak. Bukan tanpa alasan, dulunya mereka memang tergila-gila dengannya setelah Jihoon namun ketika tahu ia pernah membuat seorang Alpha kehilangan Omeganya membuat mereka tidak suka dengan kehadirannya. Terlebih targetnya sekarang adalah 'Queen of Omega'.

"Harusnya kau tahu diri, jalang." Usirnya setelah mendorong kuat gadis itu hingga ia tersungkur di lantai.

Lelaki Alpha itu kemudian berbalik kembali ke kelas dan menghampiri Jihoon. "Jika diganggu olehnya dan Soonyoung tidak ada, minta bantuanku saja."

"Ah, oke Jun."

Moon Junhui. Seorang Alpha yang Omeganya dibuat mati oleh Sana; wanita yang tadi ia usir. Jun awalnya mengira jika Omeganya mereject dirinya, namun ternyata gara-gara wanita ular itu. Junhui tidak akan pernah membiarkan dia melakukan hal yang sama terhadap pasangan lain, wanita itu benar-benar parasit.

Jihoon kembali membuka buku, mengambil pena dan menulis sesuatu disana. Baru beberapa menit keheningan melanda, sebuah suara hantaman keras serta guncangan mengalihkan seluruh atensi para murid ke arah lapangan.

Dua Alpha bertarung.

Dan Soonyoung salah satunya.

ᵐ ᵃ ᵗ ᵉ

🥀

Kasian Jun ya..

Sana jahat..

Doain moga dia gk apa-apain Jiun..

Gk nyambung? Yaudah..

M A T E 《SH》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang