Baikan

11 12 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Jey, kejar Mei dan selesaikan masalah kalian sekarang juga, kita tunggu kalian disini dan harus sudah baikan!" suruh Rey dengan tegas.

Jey menghela napas, "Iya pa," jawabnya dan berlari mengejar Mei yang masih terlihat didepan pintu cafe.

"Mei!" panggilnya dengan menggapai sebelah tangan Mei.

Mei berhenti dan segera mengelap kasar air matanya. "Kenapa?" tanyanya tanpa berbalik.

"Selesein masalah dulu ya, pakai kepala dingin," ajak Jey.

"Huh, ditaman seberang aja," ajak Mei dan diangguki Jey.

Mereka menyeberang menuju taman itu. Memilih duduk ditempat yang sepi dari orang - orang.

"Sorry udah bentak lo," ucap Jey.

"Hm,"

"Gue gak suka lo bilang Caca orang gak baik, salah gue emang gak pernah cerita tentang ini ke lo," ucap Jey dengan menatap Mei.

"Gue udah mendem rasa ke Caca tiga tahun Mei, gue ketemu dia waktu kelas 7, gue deket banget sama dia," lanjutnya.

"Oh lo deket banget sama Caca? Sedeket apa lo sama dia? Sedeket lo ke gue? Haha gak mungkin sedeket kita, jelas lebih deket dari itu kan?" tanya Mei.

"Dan --,"

"Kenapa lo gak pernah ceritain gue ke temen - temen lo? Kenapa? Gue sejelek itu untuk lo kenalin ke mereka? Semalu itu lo kenalin gue ke mereka? Iya?!" potong Mei.

"Gak gitu Mei, gue gak kenalin lo ke temen - temen gue karena mereka gak baik buat lo, gue tau lo gak nyamanan deket sama cowo, gue ngelindungin lo," jelas Jey.

"Dan kenapa lo gak pernah ada waktu buat gue sedangkan kalo sama cewe - cewe lo selalu ada?" tanya Mei lagi.

"Gak ada waktu gimana? Hampir tiap hari kita sama-sama," jawab Jey.

"Yang lo maksud sama-sama yang mana? Berangkat sekolah bareng? Gue nunggu lo jemput? Gue nunggu lo pulang? Itu bareng?!" tanya Mei dengan kesal.

"Mei --"

"Lo itu punya otak gak si?! Lo dateng ke gue cuma sebutuh lo doang Jey! Gue capek harus selalu maksain diri gue ada disisi lo terus! Sedangkan lo gak pernah ada buat gue! Selalu ngehabisin waktu lo diluar!" potong Mei.

"Mei, lo kenapa?" tanya Jey.

"Kenapa?! Gue capek jadi gabutan lo doang Jey! Sejak kecil lo selalu habisin waktu lo didunia luar lo, gak pernah buat gue! Pernah lo ngabisin waktu lo cuma buat gue, hah?!" bentak Mei.

"Shutt, gak boleh teriak - teriak," ucap Jey dengan lembut dan menangkup wajah Mei yang memerah karena menangis.

"Maaf banget karena gue gak pernah ada waktu buat lo, maaf banget kalo gue jadiin lo gabutan gue tanpa sadar, dan makasi lo berani keluarin uneg - uneg lo ke gue," ucap Jey.

MeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang