Anna

6 3 0
                                    

Ketika Arthur mengajak Anna berbicara, Lisa hanya tertunduk diam tidak berani untuk sekedar menatap pria itu. Temannya menyadari ada hal aneh pada Lisa, segera ia menanyai keadaan perempuan berambut sebahu itu.
 
   "Lisa, kau kenapa?" tanya Anna membuat Arthur membalikan pandangannya pada Lisa.

   "Aku tidak apa-apa," balasnya dengan senyuman yang di paksa.

Lisa tidak mau Anna tahu siapa itu Arthur, tetapi dia juga tidak bisa membuat keduanya tidak saling berbicara. Bagaimana caranya memberitahukan hal ini pada Anna?

Arthur adalah vampir, keturunan ras yang paling kuat. Ras Arthur adalah kelompok yang bisa keluar saat malam dan siang hari, sedangkan ras rendahan adalah kelompok yang hanya beraktivitas pada malam hari. Mereka takut cahaya matahari, karena itu mampu membakar kulit mereka.

Sebenarnya, bawang putih hanyalah sebuah mitos dari nenek moyang yang mempercayai bahwa vampir takut dengan salah satu bumbu dapur ini.

Tujuan Arthur ke dunia manusia adalah untuk mencari seorang gadis yang akan melahirkan keturunan untuknya. Karena gabungan dari darah manusia, maka keturunan itu akan memiliki kekuatan yang berbeda.

Arthur tidak yakin apakah Lisa bisa, tetapi ia lumayan tidak tertarik dengan gadis-gadis lainnya. Walaupun kuat, vampir tetaplah vampir. Mereka tidak akan kuat ketika mencium bau darah.

Ketika bis mengerem secara mendadak, seorang pria terbentur besi yang ada di depannya, dahinya mengeluarkan darah. Penciuman Arthur sangat tajam, gigi runcingnya sedikit keluar membuatnya harus mati-matian menahan diri.

Ketika bis berhenti di pemberhentian berikutnya, Arthur pun turun karena tidak tahan dengan bau darah. Lisa dan Anna sedikit bingung melihat pria itu turun dengan tiba-tiba. Di sisi lain, Lisa merasa aman. Dia mengembuskan nafas lalu mengusap dadanya dengan lembut.

   "Aman."

   "Ha?"

Anna yang mendengar hal itu segera bertanya, apa maksud dari kata aman?

   "Ah, bukan apa-apa."

Malam harinya, Anna hendak ke rumah Lisa untuk menemani temannya itu. Namun, langkahnya terhenti ketika mendapati sosok bayangan berdiri di balkon kamar Lisa.

Bayangan itu kemudian menatap Anna, gadis itu tersentak dan sontak berjalan mundur.  Bermaksud untuk menjauh darinya, lalu masuk rumah. Dua mengunci pintu rumah. Di saat yang bersamaan, orang tua Anna tengah menginap di rumah bibinya.

Dia mengira bahwa dengan mengurung diri di dalam kamar adalah hal yang sangat aman, tetapi dia salah besar. Tiba-tiba ada bayangan hitam tinggi sudah berada di samping lemari baju Anna.

Saat itu kilatan cahaya membuat Anna berteriak histeris. Bayangan tersebut mendekat ke arahnya, gadis yang memiliki mata biru kini sudah terpojok. Ia berusaha menjaga jarak dan berniat melompat dari jendela kamarnya.

Saat itu juga, dia mendengar suara seseorang memanggilnya dari bawah. Itu suara Lisa, gadis tersebut terus-menerus memanggil Anna.

Ketika ia lengah, bayangan tersebut sudah berada di belakangnya. Suara berat dari sosok itu membuat bulu kuduk Anna berdiri.

   "Jangan menyahutinya jika tidak ingin mati."

Anna bisa merasakan deru nafas sosok itu, ia seperti sedang mengendalikannya sekarang. Dia ingin berteriak, memanggil Lisa dan memeluknya sekarang juga, tetapi makhluk gila ini tidak mengizinkannya.

Dia mendengar langkah Lisa berhenti di depan kamarnya. Sebenarnya, saat Anna mengunci pintu rumahnya, benda itu tidak benar-benar terkunci dan sedikit terbuka. Hal ini yang membuat Lisa semakin khawatir.

Gadis dengan hoodie coklat yang melekat di badannya itu mengetuk perlahan, berharap ada suara di dalam sana, sementara Anna terdiam bahkan untuk mengambil napas saja ia harus was-was.

   "Suruh gadis itu masuk," titahnya.

   "T-tapi pintunya terkunci," jawabnya takut dengan nada suara yang bergemetar.

   "Cepat!"

   "A-aku di dalam Lisa. Masuklah!"

Anna sebenarnya tak mau melakukan hal ini, tetapi dia sadar bahwa dia ataupun Lisa tidak bisa lolos darinya.

Lisa segera membuka pintu kamar, di sana dia terkejut mendapati Anna yang sangat berantakan. Dengan cepat, gadis itu menghampiri temannya tersebut.

   "Ya ampun, apa yang terjadi padamu?" tanya Lisa bingung dan membantunya untuk duduk di kasur.

Anna merasa lega sekarang, sosok itu sudah pergi sejak pintunya terbuka. Namun, rasa leganya itu tidak berlangsung lama ketika sebuah gigitan menancap di lehernya. Lisa terkejut, begitu juga dengan gadis di depannya.

Mata itu menyala menatap Lisa, hingga ia pingsan tak sadarkan diri, sementara Anna mati kehabisan darah.

Keesokan harinya, Lisa terbangun dan sudah berada di dalam kamarnya. Dia segera berdiri dan terdiam sejenak.

   "Itu hanya mimpi atau memang kenyataan?"

   "Terus, bagaimana caranya aku bisa ada di kamar?"

Karena merasa sedikit lelah, Lisa segera mandi untuk berangkat ke sekolah. Saat melewati rumah Anna, ia melihat jendela kamar Anna masih tertutup, tetapi pintu depan sudah terbuka.

Tanpa pikir panjang, Lisa berlari masuk ke rumah itu sembari memanggil nama temannya. Hingga sampailah dia di kamar, mendapati tubuh Anna yang sudah kaku.

Lisa tersentak hingga kedua lututnya lemas, dia menangis melihat mayat temannya yang sudah kehabisan darah dengan bekas gigitan di lehernya.

Dengan tubuh yang sedikit lemas, ia menelpon polisi dan orang tua Anna. Suasana rumah saat itu menjadi muram, kesedihan menyelimuti tempat tersebut.

Lisa dimintai keterangan tentang kejadian yang menimpa Anna. Ia menjelaskan semuanya yang di ingat. Polisi pun mengangguk mengerti, menurut mereka kejadian seperti ini sungguh di luar akal sehat manusia.

Para vampir sudah mulai membuat onar dan mencari mangsa mereka ketika sedang sendirian. Dengan media yang terus berdatangan, polisi memberitahukan kepada warga Amerika untuk tidak berjalan seorang diri, entah siang ataupun malam.

Lisa hari ini absen sekolah, guru dan teman-temannya ikut prihatin atas kejadian yang menimpa teman dekatnya itu. Gadis itu duduk di sofa dan menenangkan ibunya Anna.

   "Bibi yang sabar, doakan agar Anna tenang di sana."

Wanita paruh baya itu hanya menangis dengan sesekali menceritakan tentang masa kecil Anna. Ia amat terpukul kehilangan anak semata wayangnya.

Semalam Lisa ingin sekali mengetahui pelaku di balik kejadian ini, tetapi suasana di kamar Anna saat itu sedang gelap. Hanya ada cahaya rembulan dan kilatan di langit.

Namun, cahaya dari mata si pelaku menurutnya tak asing. Itu berwarna ungu ke merah mudaan, atau merah muda ke unguan.

Di sisi lain, Arthur pun absen dari sekolah membuat Sarah jadi berpikiran yang tidak-tidak.

   "Jangan-jangan Arthur juga jadi korban dari kejadian ini?"

Bahu Sarah segera di dorong oleh Kris, pasalnya Arthur sudah memberi kabar padanya bahwa dia sedang tak enak badan.

Bagaimana bisa Arthur memiliki nomornya Kris? Tentu saja bisa. Dia memintanya saat Lisa berada di perpustakaan.

THE NIGHT CREATURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang