Ketemu Dia

42 5 0
                                    

Alya dan Salma sudah keluar dari lift, mereka sudah samapi di lantai 5 tepatnya di Aula rektorat yang sangat besar. Alya terlihat sangat canggung dan merasa asing di sana.

"Alya, ayo kita segera masuk,  acara segera dimulai", ajak Salma yang baru saja dia kenal.

"Salma, saya  berdebar-debar", kata Alya.

"Tarik nafas dulu Al, setelah itu kita masuk lewat pintu samping, di sana ada meja panitia, nanti kita ke sana sekalian menunggu nanti di panggil, saya harus konfirmasi ke panitia bahwa narsum penggantinya Alya, ayo", Salma bergegas menarik tangan Alya masuk.

Di ruang panitia, teman-teman Salma sedang kebingungan, karena salah satu narsum belum hadir. Salma memang tidak sempat menelepon temannya tadi, karena Salma langsung menghadap ke Dekan.

"Teman-teman, narsum go green  yang mahasiswa kampus sebelah nga bisa datang, karena kecelakaan, jadi tadi saya langsung menghadap pak Dekan dan narsumnya diganti Alya, kenalkan ini Alya", kata Salma pada teman-teman mereka.

"Assalamu'alaikum, kenalkan saya Alya", kata Alya memperkenalkan diri.

"Okeh, aku catat ya...jadi nanti memperkenalkannya gimana ?", tanya Kartika

"Alya, saya transfer dari Jambi, jurusan Kimia, aktivis lingkungan di Jambi", jawab Alya singkat.

"Okeh", jawab  Kartika.

"Oh ya, Alya, nanti yang akan kita bicarakan adalah sekitar aktivitas gogreen yang bisa dilakukan dengan mudah oleh siapa saja, dan nanti pembicara utamanya Prof. Ratih  dari  departemen Lingkungan Hidup", jelas Kartika tergesa-gesa, karena dia akan segera  memandu  jalannya seminar.

Ini adalah kegiatan seminar tatap muka pertama semenjak pandemi. sehingga tidak heran jika aula besar ini tidak bisa menampung semua peserta. Apalagi dengan penerapan protokol kesehatan, tempat duduk harus dibuat berjarak. 

Untuk peserta yang yang tidak mendapat kuota tempat duduk, bisa mengikuti seminar melalui live  youtube.

"Assalamu'alaikum ..."

"Selamat datang di kegiatan di seminar gogreen hari ini, bersama Prof. Ratih dan Alya", potongan kalimat pembuka dari MC kartika.

Setelah itu Prof. Ratih menjelas banyak hal tentang teori-teori lingkungan hidup, dan ketika giliran Alya dia berbicara dengan sangat percaya diri, menceritakan praktik-praktik  baik yang bisa dilakukan sendiri untuk menjaga lingkungan.

Penampilan Alya, cara bicaranya, gaya bahasa, senyum nya, body language dan kontak matanya yang teduh, menghipnotis semua yang ada di ruangan.  termasuk prof. Ratih. Prof. Ratih, sangat tertarik dan jatuh hati pada sosok Alya, si mahasiswi transfer dari Jambi.

Sesi Tanya Jawab

"Saya sangat tertarik dengan semua yang disampaikan oleh saudari Alya, itu benar-benar luar biasa. Andaikan  semua mahasiswa melakukan seperti apa yang saudari sampaikan tentu akan sangat membantu kelestarian Bumi. Nah dimana saya bisa melihat secara nyata praktik-praktik baik itu, termasuk produk dan proses nya?" , salah satu pertanyaan dari seorang mahasiswa.

Alya bukannya tidak bisa menjawab, namun begitu si cowok menurunkan maskernya untuk bertanya tadi, Darah Alya langsung  mengalir deras, dan jantungnya berpacu dag dig dag. Betapa tidak  wajah itu sangat tidak asing bagi Alya, beberapa tahun belakangan ini, wajah itu tergantung di dinding kamarnya.

"Raymon", batin Alya, dia terdiam sesaat. Andai saja Kartika tidak mempersilahkan Alya untuk menjawab, entah apa yang  terjadi....

"Silahkan Alya", kata Kartika.

Mengalahkan Cinta Sekuat TenagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang