Selamat Hari Raya Idul Adha bagi yang merayakan!
Semoga dapet daging banyak ya? Hehe
Halo!
Jangan lupa vote and coment!!
***
Jey dan Mei duduk dibangkunya dengan tenang. Diantara mereka, tidak ada yang membuka suara. Sibuk dengan handphonenya masing-masing.
"Mei, nanti gue bolos," ucap Jey dengan menatap Mei. Mei balik menatapnya, "Cewe lagi?" tanya Mei.
"Gak, mau nongkrong didepan," jawab Jey. "Baru aja jadi anak SMA udah jadi anak brandalan," cibir Mei. Jey terkekeh, "Lo lupa? Sahabat lo ini kan emang brandalan," ujar Jey.
"Jadi brandal kok bangga," cibir Mei. Jey tidak membalas cibiran Mei karena memang kenyataannya seperti itu.
Ia memainkan rambut Meira. Memainkan poni, meluruskan rambut, dan berakhir mengacak - acak. Hingga, seorang siswa mendatangi mereka.
"Permisi, Rendra?" tanya siswa itu.
Jey dan Meira menatap siswa tersebut. "Iya, kenapa?" tanya Meira mewakili Jey. "Ikut kakak ke ruang osis," ujar cowo itu.
"Ngapain gue kesana? Gue gak ada niat ikut osis," ucap Jey. Hari ini ada kegiatan pemilihan calon anggota osis baru di sekolahnya.
"Gak ada sangkut pautnya sama calon osis, kami ada urusan sama kamu," jelas cowo itu.
Meira menatap Jey. "Sana," usirnya. Jey tidak menggubris Mei maupun seniornya itu. Ia meletakkan kepalanya bersiap untuk tidur. Namun, pukulan Mei di kepalanya membuatnya urung untuk tidur.
Plakk
"Aduh, kenapa si Mei?" tanyanya dengan mengelus kepalanya.
"Ditungguin sama kakak osisnya itu lo, Jey," jawab Mei dengan melirik osis itu lalu tersenyum tipis. Jey menatap Mei tidak suka karena senyum ke senior itu.
Jey bangkit dan menggandeng Mei. "Eh, eh, ngapain narik - narik?" tanya Mei dengan berusaha menahan diri.
"Ikut gue," ajak Jey. "Kami ada urusan sama kamu doang dek," ucap senior itu dengan tegas.
"Gue kasih dia pilihan, gue ke sana berdua sama sahabat gue atau gue gak kesana?" penawaran Jey. Penawaran yang ia berikan hanya memihak padanya.
Mei yang mendengar penawaran Jey pun kesal, akhirnya ia memutuskan untuk ikut saja. "Gue ikut, ayo!" keputusan Mei.
Jey dan Mei meninggalkan senior itu begitu saja. Mau tidak mau, senior itu mengikuti mereka dari belakang.
"Bucin," gumam senior itu dengan menatap dua insan yang berjalan dengan Jey menggenggam tangan Mei.
Saat di pertigaan, Jey dan Mei berhenti menunggu senior mereka mendahului mereka. Kenapa? Karena mereka tidak tau tempat ruang osis dimana.
Mereka berdua mengikuti kakak osis dari belakang. Jey menggandeng kembali tangan Mei dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meira
Teen FictionHarap follow akun dulu 🙏 Welcome to my story 📝 Hai readers ~~~ Meira dan Jey, dua orang yang ditemukan dalam ikatan persahabatan. Saling ketergantungan antar lain. Jey yang selalu membolos sekolah dan gemar mengajak Mei berangkat bersama serta g...