"Aku percaya dengan kamu"
"Cia jangan gila!"
"Bang Arka aku percaya sama Gio"
"Kamu udah diselingkuhin sama dia!. Dia udah nyakitin kamu!"
"Aku juga salah!. Aku harusnya gak langsung setuju pernikahan itu. Aku harusnya tanya juga pendapat Gio. Aku egois kemarin"
"Cia tapi... "
"Cukup bang Arka. Aku tau, bang Arka gak mau aku sakit lagi kan. Tapi Aku dan Gio sama-sama salah. Apa gak pantas Gio memperbaiki semuanya? Apa gak ada kesempatan kedua buat Gio?"
Arka terdiam membalikkan badannya membelakangi Cia. Air mata menetes membasahi pipinya. Tidak salah bukan, seorang abang menangis untuk adiknya?. Cia berjalan kearah bang Arka. Ia memeluk abangnya dari belakang.
"Bang Arka maafin Cia. Cia gak maksud buat ngebantah abang. Cia.. Cia cinta sama Gio. Setiap orang punya kesalahan kan? Setiap orang juga berhak berubah kan? Pencipta kita aja memberikan waktu hambanya untuk berubah memperbaiki dirinya. Kenapa kita sebagai makhluk ciptaannya sangat egois merasa besar tidak memberikan maaf dan kesempatan kedua?"
Arka mengusap air matanya kemudian berbalik menatap adiknya. Ia mengusap air mata dipipi adik tersayangnya.
"Abang cuma gak mau kamu sakit lagi"
"I'm okay. Pliss bang. Kasih kesempatan Gio untuk kedua kalinya"
"Yaudah, kalau kamu sudah merasa benar-benar kali ini Gio berubah, abang bisa apa?. Asal, kalau Gio berulah lagi. Jangan salahkan abang dengan apa yang abang lakukan dan kamu gak boleh ngelarang"
"Iya abang. Cia sayang abang"
"Abang juga sayang Cia"
Cia melepaskan pelukannya lalu menatap tidak jauh dari dirinya berada, pak Heru menundukkan kepalanya enggan menatap Cia. Cia menghampiri papanya.
"Pa"
Panggil Cia menyentuh pundak papanya. Namun pak Heru masih menundukkan wajahnya.
"Pa, Cia mohon lihat Cia"
Akhirnya pak Heru menatap Cia. Mata pak Heru sudah penuh dengan air mata, ia sangat menyayangi putri kecilnya.
"Cia butuh maaf papa untuk Gio pak, kasih kesempatan kedua buat Gio"
Pak Heru terduduk di sofa. Kakinya lemah melihat wajah putrinya apalagi dengan mata sembabnya. Cia duduk dibawah bertumpu pada kakinya. Ia mendongakkan kepalanya menatap teduh wajah papanya.
"Papa bukan tidak mau memberikan kesempatan kedua untuk Gio. Tapi papa gak sanggup liat kamu nangis dan sakit kayak kemarin"
Kini tangis pak Heru pecah. Ia menutup kedua matanya dengan jarinya. Badannya bergetar oleh tangisannya. Cia berdiri lalu memeluk papanya itu.
"Maafin Cia udah buat papa susah kemarin. Cia janji pa, Gio akan berubah. Gak akan terulang kembali apa yang kemarin terjadi"
Pak Heru melepaskan pelukan putrinya. Ia menatap lekat wajah putri kecilnya yang amat sangat ia sayangi.
"Kamu putri kecil papa. Dari kamu belum berwujud seperti ini, papa sudah mencintai dan sangat menyayangimu. Tangisan kamu saat terlahir didunia ini, masih teringat jelas di ingatan papa. Dari kamu kecil papa jaga aku agar kamu tidak terluka. Dari kecil papa berikan seluruh hidup papa demi anak-anak papa. Dari kamu kecil hingga dewasa seperti ini, tidak ingin papa melukai hatimu sama sekali. Dan saat papa menikahkan kamu dengan Gio, papa berharap dia bisa menjaga, menyanyangi dan mencintai kamu sebesar yang papa berikan untuk kamu. Kamu tau, berat papa melepas kamu bersama lelaki lain, tapi harus papa lakuin. Dan sebulan lalu, saat kamu datang kerumah ini, dengan tangisan kesedihan, hati papa hancur. Sakit melihat putri papa menangis karena hatinya dihancurkan oleh pilihan papa. Papa.. Papa... "
"Papa gak salah. Maafin Cia pa. Cia minta maaf"
Cia mencium tangan papanya.Cia tidak sanggup menahan air matanya, tangisannya pecah. Papanya sangat mencintai dirinya. Gio mendekati Cia, menenangkan wanitanya yang bergetar menahan tangisan.
"Maafkan Gio pa. Gio salah. Gio sudah melukai hati Cia. Gio minta maaf. Gio gak akan ulangin kesalahan untuk kedua kalinya. Akan Gio pegang kata-kata Gio"
"Papa merestui hubungan kalian kembali. Tapi tolong Gio, buktikan kata-katamu. Untuk terakhir kali papa bilang dan memohon sebagai papa dari putri kecilnya. Tolong jaga putri papa, jaga, cintai dan sayangi dia seperti papa melakukannya selama ini. Jangan pernah buat hatinya luka kembali. Jaga pernikahan kalian berdua. Pergilah Cia jika itu keputusanmu"
"Bukan itu yang Cia mau, pa"
Semua menatap Cia heran, termasuk Gio yang mengerutkan keningnya. Cia melepaskan rangkulan tangan Gio yang menyentuh bahunya. Cia berdiri kemudian menatap keluarganya dengan senyum.
"Jangan salah paham. Yang aku maksud sedari tadi kesempatan kedua bukanlah kembali kedalam hubungan pernikahan"
"Cia maksud kamu apa?"
***
*bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH GUE LO!!!
General FictionWARNING!!! 21+ Banyak adegan dewasa. Yang belum cukup umur yuk minggir dulu. *** Kisah seorang gadis yang dijodohkan dengan sahabat orang tuanya. Namun sebelum pernikahan dimulai, ia telah membuat kontrak dengan pria calon suaminya itu. Cerita ini...