BMHP--2

378 97 89
                                    

Hallo ha, Gimana part pertamanya? wkwkwk

Belum nampol sih, aku juga baru mulai ngetik lagi setelah sekian lama. cuma berharap bisa istiqamah sama cerita ini. Amin

Happy reading guys..

***

Aura keluar dari mobilnya, ia berjalan pelan menuju kelasnya hari ini. Gedung C3, tepat disebelah barat laut parkiran mobilnya.

"Oy!"

Odhi, teman laki-laki Aura yang kini sedang merangkul bahu cewe itu. Aura melepaskan rangkulan Odhi dengan pelan, ia tampak tidak bersemangat hari ini,

"Kenapa lo? PMS?" tanya Odhi heran dengan sikap Aura, Aura menggeleng. "Ke kelas dulu ya, lagi males ngomong. Bye Dhi" ujar Aura melambaikan tangannya, Odhi mengernyit heran lalu membalas lambaian tangan gadis itu.

Aura terus berjalan pelan dan terkesan lesu, hingga hal tersebut menjadi perhatian bagi teman sekelasnya kini. Pasalnya, Aura adalah gadis super ceria, riang, bahkan heboh.

Tapi kini, ketika memasuki kelas pertamanya, teman sekelas Aura tidak mendapat teriakan selamat pagi khas Aura. Membuat suasana menjadi hening dan kikuk melihat sikap Aura.

"Ra?" panggil Jenni, Aura mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Hai Jen, kenapa?"

"Nope, cuman aneh aja liat lo enggak ada suara kayak gini. Patah hati?" tanya Jenni, Aura berdecak dan menggeleng. "Enggak, tapi emang lagi ada yang difikirin aja" jawab Aura, Jenni kemudian mengangguk dan duduk di kursinya.

Tak lama, Dosen masuk dan memberikan materi perkuliahan. Semuanya berjalan dengan lancar, hingga salah seorang mahasiswi yang diketahui sebagai salah satu anggota forum kampusnya mengetuk pintu dan meminta waktu sebentar.

Setelah di izinkan masuk, beberapa orang masuk kedalam kelas. Termasuk Ibram sebagai ketua forum. Aura yang memang duduk di dekat pintu tersentak kaget. Lalu menunduk dalam ketika matanya bertemu pandang dengan Ibram.

Ibram kemudian menyampaikan maksud dan tujuan ia beserta kedua temannya berada disana dengan sangat singkat dan jelas.

"Kegiatannya akan dilakukan selama tiga hari tiga malam, di pondok pesantren Darussalam. Enggak jauh dari kampus kita" jelas Ibram, ia melirik Aura sebentar. Benar-benar sebentar, lalu melanjutkan ucapannya.

"Jadi buat teman-teman muslim yang mau ikutan, bisa langsung daftar sekarang atau-" sekali lagi Ibram melirik Aura.

Ah, tidak.

Kali ini lelaki itu menatap dan menghadap Aura dengan sedikit menyerong badannya agar berhadapan dengan gadis yang masih asik menunduk dan memainkan kukunya yang kini berwarna Pink. Ibram menyipitkan matanya melihat kuku Aura yang sudah bertukar warna. Padahal semalam masih ungu pucat.

"Atau bisa langsung ke Aura, dia ikut sama kegiatannya ini"

Ucapan Ibram sontak membuat kepala Aura menjadi tegak dan menatap Ibram dengan tatapan bingung, ia bahkan menunjuk dirinya dengan raut wajah terkejut. Bukan hanya Aura, tapi hampir separuh penghuni kelas terkejut mendengar ucapan Ibram.

Mungkin dibenak mereka, bagaimana mungkin seorang Aura bisa ikut kegiatan seperti Ibram.

Aura menggigit bibir bawahnya, kali ini ia menatap Ibram yang sudah berpamitan kepada Dosen dengan tatapan protes. "Kamu bisa ke Sekre nanti, untuk laporan siapa yang ikut" kemudian Ibram keluar kelasnya dengan mengucapkan salam.

Jenni yang berada disamping Aura menyenggol lengan Aura, "Lo serius ikut forum begituan?" tanya Jenni, Aura mengangkat bahunya dan berdecak bingung dengan tingkah Ibram.

BE MY HUSBAND PLEASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang