Rolling In Too Deep

405 59 13
                                    

Rolling In Too Deep
.
.
Jongin bangun terlambat pagi ini. Dengan segera ia merapihkan tempat tidur, mandi, dan mematut dirinya serapih mungkin. Ia segera turun ke dapur untuk membuat segelas teh atau minum jus jeruk kesukaannya sebelum mulai bekerja.

Senandung bibi Na sambil mencuci piring membuatnya tersenyum. Yeoja paruh baya itu sudah pulang, dan tampaknya ia sangat senang bukan main.

"Pagi." kata Jongin.

Bibi Na berbalik badan dan menemukan Jongin yang sudah bersiap untuk bekerja.

"Bibi terlihat sangat senang, ada apa?"

"Sehun memakan sarapan dengan sangat lahap. Dan ia meminta bibi untuk memasak banyak makan malam nanti."

Jongin tersenyum, cara bibi Na menyebutkan nama Sehun membuatnya berpikir bahwa bibi Na sudah menganggap anak itu sebagai anak kandungnya sendiri.

"Dimana dia sekarang?"

"Dia sudah pergi, mungkin ke tambak."
Bibi Na juga membungkus sesuatu. Seperti bubur dan tanpa garam yang sengaja ia buat khusus untuk Siwon.

"Jongin, kau mau makan apa?" tanya Bibi Na.

Jongin menghirup teh nya dan menoleh. "Tidak ada, bi. Aku akan pergi ke tambak dan ke rumah sakit secepatnya."

Suara bel berbunyi. Jongin segera melaju ke arah ruang tamu. Membuka pintu hanya untuk menemukan seorang Byun Baekhyun berdiri di depan pintu rumahnya.
"Sehun ada?" tanyanya.

Jongin menarik napas pelan. "Tidak ada, dia pergi lebih awal hari ini."

Baekhyun mendesah kecewa. Ia memandangi tubuh ramping Jongin dengan tatapan sebal. "Apa kau yang memintanya untuk bekerja di tambak?"

"Kau ingin masuk atau berdiri disitu?" tanya Jongin—tanpa menjawab pertanyaan Baekhyun.

"Kim Jongin!"

"Choi Jongin" Jongin mengoreksi.

Baekhyun terdengar menahan kesal. "Kau tahu? Menjadi seorang insinyur adalah mimpinya sejak kecil. Dan kau memintanya untuk bekerja di tambak, kau menyia-nyiakan gelar postgraduate nya kalau begitu"

"Dengar, nyonya Wu" sebut Jongin, dengan nada santai. "Bekerja di tambak adalah keinginannya berbakti kepada ayahnya. Kau tidak bisa memintanya, apalagi memaksanya jika dia sudah memutuskan. Kau pikir dengan statusmu sebagai mantan kau bisa membuatnya berpaling mendengarkan keputusanmu? Sehun bukan pria yang tidak mempunyai tujuan hidup. sekarang pulang lah! Tidak pantas seorang istri bertamu ke rumah pria lain sepagi ini."

"Kau pikir kau ini siapa?"

Jongin tersenyum sengit. "Kau bisa berpikir siapa aku jika kau tahu siapa Choi Siwon."
.
.

"Tadi aku mendengar suara seseorang di ruang tamu. Siapa?" tanya Bibi Na dengan sebuah nampan berisi air minum.

Jongin usil mengambil gelas itu dan meminumnya. "Penjual majalah langgananku, bi."

"Oh, ku pikir tamu. Kau yakin tidak mau makan?"

Jongin menggeleng pelan. "Aku langsung jalan saja. Itu untuk Siwon, kan?"

"Oh, tentu saja. Aku dan Kyungsoo akan menyusul siang nanti. Aku juga sudah menyiapkan makan siang bersama."

"Benarkah?"

Bibi Na mengangguk. "Minho akan datang bersama istrinya juga."
.
.

Kyungsoo memandangi Chanyeol dari jendela dapur manakala namja itu sedang menggali sebuah lubang di halaman belakang rumahnya yang luas. Rambut Chanyeol yang hitam berkilat di bawah sinar matahari pagi. Otot paha dan punggungnya nampak menonjol mengimbangi postur tubuhnya yang tinggi.
Ketika ia berbalik tampak bibi Na bersama Taemin yang menatapnya penuh tanya. Wajahnya memerah ketika Taemin memberondonginya banyak pertanyaan perihal apa yang sedang dilihatnya.
"Aku harus memetik bunga untuk daddy." kata Kyungsoo, salah tingkah. Ia memang tidak mampu menahan diri untuk tidak hanyut bersama Chanyeol.

Common DenominatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang