Ketemu Bunda Arza

8 12 0
                                    

Mei dan Arza sedang berada diperjalanan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mei dan Arza sedang berada diperjalanan pulang. Jangan tanyakan lagi tentang Jey dan Caca. Sangat menyebalkan sekali.

"Dek, iku kakak bentar, mau?" tanya Arza dengan memerankan laju kendaraan.

"Mau, mau kemana kak?" tanya Mei balik.

"Ada deh," goda Arza.

"Aww," jerit Arza karena Mei menyubit punggungnya dengan keras.

"Bentar lagi nyampe ih, gak usah cubit - cubit," gerutu Arza dengan mengelus bekas cubitan tadi.

"Iya - iya, maaf kak," balas Mei dengan mengelus bekas cubitan nya tadi.

Arza menambah kecepatan motornya karena jalanan tidak terlalu ramai.

Setelah menempuh sepuluh menit, mereka sampai di depan rumah yang besar dan terlihat segar karena banyak tanaman hijau disana.

Arza mematikan mesin motornya dan turun diikuti Mei. "Ngapain turun?" tanya Arza.

"Gak enak aja kalo duduk disitu sendirian," jawab Mei.

"Jadi maunya berdua terus?" goda Arza.

"Ish, rumah siapa kak?" tanya Mei.

"Rumah kakak, bentar kakak mau buka gerbang dulu," ucap Arza dengan membuka gerbang perlahan.

Mei melangkah masuk ke dalam. Melihat - lihat suasana rumah ini. Segar dan nyaman. Namun, seperti tidak ada kehidupan didalamnya.

"Kak, kakak tinggal sendirian?" tanya Mei dengan was - was.

"Iya, orang tua kakak kerja," jawab Arza dengan santai.

"Ih, terus ngapain ngajak aku kesini kak?" tanyanya dengan takut.

"Main ke rumah kakak, jangan berpikir negatif deh dek," ucap Arza mengingatkan.

"Abang!" panggil wanita usia 40 an didepan pintu sana.

"Bunda," gumam Arza.

"Mei, bunda kakak pulang!" seru Arza dengan menggandeng Mei mendekati bundanya.

Mei ikut berlari mendekati bunda Arza. Arza melepaskan genggaman mereka dan memeluk hangat bundanya. Mei tersenyum melihat kehangatan itu.

"Cewenya abang ya itu?" tanya bundanya pada Arza.

"Kenalin bun, namanya Mei junior abang disekolah," jawab Arza dengan menarik Mei mendekati bundanya.

Mei menyalimi bunda Arza dan tersenyum, "Siang tante," sapa Mei.

"Siang sayang, panggil bunda aja," suruh bunda Arza.

"Kayak kak Arza panggil mama Mei dong? Tapi gapapa deh, Mei punya mama sama bunda dan kak Arza punya dua bunda," ucapnya dengan terkekeh.

MeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang