Holiday (2)

378 80 25
                                    

Guys kemarin aku bilang kebun mangga ya, aku ganti kebun plum ya, lupa settingnya subtropis, nyari mangga sampek jungkir balik ya mana ketemu :')

.

.

.

Enjoy

Jangan lupa play lagunya, biar lebih menghayati.

.


.

Alam punya lagu pengantar tidurnya sendiri. Suara gemerisik daun-daun diterpa angin berpadu dengan suara debur ombak di tengah senyapnya malam adalah satu dari sekian lagu dalam playlist nature lullaby.

Seharusnya ini waktunya manusia jatuh ke alam mimpi, waktu tenang untuk merilekskan seluruh otot-otot tubuh dan mengembalikan energi untuk menyambut pagi.

Seharusnya begitu.....

Tapi enam bocah SMA dari kota saat ini malah ribut bersepeda di tengah malam, menyusuri jalan raya di sepanjang bibir pantai setelah sukses mengendap-endap keluar penginapan.

"Wohooooo... "Teriak Jeongwoo saat sepeda melaju kencang menuruni tanjakan, membelah angin.

"Tak kusangka bersepeda malam-malam bisa seasik ini,"seru Yedam yang posisinya paling belakang.

"Para kaum darah terkutuk tak mencari kita kan?"ucap Junghwan agak berteriak.

"Mau mereka mencari juga masa bodo, memang mereka mau diajak maling?"sahut Jeongwoo.

"Hoon, Gila kau! Maling buah plum buat apa?"seru Junkyu.

Jihoon tertawa keras,"Kan lumayan dimakan beramai-ramai, sekalian memacu adrenalin kalau ketahuan."

"Sinting! Kalau ketahuan pokoknya aku langsung lari!"teriak Junkyu.

"Padahal beli di pasar bisa, sekalian satu toko kalau perlu, kenapa harus repot-repot maling di lahan orang,"ucap Haruto tak habis pikir.

Setelah bersepeda kurang lebih selama 10 menit, mereka sampai di kebun plum yang dilewati pagi tadi. Kebun itu tak begitu luas, tapi pohon-pohonnya sedang berbuah banyak. Ada pagar tembok rendah yang membatasi kebun dengan jalan raya.

Mereka berenam berhenti tak jauh dari kebun dan menyembunyikan sepeda di balik gelapnya pepohonan dan semak-semak. Harus ada dua orang yang tinggal dan menjaga sepeda.

Setelah melakukan adu batu kertas gunting, yang kebagian berjaga adalah Yedam dan Haruto. Jadi empat sisanya yang pergi ke kebun.

Berbekal masker, ransel, dan senter, Si quartet J berjalan mengendap-endap di tepi jalan raya, menoleh ke sana kemari memastikan tak ada yang memergoki saat mereka memanjat pagar.

Suhu malam hari di pulau ini agak dingin, jadi mereka kompak mengenakan celana training dan hoody, kecuali Jeongwoo yang nekat mengenakan celana pendek.

Satu persatu mereka meloncat turun dari pagar, terdengar suara serasah dedaunan dan ranting patah terinjak saat mereka mendarat.

"Woah, sepertinya kebun yang ini sudah siap panen,"ucap Jeongwoo saat menyorot senter ke arah gerombolan buah plum yang menggantung. Kebanyakan warna kulitnya sudah ungu maroon, pertanda banyak yang matang.

"Aku bisa dengar teriakan memohon-mohon, petik aku hyunggg...petik aku,"ucap Jeongwoo dramatis.

Seketika dari belakang, Junkyu mendorong kepalanya,"Halumu woo...baru semalam tidur sekamar dengan Asahi, otakmu sudah ikut geser."

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang