Part 21

139K 3.1K 221
                                    

Reta sedari tadi menatap ponselnya yang tidak ada notif dari Gio sama sekali. Sudah berulang kali ia menelpon dan mengirimi chat namun tidak ada balasan. Ia menghempaskan tubuhnya di tempat tidur menatap langit-langit kamarnya. Lalu ia tertawa mengingat kejadian tadi. Namun dengan cepatnya tawa itu digantikan oleh wajah yang muram.

"Mana sih ni Gio kok gak angkat-angkat telpon gue. Chat gak dibalas. Kemana sih ni orang"dumel Reta.

Ia menelpon ponsel Gio sekali lagi, namun tetao tidak ada jawaban. Reta menghempaskan ponsel itu disampingnya. Pikirannya kembali melayang.

"Kalau Gio gak jadi ceraikan si jalang itu gimana ya? Eh tapi harusnya jadi cerai kan. Ih gue penasaran banget"Reta kembali berbicara pada diri sendiri. Ia lalu bangun dari posisi tidurnya, kemudian duduk bersila diatas ranjangnya.

"Yaudah kalau mereka gak jadi cerai juga, pokoknya gue harus cari cara biar mereka cerai" Bibir Reta tertarik membentuk senyuman sinis di wajahnya.
*
Dilain sisi, Arka sedang menyeruput kopi miliknya. Sesekali ia menghisap Vape ditangannya kemudian membentuk asap-asap. Ekspresi wajahnya tidak dapat ditebak.

"Sayang, kamu udah ke apartemen Cia dan Gio? Mereka gak tau kamu udah pulang mungkin"tanya seorang wanita yang sudah berumur namun tetap terlihat cantik, bu Desi, mama Cia dan Arka.

Arka menatap mamanya sekilas lalu kembali menyeruput kopinya. Ia tidak memainkan vapenua dulu, takut menganggu mamanya dengan asap.

"Cia udah tau ma Arka di sini"

"Loh? Udah kamu telpon ya?"

"Engga ma. Tadi Arka ke mall kan sebelum pulang kerumah mau beli beberapa lembar baju untuk disini. Kan pakaian Arka, kebanyakan Arka tinggal di Belanda. Terus waktu Arka mau tes bajunya di ruang ganti, jumpa dengan Gio"

"Wah kamu jumpa sama Gio dan Cia di mall?"

"Engga. Gio.... Cuma sendirian ma. Terus kami bareng keapartemennya"

"Oh gitu. Yaudah kalau adek kamu udah tau gak apa. Mama kira belum tau kalau kamu udah pulang"

"Udah tau kok ma"

"Yaudah mama balik kekamar ya. Udah cukup nge vapenya ah jangan asik vape aja"

"Iya mama"

Bu Desi meninggalkan Arka dikamarnya. Arka memandang lurus kedepan mengingat saat tidak sengaja ia mendengar suara khas orang bercinta. Awalnya ia tidak menggubris. Namun ketika ia ingin meninggalkan ruang ganti, ia mendengar seorang wanita memanggil nama Gio dan tidak lama terdengar suara Gio berbisik pada wanita itu. Ia sangat hafal betul iu suara Gio dan suara wanita itu bukan suara Cia, membuat Arka mendobrak paksa kamar ganti itu dan terjadilah kejadian kemarin.
***

Pagi telah tiba, Cia membuka kedua matanya ketika sinar mentari mengusik tidur indahnya. Ia mengerjapkan matanya berulang kali membiasakan cahaya yang masuk kematanya. Cia melihat Gio tersenyum kearahnya.

"Oh tuhan Gio jangan beri aku senyum itu. Masa pagi-pagi udah breakdance aja ni jantung" Batin Cia.

"Selamat pagi sayang"ucap Gio. Sayang? Ntahlah Gio sekarang sudah dengan tanpa malu memanggil Cia sayang. Cia hanya tersenyum membalas ucapan Gio.

"Gio muka kamu gak sakit lagi?"

"Engga sayang"

"Kamu gak ke kantor?"

"Kamu sendiri gak kekampus?"

"Iya hari ini aku mah kekampus. Rasanya sudah cukup waktu istirahatku. Rasa takutku pun sudah berkurang"

"Yaudah ayo aku antar"

Cia ingin bangkit dari tidurnya, namun selangkangannya terasa perih.  Ia mengingat kejadian tadi malam antara ia dan Gio.

JODOH GUE LO!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang