11- Fictophilia

7 2 0
                                    

Happy reading!!

"Kerjaan lo di sini ngapain?"

Sakya menyatukan kedua kepala itu yang fokus ke tontonan di depannya. Keduanya tidak peduli, yang satu fokus menonton dan satunya mulutnya tidak ikut diam terus mengunyah makanan.

"Dih apaan si sak." Mulai berekaksi karena Sakya melakukannya lagi.

"Gue udah setor jawaban tadi," jawab Ansel.

Mereka berempat sedang kerja kelompok di rumah Zoe. Mengerjakan tugas sosiologi berupa ppt seperti tugas-tugas yang lain. Sudah menjadi kewajiban, mau malas atau tidak tetap harus dikerjakan.

Zoe yang mendapat tugas untuk mengetik, Sakya sedang mencari bahan materi dan sisa dua manusia itu malah sibuk menonton anime.

"Bantuin oncom," kata Zoe, melemparkan kulit kacang asin ke Ivona. "Kan, ganteng banget dia."

"Sini gantian." Sakya meraih laptop di depan Zoe, memindahkan ke meja depannya. "Nggak gue catat nama lo berdua," ancam Sakya.

"Iya iya." Ansel mempause film tersebut, menggeser duduknya di dekat Sakya.

Sakya sedikit risih karena Ansel berlebihan, duduk terlalu dekat dan menyusahkannya, menggeser kepala Ansel dengan kasar. "Lo punya masalah apa si?!"

"Canda," kata Ansel. Mengambil buku dan mulai membolak-balik lembar demi lembar membacanya satu persatu.

Sebenarnya mereka bertiga termasuk murid yang pandai, meskipun tidak terlalu. Jika saja rasa malasnya dihilangkan sudah pasti circle mereka akan menjadi circle anak-anak pandai yang selalu menduduki peringkat empat teratas.

"Nih, unsur lembaga ekonomi udah gue tandain, tinggal lo ketik," ujar Ansel memberitahukan Sakya.

"Lo bacain lah," kata Sakya sewot.

Setelah helaan napas keluar, Ansel mulai membacakan satu persatu kata, jari-jari Sakya menari di atas keyboard mengikuti apa yang Ansel katakan.

"Spealisasi meliputi kontrak."

"Spesialisasi bego." Ivona membenarkan.

"Berarti kurang lembaga agama. Lo lembaga agama Pon," ucap Zoe memberikan buku yang ada di pangkuannya.

Ivona mulai membaca dan merangkai kata, "sekalian gue yang ketik dah," katanya.

"Cakep," timpal Sakya yang masih mengetik.

"Gue emang cakep dari zigot."

Suasana mulai hening, hanya ada suara dari keyboard yang Sakya tekan-tekan. Rumah Zoe memang sepi, maminya sedang arisan dan membawa Garvi, papinya tentu saja masih di kantor.

Sepertinya Sakya sudah selesai mengetik, ia menyerahkan laptop ke Ivona dengan Ansel yang membacakannya lagi.

Karena hanya kurang sedikit saja, Ivona pun cepat menyelesaikannya. Menyimpan file, lanjut membuka ciki dan menyuapkan ke mulut. Enaknya kerja kelompok di rumah Zoe seperti ini, semua jajan ada, dari ciki, jenis roti, buah, bahkan makanan berat. Pulang-pulang, kadang tidak perlu makan karena sudah kenyang.

AzorellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang