Background

379 56 22
                                    

Di Toserba Jongin merasa bahwa menjadi janda seorang Choi Siwon membuat banyak mata terpaut padanya. Desas-desus yang tidak ia suka semakin terdengar seolah tidak mempedulikan perasaannya.

Bibi Na menelpon Jongin supaya mampir terlebih dahulu untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga sebelum pulang dari tambak. Jongin mencatat semua barang pesanan Bibi Na. "Baik, Terimakasih Jonginah..Cepatlah pulang! Jangan mampir kemana-mana"

Jongin terkekeh mendengarnya. Bibi Na masih sangat mengkhawatirkan dirinya seperti anaknya sendiri. "sama-sama, bi. Aku akan segera pulang setelah dari toserba."

Jongin mendorong kereta belanja. Seraya memilih belanjaan yang harus ia beli. Dua ibu-ibu memandangnya dengan tatapan menghakimi. Salah seorang di sana adalah tukang gossip, ia tinggal tak jauh dari mansion Choi dan selalu melongok dari gerbang mansion hanya untuk mencari tahu ada berita apa di sana.

Menurut cerita bibi Na, yeoja itu memiliki anak seusia Jongin. Ia selalu memanggil Mr. Choi untuk memperkenalkan putrinya—yang mana ia bermaksud untuk menjodohkan putrinya dengan salah satu dari putra tertua Choi. Mereka beranggapan jika pernikahan Jongin dan Siwon adalah awal dari sakit hati dan rasa iri dalam hati mereka. Bagaimana mungkin anak yatim piatu yang miskin itu bisa menikah  dengan orang terpandang di sana?

"Hallo." sapa Jongin, ramah.

Mereka terlihat gelagapan. Namun berusaha terlihat tenang.

"Hallo, nyonya Choi." Seorang yang menjadi tetangganya itu melangkah. "Bagaimana kabar anda setelah kepergian Mr Choi?" Mereka terlihat berpura-pura.

"Aku baik-baik saja."

"Kau ini bagaimana sih, Minjung?" Wanita lainnya berkata. "Meskipun dia janda, dia mendapatkan banyak harta dari suaminya. Benarkan, Nyonya?

Seharusnya Jongin langsung mendorong kereta belanjanya setelah berhasil membuat mereka bersikap santun. Tetapi salah satu dari mereka kembali mengajak Jongin bicara.

"Pasti anda terhibur karena Sehun ada di sana. Ah, si tampan itu." kata wanita itu.

Jongin menggeleng pelan. "Dia hadir untuk keluarganya. Ada Kyungsoo dam Bibi Na yang selalu terbuka atas kepulangannya ke rumah."

Dua wanita ini sangat ganas soal gossip. Seolah bisa mencabik dan membunuh. Mata mereka sangat menyimak, membatin jika ini akan menjadi berita lokal yang sangat bagus untuk mereka sebar.

"Aku permisi dulu." pamit Jongin, ia segera menyelesaikan belanjaannya menuju kasir.

Mereka hanya iri, batin Jongin. Semasa Siwon hidup, mereka tidak akan berani berkata seperti itu pada Jongin. Mereka harus menghormati Jongin. Penghinaan itu membuat mata Jongin terasa panas. Mereka pasti berpikir bahwa Jongin juga akan menggoda Sehun.

Mansion Choi, adalah rumah besar yang selalu ia pandangi dari lantai 3 panti asuhan dimana ia dibesarkan. Rumah impiannya di masa tua, dan kini ketika orang yang telah mengajaknya telah tiada. Kemudian masih meninggalkan 3 orang anak yang berhak atas rumah itu membuat Jongin merasa bahwa ia harus angkat kaki dari mansion itu.

Mencari tempat tinggal di Seoul, dan mulai mencari pekerjaan dimana hanya dirinya dan gemerlap Seoul. Tanpa gossip murahan yang memaksa telinganya setebal tembok.
.
.
Jongin banyak terdiam sepanjang makan malam. Kendati masakan bibi Na sangat enak. 2 Tetua Choi sedari tadi terus memuji masakan bibi Na. Salah satunya adalah Choi Seunghyun, adik mendiang Choi Siwon.

"Seunghyun akan menikah 3 bulan lagi." kata Tetua Choi, yang kini Jongin tahu bernama Soo-Ri. Yeoja itu adalah ibu asuh Seunghyun dan juga Siwon semasa dua pria itu kecil. Keduanya telah ditinggal sang ibu ketika masih sangat kecil.

Common DenominatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang