"Sir, bangunlah! Tristian dalam bahaya." Mikalea menggoyang tubuh Mr. Jonathan yang merubah wujud menjadi serigala dan tidur melingkar menghangatkan Nathan dan Elleanor dengan bulu hitam lebatnya di bawah pohon.
Mata Mr. Jonathan yang sebesar tangan Mikalea pun terbuka pelan. Namun, Mikalea tak mau bersabar, ia lekas menyibakan kelopak mata Guru Zoologi-nya itu.
"Kau mendapatkan informasi? Bagus! Sekarang tidurlah, kita lanjutkan perjalanan besok," ucap Mr. Jonathan sembari memberi celah baru untuk Mikalea menghangatkan diri dan bergabung dengan lainnya yang bersandar di perut.
Mikalea bergeming dengan gurat protes.
"Maaf, dana kita tidak cukup untuk menyewa penginapan." Mr. Jonathan menjawab raut wajah Mikalea.
"Bukan itu. Tristian dalam bahaya!"
"Ah, benar juga!" Mr. Jonathan mengedarkan pandangannya. Seharusnya ramuan yang Tristian minum sudah tidak berguna lagi. Namun, sepanjang mata serigalanya menyapu kegelapan, takada sosok Tristian terlihat.
"Dia ada di Ramadtaal Sands. Seseorang melihatnya di sana," terang Mikalea.
"Apa? Jadi selama ini dia tidak ikut kita?" Mr. Jonathan bangkit, sementara Elleanor dan Nathan terbangun begitu tubuhnya terjatuh ke pasir dingin, ditambah kibasan ekor Mr. Jonathan menyapu seluruh tubuh mereka.
Mikalea menatap Nathan yang masih setengah sadar. "Nathan, kau baik-baik saja?"
Begitu netra biru Nathan menangkap Mikalea, kesadarannya langsung kembali penuh. "Kau tidak apa? Sayapmu?"
Nathan lebih panik. Ia memutar tubuh Mikalea yang tak bersayap. "Cepat! Lihat sayapmu! Aku mau melihatnya!"
"Sayapku baik-baik saja. Tristian yang seharusnya dikhawatirkan. Kakakku mengikutinya sampai ke sana tadi, tapi sekarang dia harus melanjutkan patroli. Jadi, kita harus cepat ke Ramadtaal Sand sebelum dia lebih jauh." Mikalea mengambil tas Mr. Jonathan dan mengeluarkan flyboard mereka.
"Bagaimana dengan bunga caerulea?" tanya Elleanor.
"Kita cari Tristian dulu," jawab Mr. Jonathan dengan tegas.
"Jadi misi mencari bunga caerulea kita ubah menjadi mencari Tristian," gerutu Elleanor.
"Bagaimana jika kau berada di posisi Tristian?" Suara Mikalea meninggi lalu menghampiri Elleanor dengan langkah mantap meski Mr. Jonathan berusaha menghentikan karena waswas keduanya akan saling menyerang.
Elleanor berkacakpinggang di depan Mikalea. "Aku akan tetap diam dan mengikuti rombongan ke mana saja jika aku menjadi dia!"
Mikalea menatap Elleanor dalam-dalam lalu alisnya mengerut. "Jangan-jangan kau sudah tahu sejak awal kalau Tristian tidak pernah ikut rombongan," tudingnya.
"Anak-anak!" Mr. Jonathan mencoba menghentikan adu mulut ini.
Elleanor mendengkus kesal menatap lawan bicaranya yang jauh lebih tinggi darinya. "Memangnya hanya aku saja? Bukankah kau juga sudah tahu? Mr. Jonathan juga pasti sudah tahu sejak awal sebagai seorang guru dan pembimbing?"
"Apa?" Mr. Jonathan protes begitu namanya turut dituduh.
Mikalea menatap Mr. Jonathan yang berdiri di antara keduanya, menuntut penjelasan. "Sepertinya memang benar apa yang Tristian katakan bahwa Mr. Jonathan Stroud tidak pernah membantu dan tidak pernah melakukan pekerjaannya dengan benar!"
Mr. Jonathan menghela napas sembari mengusap brewok dan kumis tipisnya. Ia tak mau terbawa dalam perkelahian siswanya lebih jauh. Buru-buru ia menepuk dada Mikalea dengan tangan yang bersinar kehijauan lalu ganti mengusap kepala Elleanor. Seketika kepala dan dada yang berapi-api itu mereda. Seharusnya ia menghemat energi untuk menjinakkan hewan gaib liar berbahaya. Namun, ia lebih kewalahan menghadapi siswa liarnya, alih-alih menghadapi hewan gaib liar yang akan mengancam nyawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wandering Caerulea (MAPLE ACADEMY YEAR 2)
Fantasy[UPDATE SELASA & JUMAT] Tim Lima field trip di Winterland beranggotakan Mikalea, Tristian, Nathan, Elleanor, dan Mr. Jonathan sebagai guru pendamping. Tim ini terlihat menonjol karena ketidakkompakannya sejak awal keberangkatan dari Maple Academy. K...