~9 Juli 1992
*Sudut pandang lain
"Pantas saja aku tak pernah menemukan dimana burung hantu itu, ternyata dia seorang animagus" Snape bergumam seraya melanjutkan membaca surat.
"Severus, apa kau tak mau makan malam?" Snape kaget tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, ternyata itu Minerva.
"Sebentar aku sedang membaca surat dari penga-" Snape terkesiap dan tidak melanjutkan kata-katanya, tentunya tetap dengan muka datar.
"Ya?" Minerva tak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Snape karena suaranya terlalu kecil.
"Tidak, lupakan yang tadi, lebih baik kita pergi makan malam" Snape langsung berjalan secara cepat, pergi dari perpustakaan tanpa menunggu Minerva.
"Apa dia sakit? Telinganya merah" ucap Minerva.
~~~~~
"Jangan lupa untuk datang ke tempat itu besok, jam 12 siang ya"
"Mungkin ini terakhir kali kita akan bertemu, jadi jangan lupa datang tapi tidak datang juga tak papa, aku tak memaksa"
"Itu saja"
"Pengagum kecil"
Snape membaca kelanjutan surat itu setelah memastikan tak ada lagi sesuatu yang perlu ia kerjakan.
"Menyukaiku?"
"Besok?"
"Mari kita lihat siapa sebenarnya pengagum kecil itu"
~~~~~
"Kau akan pergi menemuinya Severus?" Albus bertanya.
"Kau membaca pikiranku Albus?" Snape memandang sinis ke arah kepala sekolah sihir itu.
"Tingkahmu saja menjadi aneh Severus, siapa yang tak penasaran tentang apa yang terjadi pada orang sepertimu?" Albus tersenyum terhadap Snape yang kesal.
"Tapi sepertinya kau akan terlambat, sekarang sudah lewat dari waktu yang dia tentukan" Snape memandang sebentar ke arah Albus dan pergi menuju tempat itu.
Saat Snape pergi ketempat itu (tempat pertama kali dia "pengagum kecil" memberinya hadiah)
*Karena hadiah yang selalu dikirimkan untuknya kecil dan mungil, Snape memberinya nama pengagum kecil.
Snape melihat seorang gadis berambut hitam dari kejauhan, dia mulai berjalan pergi jadi Snape berjalan cepat mulai seperti berlari dan berjalan pelan ketika sampai disana.
Sepertinya gadis itu terkejut.
"Halo Professor" gadis itu menyapa dengan canggung, Snape hanya diam, berusaha mengingat siapa nama gadis itu.
"Rambut hitam dan mata hijau yang menawan, Erelyn Nyx" Snape bergumam.
"Saya tak menyangka anda akan datang, anda sudah tau maksud dari surat saya kan" Snape berfikir dia seperti adik kecil yang imut, bersembunyi di balik rambut indahnya karena malu.
Snape berdehem "Jadi isi surat itu sungguhan?" Snape menaikkan salah satu alisnya.
"Tentu saja Professor, mana mungkin saya bermain-main dengan guru killer seperti anda" Erelyn menjawab.
"Benar juga mana mungkin dia bermain-main" batin Snape.
"Wow" balas Snape singkat."Jadi anu.... Bagaimana ya menjelaskannya" sepertinya gadis itu gugup pikir Snape.
"Jadi?" Snape bertanya-tanya bagaimana dia bisa punya keberanian sebanyak itu untuk menyatakan perasaan.
"JADI INTINYA SAYA MENYUKAI ANDA DAN ITU SAJA" Erelyn langsung berlari kencang setelah itu, Snape ingin mengejarnya tapi bagaimana dengan imagenya?
"Miss Nyx...." Snape belum selesai menjawab tapi gadis itu sudah berlari.
"Meski aku akan bilang itu menjadi cinta sebelah pihak dan hanya menganggapnya pengagum dan adik kecil, setidaknya aku harus berterima kasih atas semua hadiah dan keberaniannya kan? Snape berbicara pada dirinya sendiri.
~~~~~
Sejak hari itu Snape mencari informasi tentang Erelyn, tentunya yang terpenting Snape ingin tau kemana dia pergi karena mereka tak pernah lagi saling menyurati setelah itu, bahkan sampai melawan gengsi untuk bertanya pada teman si pengagum kecil dan orang itu adalah Amber.
Tapi Snape tak tahu kemana negara mana Erelyn pergi karena Amber tak mau memberitahunya.
"Kami sudah tak saling bersuratan sekitar 6 bulan dan maaf saya tak bisa memberitahu anda tentang kemana Erlyn pergi Professor, sekali lagi maaf" ucapan Amber yang terus teringat di kepala Snape.
"Kuharap kita bisa bertemu lagi Miss Nyx" harap Snape.
Sayangnya sampai akhir hidupnya mereka tak bertemu.
Snape mendengar semua perkataan Erelyn dari atas sana tapi tak bisa menjawabnya, tentunya dia juga berharap Erelyn punya seseorang yang akan membahagiakannya nanti.
*Sudut pandang yang lain selesai*
~~~~~
Hal random tentang cerita Erelyn:
~~~~~
"Jadi kau sudah menyukainya selama 4 tahun? Dari tahun pertama kita kan? Apa itu alasan kenapa kau menolak semua pria itu?" Amber kaget dengan pernyataan Erelyn."Ya begitulah"
~~~~~~~~~~
"Jadi ibumu bilang untuk melanjutkan usahanya di luar negeri?" Amber bertanya."Iya, dan tentunya aku akan menurutinya" Erelyn menjawab.
~~~~~~~~~~
"Jika ada yang bertanya tentang keberadaanku ingat untuk jangan memberitahunya Amber" pesan Erelyn.
~~~~~~~~~~
Erelyn sama Amber saling suratan lagi beberapa bulan setelah Snape datang hari itu, surat Amber salah alamat jadi nyasar ke rumah orang lain, itulah sebabnya lama •~•
~~~~~~~~~~
"Hei kau yang tadi kan? Yang membeli bunga Lily untuk keluargamu" Pria tinggi bermata biru itu memanggil Erelyn."Iya benar, ada apa? Apa uangnya kurang?"
"Tidak justru kembalian yang kuberikan tadi kurang, tadi aku salah menghitungnya" Alexander menyodorkan uang kembalian pada Erelyn.
"Kukira ada apa, ambil saja kembaliannya"
"Dan tolong siapkan satu bunga lagi yang cocok untuk mengunjungi teman"
"Baik" Alex menjawab.
"Dan perkenalkan namaku Alexander kau bisa memanggilku Alex"
Erelyn tersenyum "Perkenalkan juga namaku Erelyn" mereka berjabat tangan.
Jabatan tangan pertama mereka sebelum berakhir di pernikahan.
~~~~~*Random selesai*
~~~~~
Buat yang ga tau ini cerita yang sama dan judul yang sama dengan chapter sebelumnya cuman beda sudut pandang aja
Judulnya 'SS' Pertemuan-Akhir¹, kenapa ku kasih angka 1? Karena ini ceritanya sama aja cuman beda sudut pandang aja :~
Karena ada minta buat ini, jadi ku bikin ya
Itung² karena ga update hampir sebulan
Maaf kalau chapter ini rada-rada aneh soalnya ga pernah bikin dari dua sudut pandang yang berbeda
Btw ada yang sadar ga?
Erelyn ketemu pasangannya pas beli bunga buat Snape 😶
BELI BUNGA BUAT SNAPE eh ralat makam Snape
Makasih buat yang udah baca terus vote dan komen
Sampai ketemu di chapter lainnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Random
Historia CortaCerita singkat dengan para karakter Harry Potter Cerita yang terinspirasi dari karya J.K Rowling (Timeline nya mungkin sedikit berbeda) Maaf jika ada typo dan kesalahan penulisan. Terima kasih atas vote dan komennya~ _Histoire Sans Din_