Part 27

105K 3.2K 545
                                    

Sudah sebulan lamanya Cia berada dirumah orang tuanya. Ia masih saja terus mengurung dirinya dikamar. Seharusnya, ia sudah mengurus perceraiannya bersama Gio. Namun, ia masih belum sanggup.

"Cia sayang, ada tante Rani dan om Rudi dibawah"

Cia melihat kearah mamanya. Ia memberikan senyum paksanya, kemudian mengangguk. Cia turun kebawah menemuin tante Rani dan om Rudi.

Tante Rani menatap Cia sendu. Ia memeluk Cia erat. Anak baik yang sudah dianggap seperti anak sendiri harus merasakan luka karena perbuatan anak lelakinya.

"Mama, Cia rindu"

"Jangan panggil mama, rasanya sakit mengingat kamu... "

"Ma, itu semua bukan salah mama dan papa. Mama dan papa tetap orang tuaku" Ucap Cia, kemudian tante Rani melepaskan pelukannya.

"Cia, kamu sungguh baik.. Mama... Mama minta maaf"

"Bukan salah mama Rani kok. Gapapa ma"

Cia menatap pak Rudi yang sedari tadi menunduk malu. Cia menghampiri pak Rudi, lalu memegang tangan papa mertuanya itu.

"Papa Rudi gak mau lihat aku? Kok nunduk terus?"

"Maaf Cia papa baru berani menjumpai kamu. Papa malu. Harga diri keluarga papa hilang dihadapn kamu. Kamu gak pantes Cia panggil aku papa lagi. Papa gak pantes... "

"Papa gak salah. Mama Rani dan papa Rudi gak salah. Ini cuma faktor ketidak beruntungan Cia aja kok"

"Tapi Cia... "

Brakk.

"MAU APA LO KESINI BAJINGAN?"
sentak Arka ketika melihat Gio yang berada didepan pintu. Gio memakai baju yang sudah dekil sekali, rambutnya acak-acakan. Matanya memerah.

"Mau apa kamu kesini hah? Mau bikin malu keluarga lagi?" Ucap pak Rudi sambil menarik baju Gio murka.

"Pa izinkan aku jelasin ke Cia semua kesalah pahaman ini. Aku.. Aku dijebak"

"Gak usah banyak alasan lo"

Bukk.

Arka menarik Gio kemudian memukulnya hingga terjatuh kelantai.
Cia ingin membantu, namun tangannya di tarik oleh tante Rani.

"Biarkan saja Cia. Dia pantas mendapatkannya"

"Tapi ma... "

Bukk.

Arka kembali memukul Gio berkali-kali. Cia tidak tega melihat Gio yang dipukuli membabi buta. Walaupun ia kecewa dengan Gio, namun rasa cintanya masih membekas untuk pria itu.

"STOP!. BANG ARKA AKU BILANG STOP"

"Cia apa yang kamu lakukan? Dia udah buat kamu terluka!"

"Cia.. Ak.. Ku mau ce.. Rit... Ta semuanya" Lirih Gio sebisa mungkin.

"Bacot lo"

Bukk.
Arka kembali memberikan pukulan diwajah Gio dan memberikan tendangan di tubuhnya.

"Kak Arka aku mohon stop. Aku mau mendengarkan cerita Gio"

"Cia... " Bu Desi menyentuh pundak Cia. Cia kemudian menatap pak Heru yang diam sedari tadi.

"Pa. Aku mohon, dengarkan Gio sekali ini saja"

Pak Heru menarik nafasnya berat. Sebenarnya ia sangat ingin mengusir Gio dari rumahnya. Namun ia melihat putrinya mengiba, membuatnya luluh.

"Baik, kita dengarkan Gio"

"Pa.. "

"Arka itu permintaan adik mu"

Arka terdiam, ia menendang kursi didepannya. Lalu ia menjauh duduk disofa ruang keluarga. Semua duduk diruang keluarga, begitupun Gio. Suasana hening, semua menunggu Gio membuka suaranya.

"Cepetan anjing!" Sentak Arka pada Gio.

"Maaf"lirih Gio memulai pembicaraan.

"Aku yakin semua sudah mendengarkan cerita Cia. Dan itu betul. Aku sudah berselingkuh dan berhubungan badan dengan wanita lain bernama Reta. Aku juga menyebabkan Reta gak bisa punya anak lagi"

Cia memejamkan matanyanya, menarik nafas serta menguatkan hatinya mendengar pengakuan Gio. Bu Desi menggosok punggung Cia, mencoba menenangkan.

"Tapi gak semua betul yang diceritakan Reta. Dulu, saat masih kuliah, Reta yang ngejar-ngejar aku. Salahnya, aku meresponnya. Kami pergi ke club malam dengan beberapa teman. Bodohnya, aku dijebak dengan Reta. Ia menaruh obat perangsang diminuman ku. Dan terjadilah hal yang tidak diinginkan"

Gio menatap mata Cia yang mulai berkaca-kaca. Hati Gio sangat sakit, ingin sekali ia memeluk wanita itu. Namun ia tahu persis, dirinya lah yang membuat Cia menangis dan menorehkan luka dihati Cia.

"Setelah kejadian itu, selang beberapa hari, Reta bilang dia gak dapet halangan. Dia juga bilang, badannya sakit-sakit dan mual. Terus dia ngelihatin testpecknya dengan dua garis pertanda hamil. Aku gak yakin awalnya, karena kami baru melakukannya beberapa hari lalu dan itupun hanya sekali. Jadi aku mengajaknya kedokter, dan hasilnya..... "

Gio menarik nafas sebentar.

"Reta beneran hamil. Anehnya, dokter bilang usia kandungannya sudah 2 bulan. Saat kami pulang kerumah, aku bertengkar hebat dengan Reta. Aku bilang itu bukan anakku, tapi dia tetap minta pertanggung jawaban ku. Aku marah, aku merasa dijebak. Aku dijebak dikasih obat perangsang, lalu dituduh menghamilinya yang jelas-jelas bukan anakku. Kami baru melakukan beberapa hari lalu, tapi usia anak itu sudah 2 bulan"

Cia memegang kepalanya yang pusing. Gio menghentikan obrolannya melihat Cia yang pucat.

"Teruskan"

"Karena aku marah merasa dijebak, aku tidak sengaja mendorongnya. Ternyata dorongan itu sangat kuat membuat perutnya membentur ujung meja dengan sangat kuat dan terjadi pendarahan hebat. Aku... Aku merasa takut melihat darah yang begitu banyak. Aku membawanya kedokter. Tapi... Bayinya tidak selamat dan rahimnya harus diangkat. Dia gak bisa punya anak lagi. Dia meminta pertanggung jawabanku, dan aku memberinya apartment dengan janji akan menikahinya. Namun tiba-tiba aku dijodohlan dengan Cia . Setelah pernikahan, aku jatuh cinta dengan Cia"

Gio memandang Cia, namun wanita itu mengalihkan pandangannya enggan menatap Gio.

"Aku memutuskan Reta, dan ingin memperbaiki hubunganku dengan Cia. Namun wanita itu menciumku dan saat itu Cia masuk keruanganku. Reta juga menceritakan cerita yang tidak lengkap sehingga salah paham ini semakin menjadi rumit"

"Jadi maksud lo, itu semua bukan kesalahan lo?"

"Kesalahan gue gak jujur sama adik lo ka"

"Gue gak percaya. Mana bukti kata-kata yang lo bilang hah?"

"Gue bisa bawa lo, Cia, mama ,papa kerumah sakit tempat Reta periksa dulu, gue bisa buktiin usia hamil dia udah 2 bulan saat diperiksa. Dan waktu gue ke club, gue bisa buktiin ke temen-temen gue yang datang juga waktu diclub dulu biar lo tambah percaya sama gue"

Gio menatap Cia yang kini juga sedang menatap dirinya.

"Yang susah bukan buat buktiin semua itu. Yang lebih susah itu dapatin maaf dari kamu Cia, dapetin kepercayaan kamu lagi. Aku.. Sebulan ini.. Sangat tersiksa tanpa kamu. Aku... Sungguh jatuh cinta dengan kamu... Aku... Menyesal Cia. Tolong maafkan aku,beri aku kesempatan kedua. Aku mau memperbaiki semuanya. Aku mau pernikahan kita tetap terjaga"

Gio berjalan mendekati Cia. Ia memegang tangan Cia, menciuminya berkali-kali. Ketika Gio hendak bersujud dikaki Cia, Cia memegang pundak Gio melarangnya.

"Aku percaya dengan kamu"

*bersambung

JODOH GUE LO!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang