Part 8

193K 3.9K 273
                                    

Ini adalah hari senin. Cia sudah selesai menyiapkan dua potong roti dengan selai kacang dan segelas susu hangat. Ia masuk kedalam kamar lalu langsung menuju kamar mandi. Ini adalah hari pertamanya kekampus. Jangan sampai ia membuat kesalahan.

Cia sudah selesai mandi dan keluar hanya menggunakan handuk yang hanya mampu menutup setengah bongkahan dadanya dan menutup pantatnya sedikit. Apabila Cia menunduk, dapat dipastikan Gio dapat melihat memek Cia.

Gio langsung masuk kedalam kamar mandi setelah Cia bersiap menggunakan baju. Tidak membutuhkan waktu lama, Gio pun telah selesai mandi. Ia berjalan keluar kamar dan mendapati Cia yang sedang duduk di meja rias dengan balutan handuk dikepalanya.

"Pergi sama gue"ucap Gio.

" Gak apa, gue naik grab aja"

"Gak. Pulang kampus lo beli mobil sendiri. Baru lo pergi sendiri"

"Terserah deh"

"Pulang lo naik grab jam 12. Karna gue sampai rumah sekitar jam 2"

"Oke"

Cia melihat Gio melepaskan cincin perkawinan mereka. Apa Gio selalu melepasnya?. Mengapa Cia tidak pernah sadar?.

"Kenapa dilepas?"

"Ngapain di pake?"

"Yaudah terserah lo"

Gia menghembuskan nafas berat. Ntah mengapa, terbesit rasa sakit didadanya melihat Gio melepas cincin perkawinan mereka.

Kini Cia dan Gio berada didalam mobil. Gio mengendarai sedang mobilnya mengantar Cia ke kampus barunya. Cia menatap jemarinya yang tersemat cincin pernikahan mereka.

"Lepas aja biar lo bisa cari laki lain dikampus"

"Gue gak murahan. Tunggu cerai baru gue cari pacar"

"Gue gak masalah lo ada pacar"

"Gue yang masalah. Walaupun kawin gue sama lo diatas kontrak, tapo gue tetep istri sah lo"

"Istri sah melayani suami"

"Ya kan lo gue layani selama ini. Gue masakin, beres-beres, cuci baju. Kurang apa lagi coba"

"Tidak melayani secara biologis"

DEG.

"Ya itu ada dikontrak kan?"

"Iya. Jadi dengan ada kontrak itu. Lo bebas pacaran sama siapa aja"

"Lo ada pacar?"tanya Reta menatap Gio.

"Engga. Belum dapat" Bohong Gio. Cia tersenyum tipis. Ntah mengapa rasanya untuk berkata jujur ia belum siap.

Mobil Gio berhenti didepan kampus Cia. Cia menarik nafasnya panjang.

"Gue turun" Ucap Cia.

"Bentar"

"Apa?"

"Hmmm, gak jadi. Turun terus"

Cia menatap Gio kesal lalu turun dari mobil. Gio menatap Cia yang menghilang dari kerumunan mahasiswa lainnya.
***

Sudah berjalan 6 bulan sejak pernikahan Cia dan Gio. Sampai saat ini pula Gio masih berhubungan dengan Reta tanpa sepengetahuan Cia. Gio belum siap untuk jujur dengan Cia bahwa ia memiliki wanita lain.

Didalam kontrak memang dikatakan bahwa Cia gak berhak mengatur Gio. Namun Gio juga merasa aneh pada dirinya, ia takut jika Cia tau maka akan membuat luka hati Cia. Apakah sudah ada benih cinta Gio pada Cia?. Ntahlah.

Selama 6 bulan ini juga Gio mati-matian menahan gejolak hasrat sexnya untuk menyetubuhi Cia. Padahal Gio sering dihadapi oleh situasi yang membuatnys tegang.

Malam ini adalah malam sabtu. Pukul 8 malam tumben saja Gio sudah terlelap. Cia menatap jam didindingnya. Jam menunjukkan pukul 12 namun ia belun bisa terlelap juga. Cia sedari tadi sibuk menonton film di ponselnya.

Sedang asik menonton, tiba-tiba didalam film tersebut menampilkan adegan ranjang yang tidak terlalu intens memang. Namun dapat membangkitkan gairah Cia. Cia kembali merasakan memeknya berdekut seperti saat pertama sekali ia merasakannya dulu saat tangan Gio berada diatas kewanitaannya.

Cia menghalau pikiran itu, namun ia semakin tidak fokus dan memeknya terasa sangat gatal. Cia memandang Gio yang tertidur disebelahnya.

"Duh gue kenapan sih" Tanya Cia dalam hati.

Ia menatap tangan Gio mengingat kejadiannya dulu saat dengan nekat ia memasukkan jari Gio kedalam lubang kewanitaannya. Ia mulai resah, keringat dingin mulai menetes didahinya walaupun keadaan kamar dingin oleh ac.

"Anjing gak tahan gue"lirihnya pelan.

Ia menatap tangan Gio yang berada disamping tubuhnya. Dengan sedikit ragu Cia mulai mengangkat bajunya sebatas pinggul. Ia membuka cd satinnya yang telah basah. Kemudian ia mengangkang tepat disamping Gio.

Ia mulai mengambil tangan Gio kemudian memegang dua jari Gio dan memasukkannya kedalam memeknya.

"Uhhh"lenguh Cia saat jari itu sudah memasuki memeknya.

Seperti dulu, Cia mendiami tangan itu didalam memeknya. Sudah 3 menit jari itu bersemayam di dalam memeknya tanpa gerakan. Namun tiba-tiba jari itu dengan spontan bergerak memainkan memek Cia.

"Nghhhhh" Cia mendesah keras sambil menengadahkan kepalanya keatas.

Semenit kemudian Cia sadar lalu memegang tangan Gio bermaksud menyuruhnya berhenti. Ia menatap Gio yang kini ternyata telah bangun dari tidurnya. Cia menutup pahanya karena malu, dan menarik tangan Gio keluar.

"kok gak dilanjutkan?. Enak banget ya sampai mendesah gitu?"

Cia diam tidak menjawab pertanyaan Gio, namun pipinya bersemu.

"Sini gue bantu lagi" Ucap Gio sambil kembali memasulkan jarinya tiba-tiba kedalam memek Cia.

"Ahhhhhh, gi.. Gii... Oo.. Ber.. Henn.. Tiii. Kon.. Trakkkk... Nghhh"

Gio menghentikan permainan jarinya didalam memek Cia saat mendengar kata kontrak. Benar juga. Kontrak sialan itu membatasi segalanya. Gio menarik jarinya dari memek Cia kemudian melihat Cia yang tertunduk dengan muka merah menahan malu dan hasrat.

"Yaudah gue bantu lo tanpa gue sentuh"

Ucapan Gio membuat Cia mengangkat wajahnya yang masih merah. Ia menatap Gio bingung.

"Maksudnya?"

"Gue tau lo nafsu banget. Jadi karna kotnrak gue gak bakalan nyentuh lo. Dan gue mau bantu lo buat tuntasin hasrat lo tanpa gue sentuh"

"Emang bisa?"

"Lo gapernah?"tanya Gio dijawab gelengan oleh Cia.

"Buka baju lo"

*bersambung

JODOH GUE LO!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang