Edith tak akan pernah lupa pertemuan pertama mereka, saat tersesat karena terpisah dengan neneknya saat di Diagon Alley yang bisa dilakukan bocah yang umurnya belum genap 10 tahun hanya menangis sambil menunggu neneknya datang, ada suara langkah kaki yang mendekat Edith mengira itu neneknya jadi langsung memeluknya dan menangis "Ehhmm nak, sepertinya kau salah orang" Pria berpakaian serba hitam itu memberi Edith es krim dan menyuruhnya duduk sambil menengkannya.
"Di mana orang tuamu nak? Akan kubantu menemukannya" Tanya pria berpakaian serba hitam dengan hidung bengkok itu.
"Aku tadi kesini bersama nenek, karena ayah dan ibu beristirahat di makamnya" Edith mengucapkan hal itu dengan santai seperti biasa saja.
Snape membatu, heran kenapa anak sekecil itu bisa mengucapkan itu dengan santai "O-oh, sudah selesai makan es krimnya?"
"Sudah paman"
"Dimana terakhir kali kau kehilangan nenekmu?"
"Apa nenekmu memakai baju putih dengan keranjang yang berisi roti?" tanya Severus sambil melirik seseorang yang sedang berlari ke arah mereka.
"Iya, bagaimana caranya paman tau?"
"Itu nenekmu sedang berlari ke arah kita" Pria itu menunjuk wanita tua yang sedang berlari.
"NENEK" Edith berlari memeluk neneknya sambil menangis.
"Saya benar-benar berterima kasih karena telah menjaga cucu saya tuan" Wanita tua itu memeriksa keadaan Edith apakah ada yang terluka atau tidak.
"Sekali terima kasih"
"Terima kasih paman""Ya sama-sama, kalau begitu saya pergi dulu"
Pertemuan kedua mereka saat Edith dan neneknya pergi membeli perlengkapan sekolah, saat itu mereka tak sengaja bertabrakan dan sama-sama sedang menunggu antrian jadi daripada bosan Edith mengajaknya bicara dari situ Edith tau namanya "Severus Snape" bahkan umur.
Pertemuan ketiga mereka saat Edith pertama kali datang ke Hogwarts, Edith melihatnya dengan jelas, sayang sekali Snape melirik orang lain dari barisan Gryffindor.
Pertemuan keempat mereka saat pelajaran ramuan, setelah muncullah pertemuan kelima keenam sampai tak terhitung.
Edith ingat tahun kedua saat sedang bersedih karena kematian neneknya Snape juga ada di sana menghiburnya.
Tahun ke-3 saat mereka menjadi teman, tahun ke-4 saat hubungan mereka mulai dekat, tahun ke-5 saat memulai hubungan, tahun ke-6 saat hubungan mereka banyak masalah karena si pengganggu ketenangan dunia sihir, tahun ke-7 saat perang adalah kenangan yang tidak mungkin Edith lupakan.
Edith tidak sengaja ikut dengan golden trio yang saat itu sedang bertarung melawan pelahap maut, sepertinya sudah takdir, Edith hanya bisa menahan suaranya saat Snape sedang mendapat serangan dari ular Voldemort, Nagini.
Untungnya Snape bisa tetap selamat dan menang di pengadilan untuk pembersihan nama baiknya, dari sana mereka menikah dan hidup bahagia.
~~~~~
Yeyy, bagus ga endingnya?
~
~
~
~
~
.
.
.
.
.
~
~
~
~
~
.
.
.
.
.
~
~
~
~
~
.
.
.
.
.
~
~
~
~
~Lanjut
⬇️~~~~~
"Edith, mau tidak? George menggoyangkan pundak Edith yang sedari tadi melamun.
"Eh iya? Maaf George tadi aku sedang memikirkan makanan untuk malam nanti" Edith berbohong tak berani berkata tentang pemikirannya jika saat itu Snape masih hidup dan mereka hidup bahagia bersama, takut membayangkan bagaimana perasaan George yang sekarang berstatus sebagai suaminya.
"Aku bertanya bagaimana kalau hari ini makan di luar?" George bertanya dengan wajah indah nan tampannya~~~
"Ya tentu, sebentar aku bersiap-siap dulu" Edith langsung berlari ke kamar untuk mengganti pakaiannya.
"Baik"
~~~~~
Btw pendek banget ya
Tadinya pengen ngasih happy ending tapu bingung harus nulis apa jadi sad end aja
Kasian sama Snape :(
Kasian sama George soalnya di chapter yang tentang anting ga jodoh jadi kita kasih disini
Jangan lupa vote dan komen
Sampai ketemu di chapter lainnya ( •▽• )
Kali ini double up :~
KAMU SEDANG MEMBACA
Random
Historia CortaCerita singkat dengan para karakter Harry Potter Cerita yang terinspirasi dari karya J.K Rowling (Timeline nya mungkin sedikit berbeda) Maaf jika ada typo dan kesalahan penulisan. Terima kasih atas vote dan komennya~ _Histoire Sans Din_