Alya baru saja pulang dari kampus, ia sangat bahagia melihat ayah dan umminya duduk santai. Alya sama sekali belum tahu tentang rencana ayahnya yang akan segera menikahkan Alya. Alya hanya tahu Ayahnya akan menghadiri undangan dekan kampus yang juga sahabat ayah Alya.
"Alya, sudah sholat zuhur ?", tanya Nadya
"Sudah um", jawab Alya.
"Alhamdulillah, kalau gitu kita langsung makan siang ya, ummi masak tempoyak", kata Nadya mengajak Alya makan.
"Alya bersih-bersih dulu ya um, nanti Alya segera menyusul", kata Alya segera menuju kamarnya. Setelah bersih-bersih dan berganti pakaian Alya segera menuju meja makan. Di sana Ayah dan umminya sudah menunggu, mereka pun makan siang bersama.
Setelah makan, Alya segera beberes, Alya melakukannya dengan sangat cermat dan hati-hati.
"Alya, duduk sini", kata ayahnya.
"Iya ayah", jawab Alya sambil duduk di sofa di sebelah ayahnya, tak lama Nadya menyusul duduk di samping Alya.
"Alya, ayah tidak tenang membiarkan Alya sendiri di Bandung, apalagi Alya sering beraktivitas ke daerah-daerah, ayah ingin Alya menikah", Zaki mulai bicara pada putrinya.
"Ayah serius ?", tanya Alya.
"Iya nak, setiap hari ayah kepikiran Alya terus, ayah tahu Alya bisa jaga diri tapi tetap saja ayah tidak tenang melepas Alya sendiri di sini".
"Ayah jadi maksud ayah gimana ?".
"Ayah sudah memilihkan calon untuk menjadi suami Alya, tapi jika Alya ada calon silahkan katakan kepada ayah, syaratnya hanya satu, seiman dan taat kepada Allah Ta'ala", jelas Zaki.
"Apa Alya ada calon yang memenuhi kriteria ayah?", tanya Zaki.
"Ayah, Alya tidak punya pacar", jawab Alya singkat.
"Jadi Alya setuju jika ayah nikahkan dengan laki-laki pilihan ayah ?", tanya Zaki lagi. membuat Alya bingung untuk menjawab. Seketika Alya teringat Raymon yang sudah hampir satu bulan menghilang, Raymon adalah cinta pertama Alya dan hingga saat ini pun Alya masih menyimpan rasa itu walaupun tetap berusaha untuk mengalahkan rasa cintanya.
Belakangan Alya merasa sangat bahagia karena Profesor Ratih sudah menjadi seorang muslim, besar sangat harapan Alya agar Raymon juga mendapatkan hidayah, namun Raymon seperti menghilang dari peredaran.
"Bagaimana Nak ? jika Alya bersedia Alhamdulillah, jika Alya tidak bersedia tidak apa-apa, ayah tidak akan memaksa Alya, paling nanti Ayah atau ummimu akan lebih sering menemani Alya di sini.
"Ayah, Alya bersedia", jawab Alya.
"Alhamdulillah", komen Zaki, kemudian Alya mohon izin untuk ke kamar.
****************
Alya berbaring di kasurnya, sebuah bantal diletakkan di atas wajahnya, sehingga wajah itu tertutup bantal, Alya ingin menyembunyikan air mata yang mengalir membasahi pipi Alya. Sekujur tubuh Alya bergetar. Alya bingung dengan kenyataan yang baru saja dialaminya, ayah akan menikahkan Alya, dan Alya tidak mungkin mengatakan bahwa dia mencintai Raymon, karena Raymon tidak lolos syarat yang diajukan ayahnya. Alya pun tak akan tega mengecewakan ayahnya. Alya sudah berusaha menghilangkan bayang-bayang Raymon dari ingatannya, namun semakin Alya berusaha untuk melupakan, semakin lekat wajah Raymon di ingatannya, "Ya, Allah seperti inikah rasanya sakit karena cinta ?", batin Alya, padahal Alya hanya cinta sendiri, Raymon bukan siapa-siapanya, tapi mengapa Alya sedih sekali.
"Tok...tok..tok... Assalamu'alaikum", Nadya mengetok pintu dan langsung masuk ke kamar Alya. Nadya mendapati anaknya sedang sedih.
"Alya kenapa ? Alya sedih dengan rencara ayah ?, apa ini ada hubungannya dengan Raymon?', tanya Nadya beruntun.
"Ummi, Alya sedih, tapi Insya Allah ini hanya sementara", jawab Alya.
"Jika Alya tidak bersedia menikah dengan laki-laki pilihan ayah, nga apa-apa, Alya boleh menolak", jelas Nadya.
"Ummi, Alya tahu tujuan ayah baik dan tentu ayah akan menikahkan Alya dengan lelaki yang baik juga, Alya ihklas ummi dinikahkan oleh ayah dengan laki-laki pilihannya.
"Serius ?".
"Insya Allah serius umm", jawab Alya.
"tetapi kenapa Alya menangis ?", tanya Nadya lagi.
"Ummi izinkan Alya menangis untuk melepaskan rasa yang ada di hati Alya, Alya janji setelah ini Alya tidak akan menangis lagi".
"Okay, jadi kenapa ayah setuju dengan rencana ayah?, ummi mau dengar alasan Alya", tanya Nadya pada anaknya.
"Ummi Alya tahu, jodoh pilihan orang tua adalah yang terbaik", jadi Alya akan menerimanya dengan ikhlas.
"Alhamdulillah, sekarang Alya istirahat ya, Jum'at habis subuh kita pulang ke Jambi", karena acara pernikahannya hari Sabtu, ba'da isya. jadi Alya harus istirahat dan persiapkan diri ya", jelas Alya.
"Baik ummi, Alya boleh menangiskan ?".
"Menangislah sayang, ummi tahu Alya masih cinta sama Raymon, tapi kan Alya sendiri tahu Raymon itu seperti apa", komentar Nadya.
"Iya um, Alya tahu dan Insya Allah Alya tidak akan buta karena cinta", jawab Alya.
"Sayang Alya minta maharnya apa ?".
"Apa ya, cincin aja kali um biar ngampang nyari nya", jawab Alya.
"Cincin apa ? Perak, emas, besi, berlian atau cincin batok?", Tanya Nadya nyagil.
"Terserah um, semampunya saja".jawab Alya.Kemudian keduanya saling memeluk, ingin rasanya Nadya menyampaikan ke Alya bahwa calon suaminya adalah Raymon, tapi tidak suaminya melarang.
***********************
Nadya sudah meninggalkan Alya sendiri di kamar, kemudian Nadya mencari keberadaan suaminya.
"Bang, kasihan Alya", kata Nadya.
"Kasihan kenapa ?".
"Apa tidak sebaiknya kita beritahu jika calon suami Alya adalah Raymon ?", Kata Nadya.
"Tidak usah dek kan tinggal 2 hari lagi, he he... nanti sampai di Jambi saja kita sampaikan, ya sebelum pernikahan akan kita sampaikan ke Alya.
"Baik bang, Nadya ke belakang dulu ya. Kemudian Nadya menuju green house untuk menyiram dan memberi nutrisi pada tanaman yang ada di sana karena akan ditinggal beberapa hari oleh yang punya.
Bagaimanakah kelanjutan kisah Alya ???
Tapi apa benar sesedih itu ya sakit karena cinta ??
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengalahkan Cinta Sekuat Tenaga
DuchoweAlya adalah seorang gadis cerdas, kreatif, energik, pecinta lingkungan, dan terbiasa cuap cuap. Dia juga sangat jago main voli dan memiliki idola seorang pemain timnas. Alya tidak memiliki saudara, dia adalah anak tunggal yang mandiri dan tidak so...