BMHP-- 3

391 87 36
                                    

Untuk liat cast, kalian bisa cek IG aku ya.. 

@.oktavionaefel_malik 

Happy reading..

***

Hari sudah pukul tujuh pagi, sebenarnya masih terlalu pagi untuk Aura masuk kedalam kelasnya. Namun, ia ingin mempersiapkan diri sebelum keluar dari mobil dengan penampilan barunya.

Berhijab,

Tidak dengan pakaian syar'i yang panjang ataupun memakai jilbab yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Aura berjilbab biasa saja. Yang penting aspek-aspek dalam berhijab ia lakukan semua, baju yang tidak ketat dan pas tubuh, jilbab yang menutupi dada, tidak kelihatan rambut, eum apalagi ya?

Setidaknya, Aura merasa ia sudah cukup benar dalam memakai jilbab. Aura mengarahkan cermin tengah yang ada di mobil kearahnya. Ingin meneliti penampilan jilbab perdananya.

22 tahun ia hidup, baru kali ini ia memakai jilbab. Aura menghela nafasnya, ia jadi merasa bersalah pada kedua orang tuanya yang telah tiada. Orang tuanya pasti selama ini sangat sedih melihat kelakuan dan kenakalannya.

Saat dalam lamunan, pintu mobil Aura diketuk dari luar. Ia dapat melihat Odhi sedang mengintip kedalam karena memang mobil Aura sengaja ia pasang dengan kaca gelap. Aura kemudian membuka pintu mobilnya.

"Cuy"

"Eh?"

Odhi yang awalnya sudah akan sok asik pada Aura seketika menghentikan gerakannya, ia meneliti penampilan sang sahabat dari atas kebawah.

"Aura mana mbak?" tanya Odhi mendapat pelototan dari Aura, aura kemudian memukul bahu Odhi dan turun dari mobilnya. "Aura yang lama udah meninggal, dan sekarang adanya Aura baru hehe"

"Lo beneran kesambet beb?" tanya Odhi, tangannya sudah akan menyentuh kening Aura namun gadis itu secepat kilat menghindar. Aura lalu tersenyum dan menggeleng sembari menggoyangkan jari telunjuknya.

"Eum, eum, eum. Nehi. Mahram!"

Lalu meninggalkan Odhi yang sangat amat bingung dengan sikap Aura yang berubah 180 derajat, bahkan hanya dalam waktu satu minggu. Kini, Aura berjalan dengan memupuk kepercayaan dirinya. Ia terus mengucapkan kata Bismillah dalam hatinya, agar ia bisa menerima pandangan teman-temannya. Baik yang berpandangan baik ataupun buruk nantinya.

"Assalamualaikum"

Jenni yang sedang siaran langsung di Instagramnya sembari memakan makanan ringan tersedak saat itu juga, teman-temannya yang lain juga menatap Aura dengan heran dan juga takjub terhadap perubahan Aura.

"Waalaikumsalam" jawab suara berat seseorang dari belakang Aura, aura membalikan tubuhnya dan terkejut melihat Ibram berdiri dibelakangnya. Menanti dirinya masuk karena kini Aura menghalangi pintu.

Aura masuk kedalam kelas dengan tergesa, lalu duduk di kursi yang dekat saja. Tidak sempat untuk duduk menuju samping Jenni yang masih sangat shock dengan penampilan Aura.

"Morning class"

"Hari ini Mr. Habibi berhalangan hadir. Karena kebetulan saya adalah asisten beliau, jadi saya yang akan menggantikan tugas beliau" ujar Ibram sudah berdiri di depan sana. Aura mengeluarkan bukunya, ia kemudian melirik Jenni yang masih menatapnya.

Aura menggerakan kepalanya, bertanya mengapa Jenni terlihat begitu bingung. Jenni kemudian menggerakan kedua tangannya menunjuk tubuh Aura seakan mengatakan bahwa kebingungannya karena pakaian Aura.

Aura mengangkat bahunya, ia kemudian fokus dengan Ibram yang mulai menjelaskan mata kuliah hari ini. Ah sebenarnya tidak fokus juga, lama-lama ia hanya memperhatikan Ibram yang tampak mempesona dalam menjelaskan.

BE MY HUSBAND PLEASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang