Jagad Mahanta

99 25 8
                                    

Kepada Jagad raya ku :)

Jagad Mahanta : PRIA PERKASA, PALING PEMBERANI DI BUMI

Terus lah rendah diri, menjadi Jagad yang membumi. Tak tinggi hati meski semester kau raih.

***

Sebuah mobil bak terbuka terparkir di pinggir jalan depan sebuah warung mirip agen di salah satu pemukiman penduduk. Dari dalam warung, keluar sesosok laki-laki besar dengan rambut panjang yang di kuncir rapi. Dia berjalan sembari menenggak sebotol minuman energi dan mendekati mobil nya.

"Jagad, tolongin Mak dulu sini!"

Jagad yang sudah membuka pintu mobil menoleh ke belakang dan tertawa melihat si Mak yang punya warung kesulitan mengangguk sekotak minuman kaleng yang ia kirimkan dari bos nya. Tanpa banyak bicara, jagad mengambil alih kardus cukup berat itu."Mau di taruh di mana, Mak?"

"Itu aja, di dalam."Si tukang warung yang memang sudah kenal dengan Jagad menunjukkan lokasinya."Sini nih."

"Sini ya, Mak?"Jagad mengeram kecil sebelum meletakkan dengan hati-hati agar minuman kaleng itu tak jatuh. Dia mendesah kecil."Udah ya, Mak."

Si Mak mengangguk-angguk."Elu mau gorengan kaga, Jagad? Tuh masih ada tiga yang belum laku. Ambil aja."

Jagad tidak kaget lagi mendengar logat-logat warga sekitar yang kebanyakan mirip keluarganya, Ari. Turunan Betawi semua rata-rata."Bener nih, Mak? Sampel nya ada kaga?"

"Ntuh di mangkok."

Bola mata Jagad berbinar-binar, dia mengambil plastik dan memasukan gorengan itu di sana. Meskipun tinggal yang sisa-sisa dan loyo-loyo, rasanya tetap nikmat. Yang penting gratis."Jagad pulang ya, Mak."

"Iya, makasih ya."

"Si Rimpen mana, Mak?"Tanya Jagad basa-basi. Seraya menunjukkan wajah usil nya."Jagad mau minta nomor HP nya."

Si emak berpura-pura mengambil sesuatu untuk di lemparkan pada Jagad. Dia geleng-geleng ketika Jagad terbirit-birit keluar dengan mulut penuh bala-bala. Jagad itu memang begitu, suka banget menggoda wanita.

Saat memasuki mobilnya, ia baru menyadari kalau ada sebuah note yang tertempel di kaca depan. Terselip di tempat pembersih kaca kalau sedang hujan."Apa itu?"

Dia keluar dan membanting pintunya keras, menyambar note tersebut dan membacanya.

Maaf, aku tidak sengaja menabrak bemper mobil mu. Aku sedang terburu-buru, maaf tidak sempat menemui mu. Tolong hubungi nomor di bawah ini ya? Aku akan bertanggung jawab.

081×××××××

Jagad mengelilingi mobilnya, lalu menemukan bemper bagian depan nya lecet. Dia berjongkok, menepuk-nepuk bemper tersebut keras."Ini masih kuat seperti ku, bemper kan memang untuk di tabrak."Gumam nya, tak mau ambil pusing.

Dia memasuki mobilnya dan menaruh note tersebut di sana, mengabaikan kerusakan mobil mendiang Kakek nya. Mobil bak yang sudah hampir tak layak pakai, namun hingga kini masih di gunakan Jagad untuk mencari uang.

***

Jagad melirik jam di ponsel nya, ponsel biasa saja. Tidak bisa di colek-colek seperti punya yang lain, bisanya di tekan-tekan. Ini sudah masuk jam istirahat, jagad gegas kembali ke pasar tempat nya bekerja sebagai pengantar pesanan. "Woi, Ari!"

Kemiskinan Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang