"Aaaaaaaaaa!" teriak Jey kala ada tangan menepuk pundaknya dari samping."Setannnnnnn! Tante Marfa setannnnn!!!!" lanjutnya dan melompat ke kasur Mei dan menyembunyikan wajahnya dibawah bantal.
"HAHAHAHHAHAHAHAHHA!" suara tawa Mei terpingkal - pingkal.
Jey yang mendengar suara tawa itu semakin merapatkan wajahnya dibawah bantal. "Aduh! Ngeri banget kamar Mei!" serunya didalam hati.
"Hahaha, lo gak pengap dibawah bantal, hah?" tanya setan itu.
Jey merubah posisi menjadi terlentang dan mengatur napas. Jujur saja, dia pengap di bawah sana.
"Lah, gue nurutin omongan setan?" tanyanya pada diri sendiri. "Huaaaaaa," teriaknya ketika sadar dan bersembunyi lagi di bawah bantal.
Klik!
Lampu kamar menyala, ia sadar jika lampu menyala. Semakin berdetak kencang jantungnya.
"Setannya nyalain lampu lagi, kalo gue liat terus gue pingsan gimana?" ujarnya dibawah bantal.
Buk! Buk! Buk!
Jey menegang, bahunya ditepuk tiga kali oleh setan. Di dalam hatinya ia terus berdoa agar setan ini pergi.
"Jey!"
"Seterkenal itu gue, sampai-sampai kalangan setan aja kenal gue," pujinya pada diri sendiri.
Bukkk!
"Aduhhhhhh!" serunya ketika kepalanya dipukul guling dengan keras. Ia membalikkan badan dan melihat wajah putih lalu tidak sadarkan diri. "HANTUUUUUU!" teriaknya sebelum pingsan.
"Cewe cantik kayak model gini dibilang hantu!" cibir Mei. Ya, Mei sengaja mengerjainya. Ia sangat kesal dengan sahabatnya ini.
Puk! Puk! Puk!
Ia menepuk pipi kanan dan kiri Jey. "Bangun, gue bukan setan," ucapnya dengan terus menepuk pipi Jey.
Tidak lama kemudian, Jey membuka matanya. "LO! LO SENGAJA YA NAKUTIN GUE?!HAH!" bentak Jey dengan kesal.
Mei menjauh, "Waduh, dia kesurupan, lariii!" serunya dan lari keluar kamar.
Jey diam sejenak, "Tadi suara Mei? Shit! Gue dikerjain!" seru Jey dan menyusul Mei keluar kamar.
***
"MEIIIIIIIIIII!" teriak Jey diujung tangga. Semua orang dirumah itu berlari tergopoh - gopoh berkumpul dibawah tangga.
"Aduh, ada apa si ini?" tanya Marfa. Jey menatap Marfa dengan tajam, "Hehe, maaf," ucap Marfa dan bersembunyi dibelakang punggung suaminya.
"Ada apa si, Jey?" tanya Mano mewakili semua orang disana.
"Mana Mei?!" tanyanya dengan kesal. Semua orang menunjuk ke arah meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meira
Teen FictionHarap follow akun dulu 🙏 Welcome to my story 📝 Hai readers ~~~ Meira dan Jey, dua orang yang ditemukan dalam ikatan persahabatan. Saling ketergantungan antar lain. Jey yang selalu membolos sekolah dan gemar mengajak Mei berangkat bersama serta g...