Paraaaah
Aku baru kelar nyiapin nikahan Ibram sama Aura, makanya baru update lagi
*dilempar netijen wkkwk
Maapkan yaa, 💜💜
Selamat membacaa
****
Aura tahu, acara pernikahannya nanti tidak akan senormal layaknya pasangan yang sudah saling mencintai sebelumnya. Seperti saat ini, ia jadi harus menerima-nerima saja ketika Ibram memutuskan untuk tidak memakai resepsi dan hanya doa syukuran saja.
"Enggak apa-apa kok" jawab Aura saat Ibram bertanya, padahal dalam hati Aura ingin sekali menikah dengan resepsi tema modern. Tapi, Ibram menjelaskan padanya bahwa itu adalah hal yang mubazir.
Lagipula, yang datang ke acara mereka hanya sanak keluarga saja.
Menghela nafas, Aura berusaha untuk tidak mempermasalahkannya. Toh, benar kata Ibram bahwa mereka masih membutuhkan biaya setelah pernikahan nanti.
Kini, Aura beserta Ibram dan Putri sedang duduk di sebuah kaffe yang tidak terlalu jauh dari butik tempat mereka fitting baju tadi. Ibram melirik Aura yang meminum minumannya dengan wajah yang tidak semangat. Ia menghela nafas.
"Kamu beneran enggak apa-apa kan?" sebenarnya Ibram juga ingin mengabulkan impian Aura, namun ia juga harus mengingat bahwa ia tidak bisa menghamburkan uang begitu saja tanpa pertimbangan.
Aura mengangguk lalu tersenyum, "Maaf ya" Ibram menghela nafas, "Gimanapun saya cuma pengusaha kecil Ra" ujar Ibram, Aura gelagapan.
"Eum, aku enggak masalah kok Bram. Santai aja, aku paham kok" gadis itu tentu saja tidak mungkin mengatakan untuk memakai uangnya demi pernikahan impiannya terkabul kan? Ego lelaki Ibram pasti akan tersentil. Jadi, ya sudahlah.
Ibram menarik kedua sudut bibirnya kemudian melirik Putri yang asik dengan makanan dan minumannya. "Mbak kamu belum ada kabar?" tanya Ibram kemudian, Aura menghela nafas dan menggeleng. "Belum, aku juga bingung. Nomernya juga enggak aktif" ibram yang melihat kekalutan dimata gadis itu, mengernyitkan dahinya penasaran.
"Kamu udah nyoba nanya ke teman-teman mbak mu?" tanya Ibram lagi, ia cukup penasaran dengan menghilangnya kakak calon istrinya tersebut. "Aku enggak terlalu dekat sama teman mbak Raina"
"Aku juga enggak sedekat itu sama mbak Raina sebenarnya" lanjut Aura, Ibram mengangguk paham. Sedikit banyak ia sudah mendengar penjelasan siapa Aura dari Ayahnya yang mengenal dekat kedua orang tua Aura.
"Bang pulang yuk atau masih ada yang harus diurus lagi?" tanya Putri, Ibram serta Aura menggeleng. "Udah enggak ada kok, udah selesai semua" ujar Aura tersenyum lega pada Putri.
Ibram bangkit dari duduknya diikuti Putri serta Aura yang sudah menyandang tas selempangnya. "Mau aku antar pulang?" tanya Aura karena mengingat Ibram dan Putri yang tidak membawa kendaraan. Ibram melirik jam tangannya, "Enggak usah Ra, kamu bisa balik duluan. Saya mau ketemu sama teman di deket sini"
"Putri gimana? Mau pulang sama aku aja?" kali ini Aura menawarkan Putri, "Boleh deh kak, bang Ibram pasti lama kalau ketemu sama temennya" Putri kemudian menggandeng tangan Aura.
"Bye bang" Aura tersenyum tipis karena Putri sedikit menariknya untuk pergi. "Pulang ya Bram" Ibram mengangguk, namun beberapa langkah Ibram memanggil.
"See you minggu depan" ucap Ibram yang dibalas anggukan oleh Aura. Gadis itu tersenyum samar, perasaannya jadi tidak karuan mendengar kalimat Ibram seakan mengingatkan bahwa minggu depan mereka akan bertemu untuk mengganti status.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY HUSBAND PLEASE
RomanceNadina Aura, memutuskan untuk bertaubat karena beberapa hal yang sudah terjadi di hidupnya. Namun karena ia yang memang hanya berstatus Islam dalam ktp saja, ia sama sekali tidak tahu harus memulai taubatnya darimana. Hingga, ia berfikir untuk mempu...