Pertemuan Jey dan Arza

10 14 7
                                    

Pagi telah tiba, sinar matahari dengan lancang memasuki ruang kamar Jey melalui celah - celah jendela kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi telah tiba, sinar matahari dengan lancang memasuki ruang kamar Jey melalui celah - celah jendela kamar.

Jey menggeliat diatas kasur dengan malas. "Hoam...jam berapa nih cahaya udah terang banget?" tanyanya dengan mengucek kedua matanya.

"Gue kesiangan ya?!" teriak Jey dan larii ke kamar mandi.

Hari ini dia mandi ala bebek. Mengguyur tubuhnya dengan cepat dan segera memakai seragam sekolah.

Ia memakai parfum mintnya dan segera mengambil handphonenya. Berjalan menuju meja makan untuk berpamitan dengan menghubungi Mei.

Meiiiii

Mei
Gue otw, tunggu!
Awas lo tinggal!

Setelah mengirimkan pesan, ia mengambil paksa telapak tangan mamanya, "Ma, abang berangkat dulu udah kesiangan!" serunya dengan menyalimi kedua orang tuanya.

"Bang, lo ngigau?" tanya Jen. Jey melirik adeknya, "Sekarang jam berapa?" tanyanya.

"Jam enam kurang," jawab Jen. Jey mendelik, "Lo gak usah bohong, matahari udah terang gitu masa jam enam kurang," bantahnya.

"Emang masih jam enam kurang," sahut ayah Jey.

Jey membuka handphonenya dan melihat jam disana. "Lah, masih jam enam," gumamnya.

"Hahaha, abang ini lucu ya, ayo sarapan dulu," ucap mamanya.

Jey mengangguk dan duduk disebelah Jen. "Mimpi apa bang sampai ngigau gini?" tanya Jen. "Gue bangun gara-gara mataharinya nerpa muka gue, gue kira kesiangan," jawab Jey dengan malas.

"Malu banget gue," ucapnya dalam hati.

"Dimakan, biar hari abang secerah matahari hari ini," ujar mamanya seraya memberikan piring.

Jey menerimanya dengan senang hati dan memakannya. Ditengah - tengah mengunyah, ia berpikir 'kenapa gue gak lihat jam ya tadi?'

Jey mengetuk sendok pada piring dengan keras hingga menimbulkan suara nyaring.

Ting!!

"Astagaaa! Abang!" seru Raini terkejut.

"Eh, eh maaf ma, Jey berangkat dulu ya ma!" ucap Jey dan segera pamit.

***

Jey mengetuk pintu coklat didepannya.

Tok! Tok! Tok!

MeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang