Heyyo, kangen enggak sih? hehe
Happy Reading!
***
Menenteng dua buah kantong plastik berukuran sedang, Aura dan Nia membawanya menuju satu ruang kelas yang disana sudah lumayan ramai dengan mahasiswa dan mahasiswi yang akan mengikuti kegiatan 'Mondok Kilat', yang akan berlangsung mulai malam nanti.
Saat ini, lebih dari dua puluh mahasiswa dan mahasiswi yang sedang berada disana dengan antara laki-laki perempuan sangat terjarak, sedang di briefing mengenai apa saja yang akan mereka lakukan selama 3 malam 2 hari kedepan.
Setelah sampai di lapangan, Aura dan Nia dibantu dengan beberapa panitia lainnya untuk membagikan snack kepada para peserta yang kebanyakan adalah Mahasiswa/i baru.
Ngomong-ngomong tentang panitia, Ibram memang menugaskan Aura untuk ikut sebagai panitia sekaligus peserta. Tujuan pria itu adalah, agar Aura bisa berbaur dengan anggota forum lainnya. Agar ketika Aura ingin bergabung gadis itu tidak akan terlalu canggung.
"Teman apa teman sih Bram?"
Ibram mengalihkan pandangannya yang sedaritadi menatap Aura ke samping kanan, ada Hanif disana, menantikan jawaban Ibram dengan senyuman tertahannya. Ibram tersenyum tipis. "Cuma teman" jawab Ibram, kemudian lelaki dengan kaos hitam itu berjalan menuju tempat para panitia perempuan berkumpul.
"Kak Nia, snacknya udah dibagiin semua?" tanya Ibram sesaat setelah ia sampai dikerumunan panitia perempuan yang jaraknya hanya tiga meter dari tempat ia berdiri tadi. Nia yang sedang duduk memainkan ponsel mendongakkan kepalanya dan mengangguk.
"Udah kok Bram, udah semua" Ibram mengangguk, "Auranya ke toilet" ujar Gina yang melihat Ibram ke tempat mereka hanya basa basi saja.
Ibram yang merasa dituduh mengernyitkan dahinya, "Oh, okey" jawab Ibram seakan mengiyakan isi fikiran Gina.
Membuat Gina, Nia dan beberapa orang yang ada disana mengulum senyum mendengar jawaban Ibram yang terlampau singkat pada Gina. Pasalnya, semua orang tahu dengan pasti bagaimana 'bar-bar'nya Gina mendekati Ibram.
Ya mungkin memang sebagian niat Ibram menghampiri mereka adalah untuk bertanya perihal Aura dan ingin menitipkan Aura kepada mereka, agar Ibram juga tidak dituduh menelantarkan Aura setelah ia mengikutsertakan gadis itu dengan kegiatan ini tanpa persetujuan dari gadis itu sebelumnya. Meskipun ujungnya Aura setuju.
"Btw, Aura cewe lo ya Bram?" tanya Gina, Ibram menggeleng sembari mengucap didalam hati.
"Dalam islam enggak ada yang namanya pacaran" jawab Ibram dengan tenangnya, lelaki itu kemudian memasukan kedua tangannya kedalam kantong celana jeans hitamnya.
"Nanti tolong arahin peserta buat segera siap-siap ya kak, biar sampai di pesantrennya sebelum Ashar, dan solat disana"
"Oh iya, saya sekalian minta bantuannya buat lebih bimbing Aura" ucap Ibram mendapat kernyitan dahi, bukan hanya Gina namun semua yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY HUSBAND PLEASE
RomanceNadina Aura, memutuskan untuk bertaubat karena beberapa hal yang sudah terjadi di hidupnya. Namun karena ia yang memang hanya berstatus Islam dalam ktp saja, ia sama sekali tidak tahu harus memulai taubatnya darimana. Hingga, ia berfikir untuk mempu...